Bab XV

4 1 0
                                    

Calvin dan Fira berdiri dengan perasaan kosong, seolah jiwa mereka lepas dari tubuh. Mereka mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi dengan borgol melingkar di pergelangan tangan masing-masing.

“Kakaknya pacaran?”

Pertanyaan dari staf membuat mereka berdua kebingungan. Saling berpandangan satu sama lain, tidak tahu harus menjawab apa. Awalnya Fira hendak menyangkal pertanyaan tersebut, tetapi Calvin dengan cepat menyerobot.

“Iya, pacaran.”

Wajah staf berubah cerah. “Pas banget, ini, Kak. Kebetulan kita ada event untuk para pasangan yang datang ke sini.”

Fira sekilas melirik Calvin. Kenapa orang ini malah mengiyakan pertanyaan staf kalau mereka pasangan kekasih? Pemuda ini sama sekali tidak bisa ditebak.

“Kayak gimana, itu, Kak?”

“Jadi kita ada tantangan untuk kalian, ini. Para pasangan akan diminta untuk pergi ke stand yang sudah kami siapkan dan bermain game di sana. Akan ada lima stand, kalian bisa dapat hadiah tergantung dari jumlah kemenangan kalian.”

Rasa ketertarikan mengobar di hati Fira. Padahal dia tidak begitu tertarik dengan event kekasih ini. Setelah mendengar akan ada hadiah, magnet serasa tumbuh di tubuh Fira. Di sisi lain, Calvin pun merasa tertantang oleh adanya permainan ini.

Baguslah dia mengiyakan kalau mereka sepasang kekasih.

“Jadi, kalian terima tantangannya? Cocok buat sepasang kekasih untuk menguatkan hubungan dan perasaan, loh.”

“Boleh, deh, Kak.”

Staf tersenyum lebar. “Oke! Sebagai bukti kalian mengikuti event, kalian akan memakai borgol ini, ya. Selamat berjuang!”

Calvin menatap ke brosur yang diberikan staf tadi. “Mau ke mana dulu? Ini di brosurnya gak harus berurutan.”

“Coba liat.” Fira mendekatkan kepada Calvin dan melihat ke arah brosur. Terdapat 5 stand yang dipencar di berbagai sudut. Fira mencoba mencari satu stand yang lebih dekat dengan posisi mereka sekarang.

Fira menunjuk ke satu titik. “Ke sini dulu gimana?”

“Boleh.”

Sebelum Calvin tersadar, dirinya hampir terjatuh karena tarikan mendadak dari Fira. Borgol yang menyatukan kedua tangan mereka membuat susah untuk bergerak bebas.

Calvin menghela napas. “Sabar, inget tanganmu diborgol sama tanganku.”

“Oh iya, aku lupa.”

Sampai di stand pertama, beberapa pasangan yang tengah dalam misi yang sama juga sudah berkumpul. Bisa dilihat dari tangan mereka diborgol. Permainan di stand yang pertama dipilih mereka tergolong mudah. Ketika staf menyebutkan dua pilihan, pasangan secara bersamaan akan menyebutkan satu pilihan. Jika pilihan mereka sama, maka mereka menang. Permainan akan berlangsung selama tiga ronde.

“Kakak-kakak siap?” tanya staf penuh keceriaan, menantikan keseruan permainan yang akan berlangsung.

Calvin dan Fira mengangguk kompak. Mereka diarahkan duduk di hadapan staf. Jantung yang berdegup kencang membuat mereka gugup. Fira sedikit takut bila dia tidak bisa menjawab pilihan yang sama dengan Calvin.

Namun, permainan ini mengandalkan kerja sama dan hubungan yang kuat. Mereka bukan sepasang kekasih, bagaimana mungkin mereka akan memenangkan ini? Fira mendengus, pesimis akan kenyataan yang akan datang.

“Oke, aku bakal kasih tau pilihannya, setelah aba-aba kakak bisa menyebutkan pilihannya secara bersamaan. Siap, ya.”

“Pilih satu dari dua! Pantai atau gunung. Jawab secara bersamaan.” Setelah staf memberikan aba-aba, Calvin dan Fira kompak menyebutkan pantai sebagai pilihan mereka. Si gadis menghela napas lega. Ternyata permainan ini tidak begitu buruk dimainkan. Ini untuk menguji seberapa besar hubungan antar pemain. Pemain yang bersangkutan bisa saja sepasang kekasih, keluarga, atau teman terdekat.

[END] Aimi, Unmei no Akai ItoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang