Part 02

365 25 0
                                    

Sesampainya di bandara kami terburu-buru mengeluarkan koper dari mobil Jisoo yang memang juga satu universitas dengan kami namun bedanya Jisoo tidak mengambil asrama karna keluarganya tinggal diSeoul.

Setelah mengantarkan kami, Jisoo kembali pulang ke rumahnya yang katanya sebentar lagi akan dikandang agar aman karena Jisoo berasal dari keluarga yang kaya raya, dan jika gelap begini pasti akan banyak pihak kejahatan yang akan memanfaatkan situasi ini untuk merampok rumah mereka. Jadi karna alasan itu.... Jisoo sendiri yang menceritakannya kepada kami saat menuju ke bandara.

" Ayo..." Seru Rose.

Bandara sangat padat oleh ribuan orang yang sepertinya sedang mengantri.

" Penerbangannya masih lama ya?" Tanya Wendy pada seorang satpam yang menjaga bandara.

" Penerbangan ke mana? Sebentar lagi masih penerbangan ke Australia." Ucap Satpam itu.

" Aku dari Australia!" Rose dengan cepat mengangkat tangannya.

" Dari Australia?? Heii... Disini satu dari Australia... Tolong bawa keruang tunggu!!" Seru Satpam itu pada seorang temannya.

" Sebentar, tapi Pak... Penerbangan ke Amerika kapan ya?" Tanya Wendy.

" Kira-kira tengah malam jam-jam 1 pagi nanti. Banyak penerbangan ke Amerika. Siapa yang ingin ke Amerika?"

" Kami berdua, Pak." Jawab Wendy yang merujuk pada Mina.

" Pak ke New Zealand?" Tanyaku yang juga tidak mau ketinggalan.

" New Zealand baru besok, jam 5 pagi." Jelas Satpam itu.

" Jen... Kamu nggak mau ikut aku aja ke Australia, takutnya kamu telat penerbangan." Ucap Rose padaku.

" Enggak akan.." Aku menjawabnya tanpa rasa risau. Lagi pula aku bukan hanya sekali dua kali naik pesawat, dan ketinggalan pesawat? Aku juga belum pernah.

Pada akhirnya Rose pun dibawa oleh satpam itu ke ruang tunggu karena penerbangan ke Australia yang sebentar lagi akan terbang.

Sementara itu Wendy, Mina, dan aku memutuskan untuk mencari tempat makan siang karena perut kami yang sudah keroncongan, dan lapar.

" Enggak nyangka juga ya kalau beritanya bakal betul.." Ucapku yang memakan kembali ramyeon panas karna cuman itu yang ada, itu pun kami beli dari mesin karena warung-warung bahkan restoran, semuanya telah tutup.

" Ceritanya sih para ilmuwan, dan astronomi masih menyelidiki, padahal di benua lain sepertinya baik-baik aja, cuman di seluruh Asia yang enggak ada Matahari." Jelas Wendy.

" Ini menentang aturan dunia." Ujar Mina yang tidak percaya.

Aku, dan Wendy yang mendengarnya hanya mengangguk setuju saja.

" Tiba-tiba banget rasanya.." Ujarku yang juga tidak menyangka dengan apa yang terjadi saat ini.

" Benar." Balas Mina.

Kami pun menikmati ramyeon panas begitu juga dengan banyak orang lainnya yang sepertinya juga sedang duduk dan makan untuk menunggu penerbangan. Untung saja karena bantuan satpam itu, Wendy, Mina, dan aku mendapatkan giliran pertama untuk penerbangan yang akan dilakukan karena memang lebih diutamakan wanita dahulu dibandingkan para pria yang dibelakangkan agar tidak berseteru.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, aku yang bosan dengan langit malam memejamkan mataku lebih cepat karena penerbangannya jam 5 pagi besok. Sementara Mina, dan Wendy yang juga sedang menunggu penerbangan pesawat ke Amerika memilih untuk tidak tidur.

Aku sudah memasang alarm jam 4 pagi, jadi aku bisa agak tenang.

Wolf Girl|| LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang