JL Mansion.
07:00 pm.Saat ini Jenlisa dan Clara sedang melakukan makan malam.
Lisa memiliki rencana untuk memberitahu pada putrinya tentang status rumah tangganya hari ini. Dia tidak mau menunda terlalu lama apalagi kalau nantinya Clara mendengar dari orang lain.
Selesai makan malam, Ahjumma membersihkan meja dan membawa makanan penutup, mereka bertiga benar-benar terlihat seperti keluarga sungguhan. Jangan lupa, bahkan Jennie dan Lisa belum berada di posisi sepasang kekasih.
Tanpa sadar bagi keduanya, status itu tidak penting.
“Princess, Daddy akan menunjukkan sesuatu padamu.”
Tidak mau berlama-lama, Lisa segera memberikan ponselnya pada Clara. Setidaknya Clara bisa membacanya, gadis kecil itu juga pintar—dia pasti mengerti isinya.
Diluar dugaan Jenlisa akan reaksi Clara, dia hanya baca sebentar lalu meletakkan ponselnya begitu saja di atas meja makan. Saat tatapannya bertemu dengan Lisa, pria itu sedikit tersendak.
Tapi—
“Seharusnya itu terjadi sejak lama. Daddy dan aku terlalu menderita, aku benar-benar merasa kosong untuk peran ibu dalam hidupku. Untung saja Mommy datang dan mengambil alih posisinya. Aku bersyukur.” Itulah perkataan Clara.
Tapi Jenlisa tahu, gadis kecil yang hebat ini sangat berusaha keras untuk menutupi kerapuhannya, itu tidak bertahan lama saat beberapa detik kemudian suara tangisannya terdengar pelan.
Jennie langsung mengambil alih untuk berdiri di sampingnya, memeluknya, dan berikan dukungan yang dia bisa. Dia pernah berada di posisi ini, orangtuanya bercerai tepat saat usianya 10 tahun.
“Maafkan aku, aku pikir—aku bisa mengatasinya.”
Karena Jennie sudah mengambil alih, yang bisa Lisa lakukan hanya menunduk. Dia terluka kalau melihat putrinya seperti ini. Dia salah menilai, dia sempat berpikir kalau Clara akan baik-baik saja.
Seburuk apapun sebuah rumah tangga, yang namanya perceraian pasti menghancurkan hati seorang anak.
Semoga Jennie dan Lisa bisa mengatasi masalah ini…
_____
Kejadian di living room tadi, membuat Jennie harus membawa Clara ke kamar tidurnya. Jennie mau berbicara berdua dengannya. Dia harus tahu apa yang Clara pikirkan, apa yang ada di hati Clara, dia mau tahu semuanya.
“Jika kau sudah siap untuk membicarakan apa saja yang kau rasakan dan pikirkan—beritahu Mommy, oke?” Kata Jennie dengan lembut mengelus kepala Clara.
Tangisan gadis kecil itu sudah berhenti, hanya saja wajahnya masih terlihat murung.
Menatap Jennie dengan sedih dia meminta, “Mommy pernah mengalami ini, jadi aku ingin dengar dari pandangan Mommy tentang perceraian Granma dan Granpa.”
Anak dari Lalisa Manobal ini sangat pintar. Usianya hampir mendekati 9 tahun jadi jangan heran kalau dia mengerti hal-hal macam ini. Bukan hanya Jennie yang memberitahu, Nyonya Kim juga menceritakan secara singkat bagaimana hubungannya bersama Ayah Jennie.
Permintaan ini membuat Jennie tersenyum kagum, dia tidak keberatan saat dia mulai bercerita:
“Saat kejadian itu terjadi aku masih berusia sekitar 10 tahun. Aku tidak mengerti banyak, yang aku tahu hanya—aku tidak bisa lagi melihat kedua orangtuaku di rumah yang sama…”
“...saat itu aku tidak mengerti kenapa mereka memutuskan untuk bercerai, aku sangat patah hati karena setiap kali aku pulang sekolah—aku tidak bisa bertemu dengan ayahku di rumah…”
KAMU SEDANG MEMBACA
Classy Bitch (JENLISA)
ФэнтезиWARNING 21+++++. . . . -Cintaku semanis Madu, seputih Salju, Selembut Lenan Halus. Dan semua itu hanya milik satu Nama: Lalisa Manobal.- Jennie Ruby Jane.