Rencana (3)

485 81 9
                                    

Seperti janji Bintang sebelumnya jika ingin membantu Irenia untuk meluruskan hubungannya dengan Sandy. Saat ini di kontrakan sudah berkumpul Bintang, Laras, Irenia, Jasmine, Jean, Luki, Amber, Jendra dan Wandra, sedangkan Sandy masih berada di kampus

"Rencananya apa Tang? kalo bisa yang masuk akal ya biar bolos gue hari ini ga sia-sia" ucap Luki memecah keheningan

Wandra yang duduk di sofa tepat di sebrang Irenia menatap orang tersebut dengan raut wajah tidak suka

"Lo sebenernya beneran suka ga sama sahabat gue...?" tanya Wandra tiba-tiba pada Irenia, sudah tidak ada lagi embel-embel 'kak' di kalimatnya yang membuat Jean yang duduk disampingnya menepuk lengannya pelan "Kamu yang sopan ngomongnya" bisik Jean

"...Gue kasih tau ya Irenia, kalo lo cuma mau main-main doang dan ga serius sama Sandy mending lo ngejauh deh"

Bintang yang merasa aura di ruang tengah mulai memanas akhirnya menyuruh Jean untuk membawa Wandra ke dalam kamarnya untuk menenangkan dirinya sebentar

Kamar Wandra

Saat sampai di kamar, Wandra duduk di tepi kasurnya sedangkan Jean berdiri menghadap Wandra dengan kedua tangannya menyilang didepan dada

"Kamu kenapa sih, bub" tegur Jean

"Aku cuma mastiin dia doang, sayang. Dia beneran serius ga sama Sandy"

"Ya tapi ucapan kamu ga seharusnya kaya gitu..."

"Kamu loh udah setuju sama omongannya Amber Bintang waktu dirumahnya Sandy, tapi kenapa sekarang malah kumat lagi"

Wandra hanya diam menundukkan kepalanya tidak berani menatap Jean yang sedang marah padanya. Jean yang merasa bersalah sebab sudah marah pada Wandra akhirnya menghampiri pacarnya itu lalu duduk disebelahnya

"Aku tau maksud kamu baik, bub. Tapi inget sama kesepakatan kalian waktu di rumah Sandy"

"Iya maaf, aku ceroboh"

Jean memutar badannya ke arah Wandra "Lihat aku" Wandra yang masih agak takut pelan pelan menoleh ke arah Jean

"Kalo kamu nunduk terus yang ada aku makin marah sama kamu" ancam Jean yang akhirnya membuat Wandra berani menatap matanya

"Maaf" cicit Wandra pelan, bukannya menjawab Jean malah menarik Wandra untuk berpelukan

"Maafin aku juga ya tadi sedikit marah sama kamu" yang dibalas dengan pelukan yang semakin erat oleh Wandra

Jean mengendurkan pelukannya lalu menatap Wandra "Kamu udah oke? mau ikut aku turun kebawah?" tanyanya yang diangguki Wandra

Akhirnya mereka berdua pun kembali ke ruang tengah lagi sambil berpegangan tangan dan duduk ditempat yang semula

Jean yang melihat Bintang seperti memberi tanda apakah Wandra sudah 'oke' dijawab anggukan kepala oleh Jean yang dipahami oleh Bintang

"Jadi gini Wan, kita bertujuh udah rundingan pas lo ke atas tadi..." ucap Bintang

"Terus"

"...Kita udah ada ide untuk balikin mereka berdua"

"Apa?" tanya Wandra bingung

Jendra yang duduk disebelah kanan Wandra bertugas untuk membisikkan hasil dari rundingan mereka sebelumnya

"Lo gila?" kaget Wandra saat mendengar rencana Bintang

"Ini doang Wan satu-satunya jalan" jelas Luki

Wandra memijat kepalanya pusing, tidak habis pikir dengan rencana yang dibuat Bintang dan yang lainnya. Wandra lalu mendongak melihat Irenia yang kebetulan juga sedang melihat ke arahnya namun langsung menundukkan kepalanya

Kontrakan Pak Asep [SeulRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang