8

21.4K 3.5K 775
                                    





⏬HARUS BACA


Wah, ada yg setuju buat ku pindah platfrom aja.   Baca bayar pake koin.

Tapi masih banyak juga yg gk egois, dan mau pencet bintang buat aku.

Aku bakal liat kedepannya gimana, kalo gitu terus... Aku bakal pindah aja.




⚠️ Baca pelan² jangan di skip! Karena banyak narasinya.




Selamat membaca ❤️









***






"Mbakyu wes toh ojo nesu terus."

Brindil menggelayutiku. Aku kesal sekali dengannya, sudah dua hari aku mogok bicara dengan dia. Kenakalannya benar-benar membuatku pusing. Bagaimana nasibku jika saat itu tidak ada raden Setyaka?
Mungkin jika karena bukan ramuan obat dari raden Setyaka, bekas sengatan lebah ini sudah membengkak.

Mau terus marah tapi aku juga tidak tega. Dia juga sudah minta maaf setelah kutegur langsung seharian penuh.
Biarlah, biar dia bisa belajar.

Dan lihatlah sekarang, dia terus merengek mengajakku untuk pergi ke festival kerajaan. Aku kurang paham, tapi dari ocehan brindil festival ini sebenarnya adalah ritual yang lumayan sakral. Dimana para kesatria kondang menunjukan kebolehannya, bukan hanya kesatria sih sebenarnya tapi rakyat biasa juga bisa daftar asal memenuhi beberapa persyaratan.

Melihatnya merengek seperti itu membuatku pusing, dan juga sebenarnya aku cukup penasaran dengan jalannya novel ini.

Jadi intinya begini, aku tidak ingin terlibat dengan tokoh-tokoh penting di novel ini tapi aku ingin tahu, bagaimana jalannya novel ini tanpa penulisnya.

"Mbakyuuu... Ayolah, lagi pula hari ini pemijatan juga sepi sekali kan?"

Aku mendengus mendengarnya. "Itu karena kau yang mengatur jadwalnya demikian kan? Agar semua membuat janji mundur."

Brindil tertawa, tapi dia segera kembali memasang puppy eyesnya. "Mbakyu ayo pergi, bukan hanya desa kita tapi didalam kerajaan ini semu rakyat pasti juga datang ke acara ini kan? Karena seseru itu."

"Tidak mau, pergi saja sendiri." Aku masih menolaknya.

"Mbakyu masih marah yah? Kan aku sudah minta maaf ke mbakyu, aku janji tidak ini itu dan menuruti ucapan mbakyu selama satu minggu tanpa perlawanan."

Aku meliriknya dengan malas. Kadang aku berfikir, brindil ini kurang kasih sayang atau bagaimana yah? Dulu saat aku kecil tidak senakal ini deh, karena nenek benar-benar menyayangiku.

"Yah. Baiklah, tapi tepati janjimu."

"YEY! Sekarang ayo bersiap!"








***

Palagan.

Orang-orang sini menyebutnya palagan. Jika orang Jawa yang tahu atau mendengar tentang pewayangan pasti tidak asing dengan kata palagan kan?

Palagan kurusetra. Dalam Mahabarata palagan kurusetra adalah tempat terjadinya perang Baratayudha berlangsung.

Di Dandang mangore ini juga mereka menyebutnya palagan. Lapangan yang benar-benar super luas! Aku baru melihatnya.

Dandang Mangore Romance [21+]  ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang