Happy Reading 📖
•••Meja persegi panjang dengan kaca di atasnya, dilengkapi alas berwarna cream dan keemasan di pinggirnya, kini sudah dipenuhi oleh berbagai macam makanan dan minuman yang disajikan untuk sarapan keluarga kecil Nexan Drio Vecchio.
Sementara para pelayan tengah menyiapkan makanan inti di tiga piring majikan mereka, Darka sebagai putra tunggal dari Nexan dan Caira hanya terdiam bagai patung batu.
Diamnya merupakan dampak dari rasa rindu pada gadis yang kemarin malam sempat dia tahan untuk tetap bersamanya, kini dia hanya bisa memendamnya kembali seperti sedia kala.
Melihat wajah gelisah Darka, membuat Caira mengernyit bingung. Seorang ibu tentu mengerti jikalau ada sesuatu yang berbeda dari anaknya, bahkan bisa tahu bahwa anaknya sedang merasakan sesuatu yang mengganjal di hati.
Nurani seorang ibu tidak main-main jikalau ibu itu juga menjalin hubungan hati, jiwa, dan fisik dengan buah hati mereka sejak bayi dengan cara yang tepat.
"Kemana saja kau kemarin malam? Bukankah seharusnya kamu pulang ke mansion?" Dua pertanyaan yang dilontarkan Nexan—pria Berusia 51 tahun yang masih terlihat gagah dan tampan, tapi sebagai mana manusia normal, dia tetep memiliki kerutan di kulitnya.
Ayah dari seorang Darka Xion Vecchio, semilir berita masih sering terdengar tentangnya. Tentang Nexan yang pernah membunuh seseorang demi menyelamatkan putra semata wayangnya.
Sampai saat ini belum ada kasus pembunuhan yang dulunya sangat sering dilakukan oleh pria-pria ber-trah Vecchio.
Kebetulan setiap keturunan Vecchio selalu menghasilkan seorang putra dan mungkin saja, jika ada sejarah baru di mana ada putri kecil yang lahir dari trah mereka, dipastikan akan menjadi aset paling berharga dalam lingkup keluarganya.
Darka menatap mata ayahnya yang sama persis dengan matanya, bagaikan pinang di
belah dua, dia begitu mirip dengan sang ayah. Gen Nexan menang mengalahkan gen dari Caira, kini menghasilkan pria tampan nan gagah bernama Darka."Maaf, Dad. Aku hanya membuat seseorang mendapatkan masalah," jawab Darka, dia putar-putar pisau makan digenggamnya dia mainkan sembari menunggu daging yang dia inginkan disajikan.
"Kau membuat seseorang masuk rumah sakit? Atau masuk liang lahat?" Caira bertanya, terangkat naik alisnya, sedikit menggoda dan bercanda pada putranya.
Mulut Caira mengunyah roti panggang yang sudah dipotong kecil-kecil olehnya menggunakan pisau makan.
Duduk bak permaisuri raja, tegap nan anggun, menumpukan satu kakinya pada paha kaki yang lain, lalu merapatkannya. Itulah salah satu syarat untuk bisa memiliki nama trah Vecchio di belakang nama panjangnya. Cantik, anggun, dan tidak takut peluru.
Syarat terakhir memang tidak masuk akal. Kendati begitu, Nexan benar-benar siap memasukan berbutir-butir peluru ke otak Caira kalau-kalau mereka sedang bertengkar.
Tetapi, jika si wanita bisa menguasai pistol, pasti akan membalas perlakuan suaminya. Pasangan gila, tapi itulah kenyataannya.
Dirasa hampir tersedak sesuap daging yang baru masuk ke mulutnya, Darka lantas meminum air mineral dengan tenang.
Sekiranya cukup, dia mengelap air di bibirnya, lalu dia tertawa dan menggelengkan kepalanya samar. Sungguh lucu candaan tak jelas dari sang ibunda.
Lucu tak lucu, Darka akan tetap tertawa, daripada merusak mood ibunya, jika sampai tidak dia tanggapi.
"Aku hanya menjalankan misi dan itu berhasil dijalankan," akunya dengan suara berat khas pagi hari yang membuat pelayan-pelayan wanita di sisi mereka hampir tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grina, I'm Obsessed With You
Romance"Dan dia tidur sekamar dengan ku? Ya tuhan, aku masih utuh, kan?" Grina raba-raba tubuhnya dan dilanjut menatap pantulannya di cermin dari atas sampai bawah. Jujur, Grina jijik jika memikirkan hal-hal yang negatif itu. Tidak ini bukan bercanda atau...