Tony, "Reinkarnasi benar-benar nyata? Wow, itu sudah di luar pemahaman sains!"
Katsumi, "Menurutmu group ini sejalan dengan sains? Tidak semua bisa sejalan dengan sains."
Tony, "Ya, tapi dengan sains kita manusia bisa lebih memahami dunia."
Hitler, "Ngomong-ngomong, waktu antar dunia kita benar-benar berbeda."
Katsumi, "Iya, salah satu dari kita mungkin sedang berbicara dipagi, siang, atau malam hari, namun selama kalian terus mengobrol maka waktu akan di selaraskan jadi tidak perlu takut pesan lama dibalas, ya tentu saja bila lawan kalian online juga, saat kalian offline waktu antar dunia akan kembali normal yang akan terlihat jelas perbedaanya."
....
"Kotori, apa Nii-san baik-baik saja? Aku tidak mendengar gerakan apapun dari kamarnya." Sebuah suara terdengar dari balik pintu.
Katsumi yang mendengarnya segera berbaring dan memejamkan mata sambil mengirimkan pesan.
...
Katsumi, "Oh maaf aku ada hal lain yang perlu kulakukan secara mendadak, aku akan kembali setelah selesai, kalian bisa melakukan apapun yang kalian mau dan tag aku bila ada hal yang ingin dibicarakan saat aku offline, bye."
Katsumi, "Pengingat, jangan lupa untuk melihat fungsi inventory kalian, ada sesuatu disana."
...
Setelah itu layar nama Katsumi berubah menjadi gelap yang menunjukkan kalau ia telah offline.
Anggota lain melihat ini merasa bingung, hal penting apa yang akan dilakukan Katsumi saat ia terlihat terburu-buru seperti itu?.
...
"Dia belum sadar? Aneh, ini sudah dua jam dan dia masih pingsan? Apa kita perlu membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih jauh?" Tanya Shidou yang muncul dan menatap gadis kecil berambut merah disampingnya.
"Tidak perlu, apa kau tidak percaya dengan kemampuan medis dari Fraxinus-ku?" Kotori terlihat sangat yakin dan percaya diri dengan kehebatan kelompoknya dan merasa tidak senang saat Shidou meragukannya.
"Mmm..." Terjadi gerakan kecil dari Katsumi, seolah ia secara perlahan mulai sadar.
Kotori segera mengubah pita rambutnya dari hitam menjadi putih dalam sekejap dan aura pemimpinnya menghilang digantikan dengan aura seorang imouto yang imut dan polos.
Shidou menatap operasi Kotori yang begitu cepat seolah ia sudah lama berlatih untuk mengganti kepribadiannya.
"Dimana ini?" Tanya Katsumi saat melihat langit-langit kamarnya.
"Nii-san, akhirnya kau bangun!" Kata Kotori yang ada di samping ranjang Katsumi dan menatap dengan penuh khawatir.
Katsumi duduk dan terlihat termenung, ia menatap Kotori dan Shidou disebelahnya dengan cara yang canggung lalu berkata.
"Itu ... Kalian, siapa ya?" Kata Katsumi dengan ekspresi dan nada bingung yang canggung, rasanya seperti pertama kali melihat orang lain yang tidak dikenal namun orang itu bersikap sangat dekat dengannya.
Pupil mata Kotori dan Shidou terbuka lebar, mulut mereka terbuka dan ekspresi mereka terkejut, sebuah suara "Ahh" keluar tanpa sadar dari mulut mereka.
Ketidakpercayaan, keterkejutan, dan kebingungan terpampang jelas di wajah mereka saat melihat Katsumi yang menatap mereka dengan bingung dan sedikit asing.
"Nii, kau bercandakan? Ini aku Shidou dan Kotori, adikmu!" Kata Shidou mencoba menjelaskan dan meminta kepastian dari Katsumi, ia berharap kalau apa yang dilakukan Katsumi adalah kebohongan.
"Kotori? Shidou? Maaf, aku tidak mengingatnya." Kata Katsumi dengan pelan, ia terlihat seperti mencoba mengingat sesuatu tapi ia gagal menemukannya dan berkata dengan ekspresi menyesal.
"Ngomong-ngomong, aku siapa?" Tanya Katsumi sambil menunjuk kedirinya sendiri.
Mata Kotori berkaca-kaca, air matanya akhirnya pecah dan mengalir, ia tidak menduga hanya karena kesalahan kecilnya membuat Katsumi dalam bahaya dan akhirnya hilang ingatan, rasa bersalah yang besar menghantam hati kecilnya.
"Nii, aku minta maaf .... Aku ... Aku...." Kotori melompat ke Katsumi, ia memeluknya dan menangis, suaranya bergetar dan serak, air mata dan ingus segera menempel di pakaian Katsumi.
Shidou juga membuat ekspresi sedih, tangannya mengepal dengan kuat, ia berpikir kalau saja saat itu ia kuat mungkin Katsumi tidak perlu melindunginya dan membuat kepalanya terbentur hingga lupa ingatan.
Katsumi dalam hati sedang tersenyum jahil, meski ekspresinya terlihat kebingungan dengan sikap Kotori dan Shidou.
"Itu ... Kenapa kau menangis? Apa aku membuatmu sedih?" Tanya Katsumi dengan pelan dan lembut, ia terlihat bingung dengan sikap Kotori yang menangis dipelukannya.
"Aku minta maaf, aku tidak akan ceroboh lagi, aku sungguh menyesal, kumohon Nii jangan lupakan aku!" Kata Kotori, ia meraung dengan penuh harap, ia takut kalau Katsumi benar-benar hilang ingatan dan lagi sepertinya kasus ini sangat serius karena sampai lupa akan diri sendiri, betapa para amnesianya?
"Benarkah?" Tanya Katsumi dengan tenang dan pelan.
"Ya, aku janji ... Eh?" Kotori berkata tanpa pikir panjang namun segera ia merasa aneh, ia menatap Katsumi yang sedang menatapnya sambil tersenyum.
Shidou juga menatap Katsumi dengan bingung, bagaimana situasinya? Apakah ia tertipu?
"Nii, kau tidak amnesia? Apa kau mengenaliku? Kau mengerjaiku, kan?" Kata Kotori memberikan banyak pertanyaan.
"Ya, terus? Kau sudah janji untuk tidak ceroboh dan akan mendengarkanku, bukan?" Kata Katsumi dengan senyum cerah dan ia tidak melepas pelukannya dari Kotori.
"Tidak, kapan aku berjanji tentang yang terakhir?" Kata Kotori dengan serius dan sedikit panik.
"Kau mengatakannya, Shidou bisa menjadi saksinya." Kata Katsumi dengan senyum lembut yang mengerikan, ia juga menatap Shidou dengan cara yang sama.
"Ah, sudah berakhir." Pikir Shidou dan Kotori dengan berat.
Kotori menatap Shidou, berharap Shidou berkata yang sejujurnya dan berada di pihaknya namun sayang sekali ekspetasinya terlalu tinggi dan ia di khianati oleh rekan setimnya sendiri.
"Itu benar." Kata Shidou dengan tenang, bukannya ia tidak ingin membantu Kotori tapi apa yang terjadi sebelumnya benar-benar terlalu berlebihan dan keterlaluan, gadis ini perlu diberikan sedikit teguran.
"Onii-sann~~"
(。ŏ﹏ŏ)
Kotori merasa lemas, dia dikhianati, dikhianati begitu cepat oleh rekan setimnya!
"Nii-san yang tampan, bisakah aku menarik kembali apa yang aku katakan?" Tanya Kotori dengan dengan nada yang manja, biasanya cara ini cukup ampuh menaklukan hati Katsumi dan mengredakan amarahnya.
"Tidak, kita masih ada kuliah penting saat ini." Kata Katsumi dengan tersenyum lembut namun nyatanya itu terlihat seperti senyum iblis.
Segera Katsumi langsung membanjiri Kotori dengan berbagai teguran, pembahasan mengenai kejadian sebelumnya dan bagaimana bisa titik Kotori ada di restoran keluarga yang telah mereka janjikan.
Kotori juga menjawabnya, ia sesegukan dengan sedih dan menjawab semua itu dengan sikap yang 'Jujur', namun jawaban itu sebenarnya telah ia siapkan dan merahasiakan tentang indentitas dan kerja sama dirinya dengan Shidou mengenai Spirit atau Roh.
Shidou berdiri disana dengan tenang karena ia juga terkena teguran Katsumi, ini mengenai sikap Shidou yang dengan keras kepala mengikutinya mencari Kotori padahal sudah dilarang.
Semua itu berlangsung selama dua jam penuh, mereka selesai berbicara setelah suara perut Kotori mengganggu kuliah mereka, namun meski keduanya diberikan teguran tapi mereka juga menerima itu, dan kompensasi dari Katsumi yaitu membawa mereka ke restoran yang masih buka, kebetulan baru jam 7 malam, jadi mereka menghabiskan makan diluar untuk meredakan ketegangan dan kecanggungan setelah ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/364689212-288-k465205.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruler Dimensional Chat Group
FantasySeorang pria meninggal dikarenakan mengonsumsi obat keras, ia kemudian di lahirkan dikeluarga Itsuka sebagai kakak dari dua karakter utama dicerita Date A Live yaitu Itsuka Katsumi. Berpikir kalau ia hanya akan hidup dengan tenang sambil dikelilingi...