Sore ini, langit nampak murung dan sesekali mengeluarkan kilat petir disusul suara guntur. Lee Jeno, seorang model majalah popular yang menikahi seorang wanita seprofesi dengannya itu kini mulai dihadapkan dengan lika-liku perjalanan rumah tangganya.
Hadirnya orang lama membuat semuanya berubah, kepercayaan satu sama lain pun mulai goyah.
Semuanya berawal dari sini....
"Giliran aku mau nambah anak kamu gak mau, tapi sekarang kamu mau hamil anak Jaemin." Karina menghela nafas berat mendengar celotehan Jeno.
"Ya beda dong, kalo ini kan aku cuma niat bantu... Kita juga dapet bayaran dari itu"
"Bantu? Kenapa harus kamu? Kamu pikir itu masuk akal?!" Tanya Jeno sedikit emosi "Seberapa besarnya bayaran yang dijanjiin Jaemin, seharusnya kamu tuh nolak!" Sambungnya.
"Masuk akal lah Jen, kamu tau se-terpandang apa keluarga Jaemin" Jawab Karina meyakinkan suaminya.
"Tapi bukan kamu dong, kenapa harus istri orang? Kan ada banyak cewe yang nyewain rahimnya"
"Bukannya Jaemin udah bilang karena dia takut cewe yang dia sewa suatu saat nanti bakal sebarin privasinya ke publik?!"
"Babe come on... Kan bisa disogok pake uang, siapa sih yang gak mau kalo nilainya gede?" Tegas Jeno agar istrinya sadar bahwa Jaemin pasti memiliki maksud lain.
Takut privasinya tersebar sebagai dalihnya itu sangat konyol dan tetap tak masuk akal bagi Jeno. Bukankah ada surat perjanjian yang akan menjadi penjamin nantinya?
"Jen please... Ini rahim aku, dan aku cuma minjemin doang bukan selingkuh atau having sex with him" Ujar Karina tetap pada pendiriannya.
"Terserah! Bantu dia sesuka kamu" Jeno sudah begitu muak membahas tentang ini.
Memang benar itu tubuhnya, tapi apakah itu sesuatu yang benar juga jika dia semaunya sendiri menentukan pilihan dan tak menghargai pendapat suaminya?
"Jen?! Mau kemana?"
"Bukan urusan kamu!"
---o0o---
Terik matahari pagi terlihat begitu cerah seperti suasana hati Minjeong saat Karina menerima tawarannya. Selama sepuluh tahun lamanya ia dan Jaemin telah menanti kehadiran buah hati, dan kini akhirnya telah menemukan titik terang.
"Tapi beneran kak Jeno ngizinin?" Tanya Minjeong memastikan bahwa tidak ada yang terpaksa.
Karina tersenyum kecil seraya mengangguk cepat "Aku udah ngeyakinin dia kok semalem, dan dia bilang terserah aku"
"Syukurlah..." Ujar Minjeong lega, senyumnya pun merekah.
"Kalo gitu lusa lo ke rumah sakit ya, ketemu sama ayah" Ucap Jaemin pada Karina seraya mengusap lembut lengan Minjeong yang terharu.
"Ditangani sama ayah langsung?" Tanya Karina antusias.
"Iya, kalo urusan kaya gini gak mungkin ditangani orang lain"
"Iya sih, gak sabar deh ketemu ayah lo udah lama gak pernah ketemu"
"Jeno kenapa gak ikut?" Tanya Jaemin mengalihkan topik.
"Oh dia lagi nganterin Jeevan main ke rumah temennya" Sanggah Karina.
Tidak, Jeno hanya tak mau bertemu dengan Jaemin apalagi membahas tentang masalah surrogate mother ini. Tak perduli berapa besar uang yang akan Jaemin beri jika Karina bisa mengandung anaknya hingga akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reciprocal
RomanceApa kamu percaya dengan pepatah "Apa yang kamu tanam itulah yang akan kamu tuai"? Jaemin tak pernah perduli tentang itu. Namun takdir berkata lain, hidupnya perlahan hancur dan menyedihkan. Dosa apa yang telah ia perbuat? ~Dia rela mengorbankan kelu...