Hunian Cincin : 05

1.2K 156 8
                                    

Sebagian besar penghuni Cincin saat ini berkumpul diruang tengah dengan kegiatan beragam, ada Askara dan Haidan yang berisik karena sedang bermain playstation, Radian yang membantu Kanina mengerjakan tugas karena mereka berada dijurusan yang sama,...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebagian besar penghuni Cincin saat ini berkumpul diruang tengah dengan kegiatan beragam, ada Askara dan Haidan yang berisik karena sedang bermain playstation, Radian yang membantu Kanina mengerjakan tugas karena mereka berada dijurusan yang sama, lalu ada Dikta yang ribut dengan Audrey karena keduanya baru membeli ikan cupang.

"LAH ANYING, WOI TIGER, MASA LO KALAH SAMA JENNIFER SIH?!" Seru Audrey melihat cupang nya yang mulai lemas, tidak seaktif tadi.

Dikta terbahak kencang dan meledek Audrey dengan ekspresi tengil nya. "NAH KAN UDAH GUE BILANG! JENNIFER NIH CUPANG KETURUNAN PIRANHA, HAYOLOH TRAKTIR GUE SEMINGGU DI KANTEK!"

"Anjinggg masa gue ke sarang penyamun sih!" Kesal Audrey, meletakan potongan kardus dan menjauhkan akuarium kecil nya, pertanda jika pertarungan cupang nya dan Dikta harus dihentikan sebelum Tiger benar-benar tewas.

"Gue traktir nasi uduk neng Encu aja deh ya? Bisa salah paham cowo gue kalo gue ke kantek," Audrey mencoba berdiskusi dan memasang wajah memelasnya.

Dikta berdecih dan meraup wajah kecil Audrey, bahkan bisa dilihat jika tangan Dikta lebih besar dari wajah cantik gadis berponi itu, "no no no, promise still promise, kalau you ingkar promise, I sell Tiger dipinggir street," kata Dikta dengan bahasa inggris belepotannya.

"Dih apaan bahasa inggris lo anjlok banget nyet," sahut Haidan yang masih fokus pada permainan nya dengan Askara.

"Like like gue, you nugu?"

"Gue tarik bibir lo sampe Depok ya nyet," ancam Kanina yang bukannya membuat Dikta bungkam, pria itu malah bangkit dan menghampiri gadis yang sedang fokus membuat tugas dibantu Radian itu.

Melihat Dikta yang berjalan mendekat, Kanina menunjuk Dikta dengan mata melotot," DIEM GAK LU! GUE OGAH DEKET-DEKET ORANG GILA!"

Senyum tengil Dikta terbit, pemuda itu berputar ala tarian India dengan kedua tangan terbuka lalu duduk di meja dengan kaki yang disilangkan, menatap Kanina dengan wajah yang demi apapun ingin sekali Kanina pukul sampai penyok kalau bisa.

"Mau akang bantuin nugas?" Tawar Dikta menyugar rambutnya.

Kanina menatap Dikta datar, sementara Radian terkekeh melihat wajah tertekan Kanina jika Dikta sudah bertingkah diluar nalar.

"Hati-hati, Ta, nih cewe lagi mode ibu tiri," peringat Radian.

Dikta terkikik geli melihat tatapan Kanina yang sarat akan kepasrahan dan lelah, dicolek nya dagu gadis itu yang lekas Kanina tepis dibarengi dengusan kecil.

"Kenapa adinda menatap kakanda seperti itu? Apakah ketampanan ini- KANINA ANJRIT!" Dikta lantas turun dari meja dan mengusap perut nya yang habis Kanina cubit sambil diputar.

"SAKIT EDAN! LO GUE CUBIT SINI!" Bengis Dikta dan mencubit pipi Kanina tanpa ampun.

Kanina kontan menjerit, memegang tangan Dikta dan sebelah nya lagi berusaha menjambak surai pemuda itu, "KAK DIKTAAAA! PIPI GUE MELAARR NYET!"

Hunian CincinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang