[18] MP

650 45 11
                                    

Note : part ini lumayan panjang, jadi mohon maaf jika bosan

HAPPY READING

Mingyu tidak bisa tidur karena terus memikirkan Wonu, dia tidak menyangka jika Arva mantan kekasih Wonu berani sampai segitu nya, dia memang benar-benar laki-laki yang menakutkan, tapi seketika saja Mingyu teringat dengan ucapan Wonu tentang Chika. Walaupun benci tapi Mingyu tidak munafik dia terus memikirkan Chika juga setelah kejadian Wonu ini. Jika Wonu saja sampai begini bagaimana dengan Chika yang merupakan perempuan lemah lembut itu.

Wonu yang kuat saja masih babak belur dan ketakutan seperti ini bagaimana dengan Chika, perempuan itu tidak seberani dan sekuat Wonu yang mungkin bisa mengantasi masalah seorang diri. Chika itu perempuan yang lemah dia butuh seseorang untuk melindungi nya dari bahaya yang ada di luar. Mingyu kira Arva dapat melindungi nya seperti dia melindungi Wonu dulu tapi malah sosok itu yang membuat semua nya kacau.

Tadi saat Mingyu ingin memegang tangan Wonu terlihat bahwa perempuan itu sangat amat ketakutan tapi dia mencoba untuk tenang di hadapan semua nya, walaupun Mingyu tau Wonu takut dia sentuh setelah kejadian tadi.

Saat sedang asik melamun tiba-tiba saja pintu kamar Mingyu terbuka, Seungcheol masuk ke dalam dan langsung duduk di kursi yang ada di dekat meja belajar Mingyu.

"Gyu, gue mau tanya nama mantan nya Wonu." Ucap Seungcheol, Mingyu menghela napas nya sebelum menjawab ucapan Seungcheol barusan.

"Arva bang namanya," jawab Mingyu lalu mengganti posisi menjadi duduk.

"Nama lengkap nya?" tanya Seungcheol, Mingyu menggeleng tidak tau, sungguh dia tidak tau karena Wonu tidak pernah memberi tau nya sampai sekarang.

"Kenapa emang nya?" tanya Mingyu balik, Seungcheol menghela napas nya seperti ini Mingyu harus tau tentang apa yang dia dengar dari sosok perempuan itu.

"Gue sempet dengerin kalian waktu lagi komunikasi sama sosok itu, dan dia bilang laki-laki tinggi sering ngefoto Jeonghan diem-diem kan, gue curiga kalo mantan Wonu itu penguntit Jeonghan selama ini." Jawab Seungcheol dengan jelas. Mingyu mengusak rambut nya frustasi, apa yang sebenarnya ingin dia lakukan. Membunuh? Sudah, menyakiti Wonu? Sudah, sekarang malah menguntit Jeonghan.

"Kalo emang bener dia pelaku nya juga, gila si bang dia bener-bener cowok yang bahaya." Sahut Mingyu, entah jika hukuman apa yang akan laki-laki itu dapatkan atas semua tuduhan yang benar itu. Di tambah lagi jika tuduhan Seungcheol kali ini benar, semoga saja laki-laki itu di hukum mati saja, penjara seumur hidup tidak akan mampu menebus dosa nya yang sudah sangat banyak.

"Sebenernya tuh lo kenapa tadi buru-buru?" tanya Seungcheol. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, sudah tanggung jika ingin tidur karena sebentar lagi akan masuk jam sahur.

"Ya itu, gara-gara tuh laki. Wonu abis bang sama dia, tangan nya pada biru muka nya memar." Jawab Mingyu yang kini menjadi kesal kembali ketika mengingat bagaimana kondisi Wonu saat dia sampai ke rumah nya.

"Serius lo? Ada luka serius gak?" tanya Seungcheol lagi. Mingyu menggeleng, beruntung nya sih tidak ada luka serius tapi mental Wonu yang kena.

"Wonu jadi takut sama gue bang, bukan sama gue doang. Sama abang gue juga," jawab Mingyu. Seungcheol menghela napas nya, ada saja tiap hari nya kejadian yang tidak diinginkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KOST'AN MAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang