Vote & komen banyak² biar up nya cpt yah!
🚫Part ini lumayan 18+
Dan next update mungkin bakal aku tentuin deh jadwal up nya biar kalian gk bingung huhuww!
Selamat membaca ❤️
****
Aku meminum teh panasku, meluruskan kaki untuk merilekskan tubuh. Istirahat sepuluh menit lebih menghilangkan penat sebentar. Kutatap telapak tanganku yang berkilau minyak urut, baunya yang menyerbak, dan kebas seperti banyak semut berjalan diatasnya.
Tinggal satu lagi pelanggan terakhir, yah yang kudengar dari laporan Sekar brindil sih dia menaruh kesatria diurutan terakhir.
Setelah dirasa cukup beristirahat, aku merapihkan ranjang dan peralatan lainnya untuk sesi pijat selanjutnya.
Tak lupa kuberkaca, mengecek tampilan agar rapih. Yah tapi namanya jam-jam terakhir mau tutup, tampilanku tidak semaksimal ketika baru buka. Yang penting terlihat rapih sedikit dan wangi.
"Silahkan masuk tuan." Aku mempersilahkan pelanggan terakhir untuk masuk.
Kupanggil dengan sapaan tuan, karena terkadang aku menjumpai pelanggan yang tua-tua. Walaupun kadang mereka sendiri yang meminta dipanggil dengan sebutan kangmas.
Saat pelanggan terakhirku masuk, senyum manis yang kupasang mulai meredup. Aku punya firasat buruk.
Aku menelan ludah menatap pria dengan tubuh tegap didepanku sekarang.
Sepertinya aku harus memberi Sekar brindil aturan yang lebih spesifik lagi.
Lihatlah sekarang, pria yang dikategorikan kesatria ini masuk dengan pakaian biasa tapi wajah yang ditutupi kain. Tapi sialnya aku sepertinya ingat dan mengenal tatapan kesal kearahku itu.
Kerutan didahinya serta alis yang merengut menatapku__ ugh!
"Tuan? Kau memanggilku tuan?" Ia perlahan melepaskan kain yang menutupi wajahnya.
Aku tak menunduk, walau sedikit gentar tapi sekarang aku dalam terotoriku. "Ampun Raden."
Dia Raden Setyaki.
Anak tengil ini kenapa pula sampai lolos masuk sini hey!
Ia berjalan melewatiku begitu saja lalu duduk diranjang sembari melepaskan jubah atasnya.
"Membuat pelangganmu menunggu begitu lama serta diurutkan paling terakhir, apa kau dendam padaku...nimas?"
Kuberanikan menatap wajah tampannya yang ketus itu. "Ampun raden, tapi kami memang mengatur urutan sesuai seperti itu."
"Yang kuingat sudah dua kali aku datang kesini dan si brindil didepan itu selalu menolakku."
Kulangkahkan kakiku mendekat, meraih nampan berisi reramuan dan minyak. "Maaf yah Raden, sebelum-sebelumnya memang masih ada batasan menerima pelanggan. Aku yang mengaturnya, jadi jangan kesal ke brindil itu yah."
Aku duduk disisinya, kutatap wajahnya dari samping. "Maaf yah raden." Tak lupa kuberi senyum manisku.
Kulihat alisnya makin merengut lalu membuang wajahnya, tapi__apa tadi aku salah lihat? Pipinya sedikit merah.
Yah tak begitu jelas, pencahayaan didalam kamar ini juga remang-remang.
Dia tidur tengkurap tanpa kusuruh, akupun langsung mengerjakan tugasku. Begitu keras tubuhnya, kulitnya yang coklat bersih sangat mencolok berbeda dengan kulit orang-orang biasa yang ku pijat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandang Mangore Romance [21+] END
Fantastik⚠️ Not for children! be wise with your reading! [21+] Aku mati. Lalu tiba-tiba... Aku terbangun di dunia novel yang kubuat sendiri. Aku penganut happy ending, semua novel yang ku buatpun selalu berakhir dengan bahagia. Aku bersyukur jika kehid...