15. full of blood

2.7K 162 28
                                    

4 hari yang lalu, tepatnya saat berada di Pasaraya, Giselle sedang melihat-lihat beberapa baju anak sendirian. Jeno yang melihatnya dari jauh pun berfikir untuk menghampirinya hanya sekedar menyapa dan menanyakan kabarnya namun sebenarnya ada maksud lain.

"Jel..."

Giselle menoleh ke arahnya yang berjalan mendekat, surai hitam legam yang lurus dan panjang dilengkapi dengan clean makeup itu masih menjadi ciri khas Giselle dari awal ia mengenalnya.

"Gimana kabar lo?"

"Baik... Kenapa?"

"Gue mau ngomong serius sama lo... Bisa gak?"

"Yaudah ngomong aja..."

"Disini maksud lo?" Jeno melirik ke sekeliling.

"Terus? Lo artis Jen, dan mau ngomong berduaan gitu? Ntar kalo ada artikel aneh-aneh gimana?"

"Popularitas gue udah gak kaya dulu waktu gue lajang, jadi hal kaya gitu wajar aja sih..."

Giselle tak mengatakan apapun dan kembali fokus memilih pakaian anak. Karena hendak berdebat pun percuma.

"Sebentar doang..."

Iya, Jeno menarik paksa Giselle ke tempat yang lebih sepi.

"Jen!!! Apa sih maksud lo!"

Giselle sontak menepis cengkraman Jeno pada pergelangan tangannya dengan kasar.

Ia menghela nafas "Gue ngerti lo nyegah adanya fitnah dan berusaha ngelindungi rumah tangga lo, tapi gue cuma mau ngomong bentar..."

Giselle memutar bola matanya jengah disusul dengan helaan nafas "Yaudah cepetan!"

"Gue mau minta maaf dengan cara yang lebih bener...."

Giselle yang tengah melipat kedua tangan di depan dadanya itu sontak melirik ke arah Jeno yang berada disebelahnya.

"Gue baru sadar sekarang, salah gue banyak banget ke lo... Gue egois, gue gak mau tanggung jawab, bahkan mahami perasaan lo aja enggak, gue juga gak tau seberat dan se frustasi apa lo waktu itu..."

Ia makin jengah melihat Jeno yang terus tertunduk seraya menyatukan kedua tangannya seperti meminta maaf pada atasannya.

"Lupain Jen, lo ngebuka luka lama gue..."

"Gue tau, tapi gue ngerasa bersalah terus setiap tahunnya... Gue gak cuma ngerasa bersalah sama lo doang, tapi gue juga ngerasa bersalah banget sama anak___"

"Udah Jen!!!" Sela Giselle seraya mengernyitkan dahinya "Gue udah maafin lo meskipun itu semua butuh bertahun tahun...! Dan cuma Mark yang bisa buat gue ngelupain semua kelakuan lo!"

Giselle melangkahkan kakinya pergi tanpa basa-basi, sedangkan Jeno yang sempat menatap kepergian Giselle itu kini sontak tertunduk lesu saat air matanya menetes begitu saja.

Jeno bersungguh sungguh bahwa ia sangat menyesal telah membiarkan Giselle menghadapi semua itu sendirian, dan dialah alasan semua itu terjadi.

"MAMA...!!!!"

Lamunannya buyar begitu saja saat Mackenzie berteriak seraya berlari ke arahnya.

Ia pun tersenyum tipis menatap putrinya yang kini telah menggunakan seragam sekolah dasar.

"Mama... Mampil beli ice cream boleh?"

Giselle mengangguk singkat mengiyakan pertanyaan putrinya.

"Yeayy, thanks mom..."

"Gimana tadi sekolahnya?"

"Seluuuu!" Mackenzie antusias seraya memasuki mobilnya "Mack tadi belajal science, bikin gunung belapi gitu ma kelual lava nya..."

Reciprocal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang