Classy Bitch 25

5.1K 592 3
                                    

Kim’s Mansion.

Saat ini di dining room, Jennie sedang melihat anaknya makan. Setibanya mereka di mansion, Clara mengeluh lapar.

Jennie masih tidak percaya untuk kehidupannya yang sekarang. Dia hanya memiliki harapan untuk diterima oleh Lisa, siapa sangka putri dari pria tersebut mencintainya lebih dulu.

Kring! Kring! Kring!

Lamunan itu terganggu oleh ponselnya yang berdering. Lalisa meneleponnya.

“Haii sayang.” 

Clara tersenyum mendengar bagaimana Jennie menyapa Ayahnya. Itu terdengar sangat hangat di hatinya.

“Hai sayang. Dimana kau sekarang? Sudah selesai menjemput Princess?” 

Hati kecil itu juga hampir menangis saat mendengar bagaimana nada Ayahnya. Selama dia hidup sebelum mengenal Jennie, dia tidak pernah mendengar atau melihat Ayahnya yang di perlakukan sangat berharga seperti ini. Tidak pernah.

“Kita berdua sudah berada di Mansion Eomma. Sekarang Princess lagi makan. Bagaimana denganmu Lili? Kau sudah makan siang?” 

Serasa dunia milik berdua dan Clara hanya penonton!!!

“Sudah Nini, aku sudah makan. 10 menit lagi aku akan ada metting penting. Jangan terlalu lelah, hm? Titipkan salam cintaku untuk putri kita. Aku mencintaimu.” 

Jennie mengangguk lembut, “Semangat Daddy, we love you the most.”

Panggilan itu berakhir dengan Jennie yang menatap layar ponselnya dengan wajah yang memerah bahagia.

“Mendengar kalian berdua seperti ini rasanya sangat cukup.” 

Mendengar itu Jennie langsung menatapnya penuh cinta—

“Terima kasih Princess. Restumu yang membuat kita bisa bahagia seperti ini.” 

_____

Selesai temani Clara makan, Jennie sekalian menemani Clara mandi dan sekarang gadis kecil itu sedang istirahat di kamarnya. Sekarang giliran Jennie untuk pergi menemui Nyonya Kim di ruang kerja.

Saat membuka pintu, Jennie melihat ibunya sedang duduk bermain dengan macbook, ekspresi itu serius dan Jennie tidak terlalu peduli—dia sangat penasaran tentang informasi yang akan Nyonya Kim bagikan untuknya.

Tanpa basa basi Jennie langsung datang pada intinya berada disini, Nyonya Kim yang mendengar nada tidak sabar hanya bisa terkikih.

“Aku punya syarat yang bagus Jennie. Jika kau setuju maka apa saja yang kau butuhkan, aku siap.” Itu jawaban Nyonya Kim.

Jennie menatap ibunya dengan senyum geli. Dia berpikir, padahal kalau ibunya menginginkan sesuatu, bisa tinggal katakan dan dia akan melakukannya. Kenapa harus seperti ini? Apakah syarat itu membuat ibunya tidak percaya diri?

“Lanjutkan Eomma.” 

Ruangan itu menjadi sunyi ketika Nyonya Kim berdiri menatap jauh keluar jendela. Sepertinya syarat itu sangat berat sehingga ibunya tidak langsung menjawab—Jennie mengerutkan keningnya ketika mendengar desahan putus asa.

“Apa pendapatmu jika aku ingin kembali dengan Ayahmu?” 

Mendengar ini, mata indahnya terbuka lebar. 

“Tolong katakan sekali lagi, mungkin beberapa detik yang lalu aku mengalami gangguan pendengaran.” Tuntut Jennie dengan perlahan berdiri mengikuti ibunya.

Classy Bitch (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang