Part 04

332 28 0
                                    

Kepalaku terasa pusing, aku pun langsung bangun mengingat apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Seekor serigala menggigit kepala yang terlepas dari tubuh? Entah itu mimpi atau malah sebaliknya?

Aku melihat jika aku berbaring di tempat tidur, ya tuhan apakah ini semua benar-benar hanyalah mimpi? Namun ketika mataku terbuka perasaan lega itu langsung menghilang begitu menyadari jika kamar ini bukanlah kamarku.

Aku pun melihat ke jendela dan benar saja langit gelap masih di sana.

Cklek!

Aku langsung terpaku melihat seseorang yang wajahnya familiar datang memasuki kamar.

" D-darimana... L-lisa..??" Aku dengan gagap berkata.

" Aku menemukanmu di jalan, jadi aku bawa ke sini." Jawab Lisa duduk ditepi tempat tidur, dia meletakkan mangkok berisi sereal dicampur susu.

" Aku tidak bisa memasak, lagipula ini bukan rumahku... Aku mendapatkan sereal dan susu dari toko." Jelas Lisa.

" Lalu jika ini bukan rumahmu lalu ini rumah siapa?" Tanyaku yang tentu tidak percaya dengan kata-katanya.

" Aku tidak tahu... Banyak rumah yang ditinggalkan oleh pemiliknya karena langit gelap di luar, dan rumah ini salah satunya.. Mungkin pemilik kamar ini adalah seorang petani.." Ujar Lisa menunjuk kesebuah topi tergantung yang biasa dipakai petani saat sedang berkebun.

" Umm tak mungkin seorang petani memiliki jas, dan kemeja." Ucapku menunjuk pada jas dan kemeja yang berada di lemari yang terbuka.

" Kau benar."

Aku melihat wajah samping Lisa yang terlihat terukir cukup sempurna, tegas, dan sangat mempesona.

Penilaian orang-orang tentang Lisa mungkin memang benar salah karna Lisa tidaklah seperti itu.

" Darimana kau tau kalo aku lapar? Bolehkah aku memakannya?"

" Silahkan." Jawab Lisa yang langsung menoleh padaku.

Aku mengambil mangkok sereal itu dan langsung mengunyahnya.

" Apakah kau juga mau?"

Lisa menggeleng pelan.

Aku pun mengunyah sereal itu dan mengingat sesuatu, " Aku tidak pernah melihatmu makan, aku juga tidak pernah melihatmu datang ke kafetaria untuk mengambil makanan. Apa kau menyimpan makanan didalam kamarmu?"

Lisa menggeleng.

" Lalu?"

" Aku mencarinya."

" Kau mencari makananmu sendiri keluar?" Tanyaku bingung.

Lisa menganggukkan kepalanya meski membuatku cukup bingung karena yang aku tahu, orang yang tinggal diasrama tidak bisa keluar masuk seenaknya. Mungkin Lisa memiliki orang dalam karena tak mungkin dia tidak makan.

Aku menelan sereal yang sudah ku kunyah dan meminum susunya.

" Mumpung hanya ada kita berdua di sini, aku sangat penasaran dan ingin bertanya sesuatu padamu.."

" Aku tahu Apa yang ingin kau tanyakan tanpa harus kau memberitahu." Jawab Lisa dengan datar yang membuatku terpaku karena tatapan tajam kedua matanya yang begitu dingin menatapku.

" A-apa... Kau tau apa yang ingin ku tanyakan?" Tanyaku takut menyinggung perasaannya.

" Mereka yang tidak mau berteman denganku, aku berteman dengan siapa saja jika mereka mau."

Wow...

Aku terpukau karena Lisa dengan benar menjawab pertanyaan yang ingin ku tanyakan. Bagaimana caranya? Ini sangat luar biasa... Intuisinya tidak main-main.

" Sejujurnya mereka mungkin takut padamu karena kau tidak menyapa mereka duluan..." Jelasku.

" Kau orang pertama yang berbicara kepadaku." Ujar Lisa lagi membuatku sekilas mengingat waktu di mana aku ditukarkan ke universitas ini karna keinginan besarku, dan waktu berasrama... Aku menyapa semua orang, dan memberikan masing-masing kue yang ku buat termasuk Lisa yang saat itu tak langsung kukenal karena terus-menerus berkurang di dalam kamar asramanya.

" Terima kasih... Senyumanmu waktu itu memberikanku kekuatan lebih.."

" Apa maksudmu?" Tanyaku bingung, kekuatan lebih apa?

Lisa berdiri tak langsung menjawabku dan malah langsung menepuk kepalaku dengan lembut membuatku lagi-lagi terpaku.

" Habiskan, tak ada makanan di sana... Aku akan mencarikannya untukmu, kau butuh protein.. Jangan kemana-mana, aku hanya akan sebentar.." Ujar Lisa yang terkenal begitu perhatian padaku yang mengangguk kecil.

Lisa pun pergi, dan Entah kenapa hatiku lagi-lagi merasa berdebar seperti ini. Ya tuhan, ini kedua kalinya aku merasakan hal paling mendebarkan ini di dalam hatiku.

Wolf Girl|| LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang