Part 08

280 23 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 3, entah pagi atau sudah malam karena langit yang tetap saja gelap seolah mereka sudah buta dengan waktu.

Jennie memeluk kedua lututnya agar tangisannya tidak terdengar, air matanya terus menerus menetes, dia sudah sangat merindukan keluarganya yang pasti sedang mencemaskannya sekarang.

" Hikss..."

Ini pertama kalinya Jennie menangis karena jauh dari keluarganya. Dia bahkan tak bisa menghubunginya.

Tiba-tiba seseorang memeluk tubuhnya, membuat Jennie terkejut dan menyadari jika Lisalah yang memeluknya. Jantungnya bahkan terasa berhenti berdetak.

" Menangislah.." Ujar Lisa yang terdengar dingin namun berhasil membuat Jennie menumpahkan seluruh kesedihannya didalam pelukan hangatnya.

Beberapa saat kemudian setelah Jennie merasa tenang, Lisa melepaskan pelukannya dan berjalan menuju sebuah meja yang disana ada sebuah radio yang terlihat kuno, sepertinya sebagai hiasan.

Jennie melihat Lisa yang mengotak-atik tombol radio hingga terdengar suara-suara yang terhubung kedalam radio.

Keluarlah suara musik yang membuat Lisa pada akhirnya berhenti mengotak-atiknya.

" 88.2 aku suka siaran radio ini." Ucap Lisa yang membuat Jennie terdiam begitu Lisa mengulurkan sebelah tangan kepadanya.

Musik Jazz berlantun didalam keheningan ruangan.

" Mau berdansa denganku?" Ajak Lisa yang berjongkok, dan memandang wajah Jennie yang langsung menyunggingkan senyum serta mengangguk menerima ajakannya.

Alunan musik Jazz klasik serta langkah mereka yang serasi. Lisa cukup terkesan dengan keahlian berdansa Jennie.

" Kau bisa berdansa?" Tanya Lisa yang berlangkah kebelakang dan membiarkan Jennie berputar sebelum dia meraih pinggang ramping pasangan dansanya.

Jennie berputar dan tersenyum bahagia saat Lisa meraih pinggangnya dengan sempurna, " Aku sering berdansa dengan ayahku, dia yang mengajariku berdansa."

Lisa tersenyum melihat wajah bahagia Jennie yang begitu cantik.

" Aku selalu ingin berdansa dengan pasanganku suatu hari nanti."

" Kau bisa." Balas Lisa.

Jennie tertawa kecil, dan menganggukkan kepalanya.

Lisa pun menghentikan langkahnya begitu juga dengan Jennie yang langsung memeluk tubuhnya.

" Terima kasih telah menghiburku... Aku sangat menghargai itu." Ucap Jennie memeluk erat Lisa yang mematung dibuatnya.

Tangan Lisa membalas pelukan itu. Merasakan perasaan aneh yang terasa begitu hebat menyerang denyut darahnya yang mengalir cepat.

" Tubuhmu panas, haha..." Tawa Jennie melepaskan pelukannya.

" Ah ya... Aku... Aku..." Wajah Lisa memerah namun sayangnya tidak terlihat karna ruangan yang tidak cukup terang, untungnya cahaya bulan menerangi mereka.

" Aku tak pernah merasa sesepi ini sebelumnya... Maukah kau memelukku malam ini?" Tanya Jennie dengan penuh harap pada Lisa yang lagi-lagi mematung dibuatnya.

Beberapa menit kemudian...

Akhirnya Jennie berhasil memejamkan matanya karna pelukan Lisa yang terasa menemaninya malam ini. Kedua mata Lisa yang terbuka memandang wajah Jennie yang terlihat tenang, jantung Lisa berdetak tidak karuan karna sentuhan nafas Jennie pada dadanya. Lisa yang merasa jika Jennie sudah cukup nyenyak mencoba berdiri namun Jennie langsung menahan tubuhnya agar tidak bergerak sedikit saja yang membuat Lisa pada akhirnya memilih untuk tetap berada diposisi yang sama hingga berjam-jam kemudian nanti.

Wolf Girl|| LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang