19

15.2K 2.3K 620
                                    

⚠️ BACA PELAN² JANGAN DI SKIP! NANTI BINGUNG LOH!





Selamat membaca ❤️


***


AUTHOR POV




BRAK

BRAK

BRAK

Chira berjengkit kaget ketika jendela kamarnya jadi berisik akibat badai. Aneh sekali, sesaat ia tiba di istana... Malamnya langsung ada badai seperti sekarang.

Ganda langsung meninggalkan Chira setelah turun dari kereta kuda, dia pergi entah kemana dengan abdi dalemnya. Ganda hanya berpesan untuk malam dengannya cukup sampai saat itu saja, jadi malam ini Chira bebas melakukan apapun sendirian.

Setelah dipikir-pikir, Chira mulai melihat bayangan yang akan mendapatkan wahyu cakraningrat tersebut. Tinggal dia memantapkan hati dan perlu pertimbangan yang matang sekali lagi, Chira sudah tidak ingin berlama-lama di istana.

Besok adalah bulan purnama, entah apa yang akan terjadi sehingga membuat Ganda dan abdi dalemnya jadi terburu-buru begitu.

Chira menggunakan kain sebagai penghangat tubuhnya. Membawa lentera dan berjalan keluar kamar melihat kondisi sekitar.

Gadis ini berjalan menuju istana bagian belakang dimana tempat para pelayan berada, dia hendak meminta minuman hangat.

"Memang seharusnya sejak awal kita habisi saja gadis itu jika tidak memberikan wahyu kepada ndoro."

"Tapi kau tau sendiri, ndoro sedikit melunak semenjak kedatangan gadis itu. Dia yang biasanya tidak peduli dengan wanita, malah terkesan menjaga gadis itu."

"Apa jangan-jangan ndoro menyukainya?"

"Haha tidak mungkin, kau tau sendiri hati ndoro kita milik siapa."

Chira berjalan cepat setelah mendengar pembicaraan dua orang yang dia kenal. Mereka abdi dalem Ganda. Tangannya gemetar memegang lentera, tahu akan nyawanya tidak aman dalam istana membuat gadis itu takut.

Dia tidak bisa memberikan wahyu ini secara sembarangan, tapi dia juga tidak berlama-lama didalam istana.

Kaki yang tadinya hendak melangkah ke istana belakang, kini memutar arah menuju suatu tempat.

Derasnya air hujan beserta angin tak membuat Chira menghentikan langkahnya. Sampai dia berhenti didepan garda patung.

Benar, Chira datang ke kuil untuk menemui guru besar.

Terlalu banyak rahasia diantara keempat kandidat. Dia harus tahu yang sebenarnya.

***

"Minumlah."

Chira menerima teh hangat yang diberikan oleh guru besar. "Maaf mengganggu doa guru besar malam-malam begini."

"Jadi... Hal apa yang membuatmu kemari ditengah badai ini cah ayu?" tanya guru.

Dengan tangan yang masih gemetar memegang gelas, ia menatap mata abu-abu guru besar. Kakek tua itu terlihat ramah.

"Guru, hamba bukanlah orang istimewa. Adanya wahyu Cakraningrat didalam diri hamba, membuat hamba harus menentukan pilihan yang tepat. Hamba tidak bisa berlama-lama didalam istana, jadi... Hamba ingin segera menyerahkan wahyu ini kepada salah satu diantara mereka. Tapi, guru tahu sendiri... Banyak hal yang belum hamba ketahui."

Dandang Mangore Romance [21+]  ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang