“Mari kita sambut Pewaris Tunggal dari Unite Group. Ms Jennie Kim.”
Aula itu menjadi gempar dengan suara sorak sorai tepuk tangan yang sangat meriah.
Pewaris tunggal yang di maksud pun berjalan naik ke atas panggung dengan sangat anggun. Senyum manisnya tidak luntur bahkan disaat dia sudah berdiri menghadap para tamu.
Titik pandangnya ke satu arah, bukan kepada seseorang yang dewasa—tapi kepada seorang anak kecil satu-satunya yang berada di acara tersebut. Dan tatapannya itu membuat hampir semua orang juga melihat ke arah pandang Pewaris Tunggal tersebut.
“Haii Princess Manobal. Jika kau berkenan, kau boleh menemaniku disini.”
Sudah jelas skali kalau yang dia maksud adalah Putri kecil Lalisa Manobal. Darimana Jennie tahu nama belakangnya? Karena meja itu memiliki identitasnya di atas meja.
Sementara Clara yang mendengar itu, langsung menatap ayahnya. Dia merasa malu menjadi pusat perhatian, tapi Lisa mengangguk kecil padanya. Akhirnya dengan wajah yang malu-malu, Clara segera turun dari kursinya lalu berjalan menuju panggung yang ada Jennie disana.
Suara tepuk tangan semua tamu menjadi soundtrack langkah kaki Clara. Bahkan Jennie menyambutnya di depan tangga, mengulurkan tangannya untuk di pegang oleh Clara.
Dengan masih malu-malu, Clara memegang tangan Jennie dan mereka kembali berjalan ke depan mic.
“Aku sedikit terkejut saat melihat kehadiran Gadis Kecil ini. Siapa namamu Sayang?” Tanya Jennie menunduk menatap Clara.
Yang di tanya memberikan senyum malu-malu membuat Ayahnya terkekeh di bawah sana.
“Clara, Clara Manobal.” Jawabnya menatap Jennie dengan berbinar.
Yang Jennie lakukan selanjutnya membuat Clara semakin memerah malu, wanita cantik nan seksi itu menunduk lalu mengecup keningnya dengan lembut.
“Kau sangat cantik Clara. Aku merasa iri dengan itu.” Ungkapan Jennie membuat Clara terkekeh.
“Bahkan aku sangat terpesona dengan kecantikanmu Aunty. Di seluruh tempat ini, hanya Aunty yang paling cantik, tubuh Aunty juga sangat seksi.” Jawab Clara dengan semangat membuat seluruh tamu tertawa.
Tapi Jennie merasa bangga dengan pujian itu, bahkan anak kecil mengakui kalau dia memang seksi.
“Terima kasih Princess…”
Jeda Jennie lalu kembali menatap ke para tamu, tatapannya langsung berubah menjadi serius membuat tempat itu seketika hening.
“...ketika aku berada di Paris, Ibuku selalu menerorku untuk kembali ke South Korea. Dia selalu mengeluh dengan alasan dia butuh istirahat untuk menjelang masa tuanya—”
Semua tamu terkekeh!!!
“...disinilah aku, berdiri di depan kalian semua sebagai pengganti Ibuku. Aku sengaja meminta gadis kecil ini untuk menemaniku agar kalian semua bisa menatapnya dengan baik. Perusahaan-perusahaan yang di jalankan oleh kita, semua itu bisa menjadi jawaban untuk mereka…”
“...kita tidak bisa manja, kita tidak bisa teledor dengan setiap keputusan kita. Kita juga harus memperhatikan setiap anak kecil di negara ini, karena mereka-lah yang akan menjadi jawaban untuk semua kerja keras kita bersama, mereka-lah yang akan meneruskan apa yang kita mulai…”
“...Unite Group adalah induk bagi semua perusahaan yang berada di dalamnya, sebagai pemimpin baru—aku tidak akan mengganggu setiap peraturan yang sudah ada, mungkin aku hanya akan berikan sedikit sentuhan untuk lebih modern lagi. Terima kasih untuk setiap kepercayaan kalian padaku, meskipun aku masih muda—tapi jangan pernah meremehkan kemampuan anak muda, karena mereka bisa lebih gila dalam hal perubahan menjadi lebih baik…”
KAMU SEDANG MEMBACA
Classy Bitch (JENLISA)
ФэнтезиWARNING 21+++++. . . . -Cintaku semanis Madu, seputih Salju, Selembut Lenan Halus. Dan semua itu hanya milik satu Nama: Lalisa Manobal.- Jennie Ruby Jane.