Hunian Cincin : 06

1.1K 161 15
                                    

Walau jam telah menunjukan pukul 11 malam, namun penghuni Cincin masih saja terang matanya untuk terus terbuka, malahan kini mereka duduk mengitari meja dengan lampu yang dimatikan, katanya sih sesi tukar cerita horror

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Walau jam telah menunjukan pukul 11 malam, namun penghuni Cincin masih saja terang matanya untuk terus terbuka, malahan kini mereka duduk mengitari meja dengan lampu yang dimatikan, katanya sih sesi tukar cerita horror.

"Beneran, biasanya sih yang ada kelas malam gitu, selalu deh ketambahan satu orang," ujar Kanina, mengusap lengan nya karena sedikit merinding.

"Ih gue juga pernah tuh baca di twitter, bukan mahasiswa nya sih, yang dosen itu, pernah baca gak?" Semua mengangguk akan pertanyaan Audrey.

Sophia meringis, "jangan gitu ih, Drey... Aku kan sering kelas malam,"

Bukannya merasa bersalah, Audrey malah tersenyum licik dan berniat menggoda Sophia, namun hal itu tidak terjadi ketika Dikta lebih dulu membekap mulutnya.

"Mulut jahanam Audrey emang gaboleh dibiarin ngomong terus-terusan," celetuk Haidan.

"Kayak mulut lo bener aja," delik Askara.

Ketika semuanya kembali bercerita, Keithara beberapa kali terlihat menguap dan mengusap sudut katanya yang berair, sebenarnya ia mengantuk, tapi ia takut jika harus pergi duluan.

Disebelah nya, Bastian menarik kepala Keithara agar menyandar pada dadanya, mendekap gadis yang sejak tadi diam tanpa kata, walaupun tatapannya masih berfokus pada teman-temannya yang masih asik bercerita.

Tangan Keithara menepuk pelan tangan Bastian, "Ian Ian," bisik Keithara sambil terus menepuk punggung tangan Bastian.

"Hm?" Respon Bastian dan menangkap tangan kecil yang terus melayangkan tepukan itu.

"Lepasin dulu, gue mau ke dapur," pinta Keithara.

"Ngapain?" Tanya Bastian, menggesekan pucuk hidung nya pada kepala Keithara dan menyandarkan pipinya disana, enggan melepaskan gadis cantik itu dari rengkuhan nya.

"Gue mau minum, lepasih ih kalo gue dehidrasi gimana?" Sebal Keithara karena Bastian yang tak kunjung bergerak membuat ia harus berusaha sendiri untuk lepas dari pemuda itu.

"Gue ambilin," balas Bastian dan beranjak dari duduknya berniat pergi menuju dapur.

"EH BAS, NITIP BAWAIN AIR ES DONG!" Seru Dikta ketika Bastian pergi menuju dapur.

"Sama bawain cemilan, Bas!" Tambah Audrey yang tidak disahuti oleh pemuda itu.

Askara berdecak, "apa yang lo harapin dari Babas nyet? Membutakan pendengaran dia mah," celetuk nya.

Sophia mengernyitkan kening dan menggaruk pipinya, "membutakan? Menulikan pendengaran gak sih harusnya?"

"Orang tolol gausah didengerin, Phi." Balas Haidan serius.

"Kayak lo gak aja anjir," cibir Kanina.

Sophia pun beranjak dari duduknya yang membuat seluruh mata tertuju, "aku aja deh yang ambilin, gak yakin kalo Bastian balik-balik bakal nenteng air es sama cemilan,"

Hunian CincinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang