⚠️ 18+ ⚠️
(Ada sedikit pembahasan yang mengarah ke 18+) Bagi yang tidak berkenan bisa di skip ya~Langkah kakinya semakin cepat di tengah keramaian UGD saat itu, waktu menunjukkan pukul 11 malam. Perasaan kalut dan khawatir bercampur menjadi satu. Ia mengecek setiap tirai ruangan UGD dengan teliti mencari gadis berambut blonde yang telah menyelamatkan nyawanya.
"JAEM?!" Panggil pria paruh baya dengan beberapa bercak darah pada jas dokter yang dikenakannya, serta stetoskop yang menggantung di lehernya.
Jaemin yang saat itu berusia 24 tahun berlari cepat kearah sang ayah "Minjeong gimana yah?!" Tanyanya dengan deru nafas yang tersengal-sengal.
"Dia baru selesai di bius"
"Lakuin yang terbaik yah, kalo sampe ada apa apa ke Minjeong... Jaemin gak mau tinggal sama ayah!" Tegas lelaki yang masih memakai piyamanya.
"Kamu tenang aja, ayah bisa jamin..." Jaemin menghela nafasnya mendengar jawaban pria dihadapannya.
"Dokter Na!" Teriak salah satu perawat yang langsung berlari menuju ruang operasi.
"Jangan panik Jaem, dia pasti baik-baik aja..." Ujar Na Goongmin menenangkan putranya.
Jaemin terus berusaha mengatur nafasnya yang memburu seraya menatap punggung sang ayah yang berjalan menjauhinya menuju ruang operasi. Ia menatap darah Minjeong yang ada di kedua telapak tangannya, bola matanya pun bergetar saat kejadian tadi terputar di kepalanya. Bodoh, kenapa gadis itu muncul begitu saja dihadapannya?
_________________________Hampir sepuluh jam berlalu, akhirnya Minjeong siuman dengan kesadaran penuh. Gadis yang satu tahun lebih muda dari Jaemin itu tersenyum tipis padanya.
"Lo masih bisa senyum?" Tanya Jaemin seraya menaikkan sebelah alisnya, dan Minjeong yang masih menggunakan alat bantu nafas itu makin melebarkan senyumnya.
"Bodoh banget sih lo, kenapa lo ngelakuin itu? Lo pikir lo siapa kaya gitu? Lo bukan bodyguard gue!" Celoteh lelaki itu cukup serius.
Minjeong meraih alat bantu nafas dengan sisa tenaga yang belum pulih sempurna "Jangan marah...." Lirihnya disusul senyuman manis seraya bibir pucat yang ia katupkan.
Melihat senyuman indah yang selalu menjadi favoritnya itu Jaemin ikut tersenyum kecil lalu menundukkan kepalanya. Bola mata Minjeong membulat seketika saat melihat pundak lelaki itu naik turun, diraihnya lengan itu lalu mengusapnya dengan lembut.
"Kenapa?" Tanyanya, namun tak ada jawaban dari sang empunya.
Jaemin pun tak tau kenapa ia terus terpaku pada Minjeong, senyuman polos dan tulus itu selalu mengingatkannya pada wanita yang paling ia cintai.
"Jaem..." Lirih gadis itu lagi.
"Bisa panggil oppa aja?!" Sahut Jaemin yang langsung menatap wajah gadis pucat itu dengan sisa air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reciprocal
RomanceApa kamu percaya dengan pepatah "Apa yang kamu tanam itulah yang akan kamu tuai"? Jaemin tak pernah perduli tentang itu. Namun takdir berkata lain, hidupnya perlahan hancur dan menyedihkan. Dosa apa yang telah ia perbuat? ~Dia rela mengorbankan kelu...