14

358 32 18
                                    

Di jam pelajaran, Origami terus menatap Katsumi dengan penuh dendam dan kebencian, biasanya ia fokus dengan materi yang sedang di ajarkan atau fokus ke Shidou dengan harapan di lirik balik oleh Shidou.

Namun kali ini ia menatap Katsumi seolah ia sedang menunggu waktu untuk menikam bajingan ini disaat ia lengah.

"Nii, apa yang kau lakukan pada Tobiichi-san? Kenapa ia menatapmu seperti itu?" Bisik Shidou yang merasa cukup risih dengan tatapan Origami.

Meski bukan ia targetnya namun tatapan itu tetap membuatnya tidak nyaman, rasanya seperti ada pembunuh atau binatang buas yang sedang memperhatikannya.

"Hm? Apa yang kau maksud? Kami hanya mengobrol santai aja." Kata Katsumi datar seolah ia tidak memperhatikan tatapan Origami.

"Oh, ia menatapku karena aku tampan dan sudah sering mengalahkannya dalam perlombaan, tatapan seorang rival dan fans, bila kau jadi aku maka kau akan terbiasa dengan tatapan seperti ini." Kata Katsumi dengan percaya diri dan bangga, seolah yang ia katakan adalah kebenaran valid yang tidak bisa di debat kembali apalagi ga bisa di tuntut ke mk dengan alasan melakukan kecurangan karena seseorang kalah.

Shidou memutar matanya, ia merasa Katsumi saat ini sedang narsis dan membanggakan dirinya sendiri walau benar, dan Origami merasa mual saat mendemgarnya, itu menjijikan saat mendengar bajingan didepannya ini memuji diri sendiri dengan percaya diri.

Tentu saja bagi wanita lain Katsumi tetap terlihat tampan dan keren, rasa percaya diri dan narsis itu membawa kesan humoris yang membuat mereka sulit berpaling tapi bagi Origami itu sangat menjijikan, rasanya seperti melihat seorang yang buruk rupa bak serangga tapi mengatakan kalau dirinya sangat tampan melebihi para plastik di korea.

"Bukankah begitu, Origami?" Kata Katsumi secara langsung ke Origami, tidak ada sopan santun lagi dan nadanya sangat dekat seolah hubungan mereka memang sedekat itu.

Origami menatap dengan bermusuhan, namun ia hanya memalingkan wajahnya tanpa berkata karena ia tau tidak bisa menyinggung Katsumi secara langsung.

"Lihat, seorang wanita yang diam dan membuang wajahnya itu tanda kalau ia malu untuk mengakuinya, jangan lupa kalau diamnya seorang wanita itu sama dengan mereka berkata iya." Sambung Katsumi kepada Shidou, ia memberikan sedikit penjelasan dan pembelajaran untuk Shidou dalam mengerti hati dan kosakata wanita.

"Uhuk!" Origami berbatuk seolah ia tersedak, perkataan yang dikatakan oleh Katsumi terlalu di buat-buat hanya untuk membenarkan pendapatnya saja, itu menjijikkan.

Shidou terdiam, ia benar-benar merasa ada hubungan aneh antara Katsumi dan Origami, namun ia juga merasa kalau terlalu terlibat akan sangat merepotkan, jadi memutuskan untuk diam saja saat ini.

...

Jam pulang, Katsumi memanggil Origami kembali ke balakang gudang untuk mengobrol, namun saat ia sampai kesana ia justru diserang oleh Origami.

Namun Katsumi dapat menangani serangan itu dengan mudah, terlalu mudah hingga membuatnya bosan.

Saat Origami menendangnya, Katsumi segera menangkap kaki tersebut dan segera menyudutkan Origami ke pojok, ia mengunci Origami dalam posisi yang memalukan, namun sebanyak apapun Origami memberontak ia tidak bisa melepaskannya.

"Lepaskan!" Origami berkata dengan penuh kebencian.

"Bukankah sudah kukatakan kalau menyerangku malah akan membawa hal buruk bagi orang sekitarmu, atau kau tidak memikirkan mereka dan dengan tindakan nekat berniat menghabisiku seorang diri?" Bisik Katsumi di telinga kanan Origami.

Origami memejamkan matanya saat ia merasa geli di bagian telinganya, terutama saat merasakan hembusan nafas Katsumi di telinganya, itu membuat telinganya sedikit sensitif.

Ruler Dimensional Chat Group Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang