"Dan dia tidur sekamar dengan ku? Ya tuhan, aku masih utuh, kan?" Grina raba-raba tubuhnya dan dilanjut menatap pantulannya di cermin dari atas sampai bawah. Jujur, Grina jijik jika memikirkan hal-hal yang negatif itu.
Tidak ini bukan bercanda atau...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SORRY FOR TYPO 🤍 •••
Sebuah Mansion classic berdiri kokoh di pesisir suatu pantai, malam yang semakin sunyi membuat aura tak nyaman sangat terasa untuk Grina nan tak suka kesepian dan kesunyian.
Jari-jari tangan seorang pria memainkan bolpoin, memutarnya ke sela-sela jari seblum menaruhnya ke atas meja kayu hingga menimbulkan bunyi.
"Welcome back for you my daughter!" seru Wrima yang langsung berdiri dari kursi kerja pribadinya dan langsung menyambut pelukan Grina.
Tak berlama-lama pelukan itu terlepas, tatapan tulus dan santai keduanya berubah secara berbarengan menatap satu sama lain dengan serius.
Di ruang pribadi milik Wrima yang berada di dalam Mansion megah, mengusung konsep classic, kursi kebanggaan bagi Wrima sudah dia duduki kembali sekarang. Pakaian santai yang membalut tubuh kekarnya tidak mengurangi sedikit pun kewibawaannya.
Begitu pula dengan Grina, duduk di kursi yang berada di sebrang meja. Dua manusia yang digadang-gadang telah mencapai puncak kejayaan satu tahun lalu hingga sekarang.
Grina dengan otak dan pola pikir duplikat dari Wrima dan Wrima yang hampir kalah dengan pola pikir putrinya sendiri. Mereka bersatu, uang mereka menjadi satu ... satu miliar euro lebih.
"Ayah ingin mengingatkan, cepat ambil hatinya lalu nyawanya. Sebelum kau yang menjadi korban untuk kedua atau ketiga kalinya," ucap pria itu menatap iris mata putrinya yang mirip sekali dengan sang almarhum ibunda Grina, istri orang lain.
Kekehan remeh keluar dari mulut Grina. "Perhatikan aku ayah. I'm Grina, perempuan yang bisa memainkan apa saja dengan tangan berjari-jemari lentiknya atau dengan mulutnya yang terlihat cantik tapi, beracun." Grina berujar dengan penuh ambisi di dalam kalimatnya.
Jika, dicerna kalimat Grina ini muncul berawal dari pria yang hampir melakukan hal tidak berperikemanusiaan padanya satu tahun lalu. Dimana pria itu memegang tangannya dan berkata bahwa, dia bisa memainkan senjata lebih dari pistol bahkan, bermain dengan mulutnya.
Grina selalu menyerap informasi dari sekelilingnya yang bahkan orang-orang mungkin tak menganggap hal-hal itu penting. Nyatanya, sesuatu yang diserap, disaring, lalu ditelan matang-matang itu sangat berguna untuk bertahan hidup kedepannya.
"Aku takkan mati konyol karena rencana ku sendiri. Lagi pula dendamku pada Mr. Vecchio masih ada," lanjut Grina, perempuan itu tak memberi sela saat ayahnya menarik napas hendak mengatakan sesuatu.
"Pada intinya, aku bisa menggunakan uang, informasi, serta kelemahan Darka Xion Vecchio. Atas semua yang aku punya kekuasaan, kepopuleran, dan kekayaan semuanya itu bisa ku mainkan dengan mulut serta tanganku, Ayah," sambungnya yang berhasil membuat Wrima benar-benar merasa berhasil mendidik putrinya.
•••
"Halo, ini dengan siapa?" tanya Grina kepada peneleponnya. Grina sibuk bersantai dikediaman ayahnya dan sekarang ketenangannya di ganggu oleh panggilan dari nomor tidak dikenal.