Sore hari begini setelah menyelesaikan perkuliahan 7 sks nya, kepala Janice dibuat berasap ketika memasuki parkiran Cincin, motor-motor penghuni nya malah parkir sembarangan membuat Janice jadi tidak kebagian lahan untuk parkir kendaraan nya.
"Anjing ya ini motor segede bagong, mana dikunci stang," dumel Janice dan beralih pada motor lainnya, "KOK DIKUNCI STANG SEMUA SIH BANGSAT!"
Dengan cepat Janice merogoh saku nya dan membuka grup chat hunian Cincin, menekan ikon microfon bersiap memaki pada pemilik motor. "WOI BANGKE! PINDAHIN MOTOR LO PADA SEBELUM GUE ROBOHIN SATU-SATU!"
"PARKIR KAYAK TAI! NGABISIN LAHAN! MANA DIKUNCI STANG! GUE PATAHIN SPION MOTOR LO SEMUA KALO GAK KEPARKIRAN DALAM 1 MENIT DARI SEKARANG!" Teriak Janice yang sukses membuat grup chat ramai, panik takut-takut jika Janice betulan merobohkan motor dan mematahkan spion mereka.
Benar saja, tanpa Janice menghitung mundur dari angka 60 pun, beberapa orang seperti Askara, Bastian, dan Dikta terlihat diambang pintu dengan kunci motor masing-masing.
"Masa cuma lo bertiga? Mana yang lain? Beneran gue tendang ya nih motor," cerocos Janice, gadis galak satu ini memang membuat bulu kuduk merinding jika sedang emosi.
"Motor Keithara biar gue yang urus, tendang aja motor yang lain," seloroh Bastian yang lebih dulu memindahkan motor besar nya baru mengatur motor Keithara tepat disebelah miliknya.
"Ampun Jan, marah-marah mulu, hipertensi lo," gurau Askara yang dibalas tatapan garang ala Janice.
"Berisik keong, motor lo paling kayak tai parkirnya apaan melintang gitu, lo pikir ini parkiran nenek lo?" Omel Janice membuat Askara meringis.
"Yaudah sih, marah-marah mulu, orang emosian biasanya gak dapet gratis ongkir dishopee," balas Askara yang tidak ada takut-takutnya.
Janice mendekat dan langsung menendang kendaraan Askara yang menyebabkan motornya berbunyi dengan lampu yang berkedip.
"WOI! ANAK GUE LO TENDANG-TENDANG!" Seru Askara tidak terima.
"Rasain, lo gak sekali dua kali parkir begitu, liat aja sampe begitu lagi jangan salahin gue kalo jok motor lo ada di online shop," ancam Janice.
Dikta terkikik geli, pemuda yang menyandang sebagai sulung Cincin itu senang melihat pertikaian. Bukan nya melerai, malah kadang Dikta lah yang mengompori jika penghuni Cincin sedang ribut.
"Ah Askara mah gak mungkin gak diulang, Jan. Saran gue, tiap pagi lo kempesin aja ban nya, buat reminder harian," kompor Dikta yang membuat Askara melotot kaget.
"JANGAN GILA DAH LU, SESAT!" Seru Askara.
"Boleh tuh, patut dicoba," kata Janice mengangguk paham, setuju atas usulan Dikta.
Apa tidak makin syok saja Askara mendengarnya? Mengisi angin pada ban motor itu memakan waktu untuk orang yang suka ngaret kalau ada kelas seperti Askara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunian Cincin
Romance𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊𝐏𝐈𝐍𝐊, 𝐁𝐓𝐒, 𝐆𝐎 𝐘𝐎𝐔𝐍𝐉𝐔𝐍𝐆 Hunian Cincin yang membuat banyak cerita, mereka tertawa, menangis, suka dan duka bersama. Persaudaraan terjalin tidak hanya dari ikatan darah, namun bagaimana mereka menciptakan kekeluargaan dan men...