WARNING: 21++
___________________Saat ini Jenlisa sudah masuk ke dalam rumah yang disiapkan oleh Lisa. Bahkan keduanya saat ini sudah berada di dalam kamar utama.
Jennie berdiri menatap sekeliling ruangan itu dengan takjub, diatas ranjang ada kelopak bunga mawar merah yg bertaburan memenuhi ranjang tersebut. Jennie merasa dejavu, mereka seperti pengantin baru.
Jennie tersenyum saat dia merasakan pelukan dari belakang, dengan penuh dia menyandarkan dirinya ke tubuh Lisa dengan nyaman.
“Apakah kau menyukainya?” Tanya Lisa berbisik tepat di telinga Jennie.
“Aku sangat menyukainya. Terima kasih Lili.”
Lisa merasa puas dengan jawaban ini, dia pun melonggarkan pelukannya lalu membuka jas yang dia kenakan. Setelah itu dia juga membuka kemejanya menyisahkan tshirt tipis yang berwarna putih lalu membawa Jennie duduk di sofa. Posisi Jennie saat ini adalah tempat favoritnya.
Pangkuan Lisa.
“Aku harap kau tidak memiliki kesibukan lain hari ini.” Kata Lisa menatap Jennie dengan kelembutan.
Wanita itu mengangguk tanpa beban. Bagaimana dia bisa sibuk hari ini kalau pekerjaannya sudah diserahkan kepada Irene? Jennie Kim sangat picik!!!
Dia pun menunduk lalu meraup bibir Lisa begitu saja, ciuman mereka awalnya lembut hingga berubah menjadi sangat intens dan berantakan.
Dalam kondisi berciuman, tangan Lisa bekerja untuk menurunkan resleting yang berada di belakang punggung milik Jennie, dan dengan mudah menurunkan gaun perak tersebut hingga tubuh bagian atas dari Jennie terekspos indah di matanya.
“Aku tidak bisa menahan diri lebih lama lagi, aku menginginkanmu Nini.” Ungkap Lisa.
Jennie tidak menolak, dia mengangguk untuk itu. Lisa pun mengecup ringan bahu Jennie dengan tangannya yang membuka kancing bra, tidak berlangsung lama—bra itu terlempar entah kemana.
Lisa dengan enteng menggendong Jennie, meletakkannya dengan lembut di atas ranjang yang penuh kelopak bunga mawar, lalu membuka seluruh kain yang berada di tubuh Jennie hingga telanjang.
Dengan mata yang ganas penuh hasrat, Lisa juga menelanjangi dirinya sendiri. Wajah Jennie memerah saat dia melihat untuk pertama kalinya pusaka kebanggaan milik Lalisa Manobal.
Dia mulai ragu saat melihat bentuk dan ukurannya: Apakah penis ini akan muat di bawah sana? Jennie meringis di dalam dengan pertanyaan itu.
Lisa tidak memberikan banyak waktu untuk Jennie menikmati apa yang dia lihat saat Lisa menunduk lalu membawa salah satu puting yang mencuat itu ke dalam mulutnya.
Dada Jennie langsung membusung tinggi, desahannya lolos, dan Lisa menyukai semua respon ini.
“Lidahmu enak skali Lisa.” Erangan pujian itu seperti melodi yang indah untuk Lisa.
Pria itu dengan semangat menikmati kedua payudara Jennie secara bergantian, erangan Jennie tidak bisa berhenti meskipun hanya sejenak—Lisa semakin menurunkan kecupannya ke perut Jennie membuat wanita itu dengan reflek membuka kedua pahanya selebar yang dia bisa.
“Sstt, vaginamu harum skali.”
Giliran Lisa yang memuji saat dia meletakkan hidungnya di klitoris milik Jennie, lalu menghirupnya dengan senang hati. Tentu saja Jennie tersendak, Lisa adalah pria pertama yang melihat bahkan menyentuh area pribadinya tersebut.
“Please…”
Lisa mengerti dengan permohonan itu, dia mulai menjulurkan lidahnya tepat di lubang masuk milik Jennie, lalu menyeret lidahnya dengan lembut hingga mencapai klitoris Jennie yang sudah bengkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Classy Bitch (JENLISA)
FantasyWARNING 21+++++. . . . -Cintaku semanis Madu, seputih Salju, Selembut Lenan Halus. Dan semua itu hanya milik satu Nama: Lalisa Manobal.- Jennie Ruby Jane.