Waduh

531 79 4
                                    

Flashback

Setelah Wandra memarkirkan mobil milik Sandy di garasi kontrakan anehnya Sandy tidak langsung turun dan hanya diam saja dikursi penumpang disamping Wandra

"Ga turun lo?" tanya Wandra bingung

"Wan siniin kuncinya" pinta Sandy

"Lah mau kemana lagi anjir?"

"Ada urusan penting Wan"

Wandra yang tidak paham urusan apa yang dimaksud akhirnya memberikan kunci mobil Sandy pada pemiliknya lalu turun dari dalam mobil

"Hati-hati" ucap Wandra lalu masuk ke dalam rumah sedangkan Sandy mengeluarkan kembali mobilnya dari dalam garasi lalu menjalankan mobilnya ntah kemana

Kampus

Sandy memberhentikan mobilnya diparkiran utama kampus lalu keluar dari mobil sambil membawa bento yang ia beli dijalan dan juga plastik yang berisikan obat, kakinya melangkah dengan cepat ke unit kesehatan tempat Irenia dibawa tadi

Didepan unit kesehatan Sandy hanya diam saja, tangannya seakan kaku karena tidak bisa membuka handle pintu yang berada didepannya

Hingga akhirnya dari dalam unit kesehatan keluar dua orang perempuan yang membuat Sandy sedikit menggeser tubuhnya. Sandy yakin bahwa kedua orang itu baru saja menjenguk Irenia dan Sandy yakin mereka berdua bagian dari panitia sebab baju yang mereka pakai sama seperti yang Irenia pakai

"Irenia emang gabisa banget jauh dari Surya mantannya"

"Iya gue lihat juga gitu, apa lagi mereka berdua di divisi yang sama"

"Eh lo tadi lihat ga sih tatapan khawatir nya Surya pas nungguin Irenia disamping bed?"

"Kalo kata gue sih ngapain putus ya kalo sama-sama masih sayang"

"Anjir gue juga mikirnya begitu"

"Susah sih kalo putus tapi masih saling sayang"

"Iya anjir gue kasihan banget sama pdkt an nya si Irenia, kira-kira dia tau ngga ya kalo Irenia masih belum bisa lepas dari Surya"

"Kalo kata gue kaya nya sih gatau, ah udahlah ayo kita balik ke lapangan lagi sebelum kak Indra marahin kita"

Setelah kedua orang itu pergi, pintu kembali terbuka menampilkan Surya yang baru saja akan keluar dari unit kesehatan

"Lho Sandy kenapa ngga masuk, Irenia didalem masih belum sadar temenin gih"

"Gausah kak, ini Sandy titip ini aja buat kak Irenia" ucap Sandy sambil memberikan barang bawaannya tadi pada Surya

"Bener gamau masuk dulu?"

"Ngga kak titip salam aja ya kak buat kak Irenia semoga cepet sembuh, kalo gitu saya langsung pamit kak, mari kak"

"Iya San, hati-hati ya"

Setelah Sandy pergi, Surya kembali lagi ke dalam unit kesehatan menaruh bento serta plastik yang berisi obat yang dibawakan oleh Sandy tadi di nakas samping Irenia dirawat

"Nghh"

"Ren akhirnya bangun juga"

"Dimana gue?" tanya Irenia bingung sambil melihat kearah sekitar

"Lo di unit kesehatan"

"Kok gue bisa ada disini?"

"Kepala lo tadi kena bola kenceng banget sampe akhirnya lo pingsan terus gue bopong kesini deh. Anjir Ren jangan bilang lo amnesia?" panik Surya

plakk

Tangan Irenia bergerak untuk menabok lengan Surya kencang "Omongan lo dijaga"

"Aduh anjir sakit amat, udah sembuh ini mah tabokan lo aja sampe ngebekas merah ini ditangan gue" eluh Surya sambil mengusap lengannya yang terasa panas akibat tabokan tadi

"Kok lo ga kerja sih?" tanya Irenia sewot karena melihat Surya yang duduk disampingnya

"Gimana gue mau kerja anjir orang lo nya aja pingsan ga sadar-sadar otomatis gue nungguin lo disini, lagian anak-anak yang lain pada sibuk juga sama jobdesk nya masing-masing" jelas Surya yang membuat Irenia paham

"Karena lo udah sadar, gue tinggal balik ke lapangan ya, lo gapapa kan sendiri?" tanya Surya yang diangguki oleh Irenia

Surya pun berjalan meninggalkan Irenia yang masih berbaring diatas kasur rawat, namun baru beberapa langkah Surya kembali berbalik kearah Irenia

"Apa lagi?" tanya Irenia sewot

"Tadi Sandy kesini nganter makanan sama obat, tuh gue taruh di nakas samping jangan lupa dimakan, tadi anaknya udah gue suruh masuk tapi dia nya nolak dan buru-buru pergi mungkin ada urusan yang lain oh iya anaknya juga titip pesen semoga lo cepet sembuh"

"Dah ya gue cabut, cepet sembuh lo"

"Btw makasih Sur"

"Ya"

Setelah Surya tak terlihat lagi, Irenia termenung memikirkan omongan Surya bahwa tadi Sandy datang. Mata nya melirik ke arah kotak bento dan juga plastik yang berisikan obat yang kata Surya pemberian dari Sandy

"Sandy tadi kesini?" batin Irenia

Kontrakan Pak Asep [SeulRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang