Happy Reading 📖
•••One year later....
Australia📍
City of Melbourne, VictoriaGedung-gedung tinggi diperindah dengan cahaya lampu yang meneranginya, di bawah sinar rembulan, tepatnya di jalanan yang sepi. Seorang perempuan berambut coklat berjalan gontai menyusuri aspal.
Jalanan yang di terangi lampu jalan menambah pencahayaan lebih terang. Angin malam yang cukup dingin menyapu kulit putih pucat membuat sang empu memeluk dirinya dengan tangannya sendiri guna memberi kehangatan.
"Fyuh...." Helaan napas keluar dengan berat, menjelaskan betapa lelahnya dia.
"Rasanya baru beberapa bulan lalu aku masih merasakan berpergian menggunakan mobil-mobil mewah. Sekarang aku harus jalan kaki? Dengan tampilan seperti gembel dan membawa koper di tambah rambut digelung asal," monolog Grina meratapi nasibnya, mata cantik dengan bulu mata lentik alami itu menatap bulan dengan sorot penuh harapan.
"Sudah seperti pembantu saja aku ini," keluhnya, lagi dan lagi.
"Cih, begini kah rasanya hidup tanpa di peluk kekayaan?"
Batu kerikil yang ditendang menggunakan ujung sandal jepit Grina berkali-kali itu, akhirnya berhenti. Bertepatan dengan datangnya mobil Mercedes Benz g63 hitam dengan gradasi biru tua yang menambah kesan mahal.
Begitu berani Grina berlari ke tengah-tengah jalan, lalu merentangkan kedua tangannya dan melambai-lambai.
Pengendara mobil lantas menginjak pedal rem dengan tergopoh-gopoh. Suara decitan dari ban mobil dan aspal yang bergesekan terdengar nyaring.
Melihat aksinya berhasil, Grina pun berjalan menghampiri sisi pengemudi, dia ketuk kaca mobilnya dan tak lupa senyum manis penuh harapan dia tampilkan selebar yang dia bisa.
"Please help me!"
Pengemudi yang merupakan seorang pria itu menaikan alisnya, mengamati gadis yang memasang wajah manis, namun penampilannya sedikit kucel. Darka, pria dengan mata yang terlihat memerah itu menatap lamat Grina.
"Kau mabuk? Apa kau mendengar ku?" Tanya Grina dengan penasaran, perempuan itu memajukan wajahnya hingga masuk sedikit melewati jendela mobil.
Gelengan kecil Darka buat, disusul senyum tipis yang mengembang. "Haram bagiku menyentuh alkohol atau bahkan sekedar merokok," tuturnya pelan.
"Kau yakin mau ikut dengan ku?" Darka tanya untuk memastikan.
Dengan antusias perempuan dengan piyama panjang biru dengan motif awan dan pelangi yang dipakainya itu, mengangguk cepat. "Of course, I'm certain!" Serunya, langsung dia berjalan mengambil dua kopernya.
Darka pun turun, dia berjalan ke belakang, dia buka bagasi mobil untuk Grina menaruh barang-barangnya.
Nyamannya mobil mahal, membuat perempuan berambut coklat pekat yang tampaknya sangat lelah itu, kini memejamkan matanya dan tertidur di kursi belakang.
Wajah cantiknya tampak damai. Fokus sang pengemudi agaknya sedikit terganggu, sebab beberapa kali selalu melirik cermin untuk memandangi wajah cantik yang terlihat polos itu.
Kau akhirnya datang sendiri. Maaf aku membuat semua usahamu hancur, aku akan menggantinya dengan yang lebih baik, Sweetie. Darka membatin sambil melirik kaca spion di atas depan untuk menatap Grina.
Kehancuran finansial Grina, sepertinya Darka penyebabnya.
Mobil melaju kencang bak angin yang berhembus. Mengantuk, lelah, dan sedikit stres membuat mata dengan manik coklat terang itu memerah Darka memang bergelimang harta, tapi bukan berarti dia tidak bekerja keras untuk mendapatkan semua hal yang dia punya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grina, I'm Obsessed With You
Romance"Dan dia tidur sekamar dengan ku? Ya tuhan, aku masih utuh, kan?" Grina raba-raba tubuhnya dan dilanjut menatap pantulannya di cermin dari atas sampai bawah. Jujur, Grina jijik jika memikirkan hal-hal yang negatif itu. Tidak ini bukan bercanda atau...