"Anjing, muak banget gue liatnya, bajingan,"
"BUSET DAH, KASAR BANGET?!" Heboh Haidan menanggapi Janice yang melempar kacamatanya.
"Kak, kerjain tugas gue yuk? Gue bayar pake indomie," pinta Janice serius yang berakhir ditoyor oleh Haidan, pemuda itu juga mengambil kacamata Janice yang gadis itu lemparkan dan memasangkan kembali ke pangkal hidung sang gadis.
"Akal lo dimana minta joki tugas ginian ke anak teknik lingkungan?" Datar Haidan menunjuk tumpukan buku sebagai referensi milik Janice yang mana membuat gadis itu pusing sejak tadi.
Janice mengacak rambutnya, tampilan nya sudah sangat berantakan, rambut nya mengembang seperti singa, kacamata yang bertengger dibatang hidung agak miring, juga ekspresi frustasi yang sejak tadi bukannya memudar malah kian ditampakan.
Perlahan tubuh Janice oleng dan bersandar pada Haidan yang juga sibuk dengan laporan praktek nya, "anjir Jan, untung gak kecoret!" Semprot Haidan ketika Janice yang tiba-tiba menyender padanya.
"Gatau, gue pusing," balas Janice sambil memegang kepala nya dengan mata terpejam.
"Gak nyambung dodol, gue ngomong apa lo bales apa," decih Haidan, pemuda itu membiarkan Janice bersandar pada bahu kirinya sementara dirinya masih sibuk menyelesaikan tugas yang membuatnya tidak tidur dua hari itu.
Bisa dibilang, list orang yang jarang tidur itu selalu memuat Haidan didalam nya, berjejer bersama dengan Bastian dan Dewangga yang sama-sama dari fakultas teknik.
"Gue mau pindah jurusan, kayaknya gue salah deh masuk HI," curhat Janice random.
"Yaudah pindah aja, ngulang dari semester 1 juga cocok aja lu mah,"
"Tapi mau langsung wisuda, bisa gak?"
"Bisa," kata Haidan, tangan nya yang memegang pulpen pun diarahkan pada kepala Janice dan mengetuk nya dua kali, "bisa mikir gak?"
Janice mendengus dan memegang bekas ketukan pulpen Haidan, "kak, gue mau gultik,"
"Radian masih diluar, nitip aja sana, bentar deh gue chat anaknya,"
"Gamau, mau keluar sekalian nyari angin," tolak Janice.
"Angin kok dicari, noh kipas angin, bertapa dah lo didepan kipas gausah keluar-keluar juga ada anginnya," sewot Haidan.
Sudah hapal sekali dengan Janice yang setengah gila kalau sudah lelah dengan tugas-tugasnya, padahal yang jarang tidur itu Haidan tapi yang sering tantrum malah Janice.
"Cariin gue anak teknik dong kak, kalo bisa yang kayak handy many," pinta Janice, menyandarkan pipi chubby nya pada bahu Haidan dan menatap pemuda itu dari samping dengan tatapan memelas.
Haidan menghela nafas panjang dan kembali mengetuk kepala Janice dengan pulpennya, "bisa stop gak gila nya?"
"Gue mau gultik, tapi ditambahin telor setengah mateng, biar kuah nya creamy,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunian Cincin
Romance𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊𝐏𝐈𝐍𝐊, 𝐁𝐓𝐒, 𝐆𝐎 𝐘𝐎𝐔𝐍𝐉𝐔𝐍𝐆 Hunian Cincin yang membuat banyak cerita, mereka tertawa, menangis, suka dan duka bersama. Persaudaraan terjalin tidak hanya dari ikatan darah, namun bagaimana mereka menciptakan kekeluargaan dan men...