15

636 76 8
                                    

8 tahun berlalu.

Kini semuanya memiliki kesibukan masing masing sambil menyimpan sendiri kenangan masa muda mereka di tempat mereka berada sekarang.

"Yang, ini bekalnya jangan lupa dibawa. Semangat kerjanya ya sayang. Hari ini bakal ngapain?"

Lawan bicaranya merangkul dan mengecup puncak kepala seseorang yang datang menghampirinya dengan sekotak bekal lengkap dengan minumannya.

"Terimakasih sayang. Hari ini cuma meeting sama client aja sih, aku usahain pulang secepatnya. Nanti malem kamu jangan masak, udah lama kan gak dinner di luar."

"Janji ya?!" Tanyanya excited.

Mereka berdua menempelkan bibirnya singkat.

"Janji. Aku berangkat dulu ya, see you cantik."

Callie tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya kepada Ella.

2 tahun pertama sejak keduanya berpindah ke luar negeri merupakan tahun tahun terberat bagi Callie. Ella yang berubah sikap sepenuhnya kepada Callie, Ella yang cuek, bodo amat, dia yang mengabaikan Callie, membantah, berteriak padanya sangat membuat hatinya sakit, tetapi Callie tetap bersyukur Ella tidak sampai main tangan terhadapnya, dan ia bersyukur dapat kembali hidup bersama orang yang dicintainya. Selama 2 tahun Ella yang angkuh dan tegas serta teguh pendirian itu tidak mau mendengarkan penjelasan Callie sedikit pun mengenai kejadian menyakitkan itu.

Hingga akhirnya di satu kesempatan Ella mau mendengarkan penjelasan Callie. Callie tidak menyangkal kesalahannya, karena walaupun ia ketakutan pada Manda seharusnya ia bisa bicarakan lebih awal dengan Ella, dia bisa meminta bantuan cici cicinya, dan ia juga menjelaskan tentang sudah puluhan kali ia meminta untuk Manda menghentikan kelakuan bejatnya pada Callie, namun berakhir penolakan dan paksaan dari Manda.

Mendengar itu, Ella sedikit demi sedikit luluh hatinya, hingga tahun ketiga mereka hidup bersama di negeri orang, dengan bertambah dewasanya seorang Ella yang berpikir bahwa kejadian kelam masa lalu biar lah berlalu, Callie bisa kembali merasakan hidup bahagia, hidup yang ia damba dambakan, hidup bahagia bersama Ella selamanya.

//

"Lo betah banget jomblo diliat liat. Gimana perkembangan sama si itu, anaknya temen bokap lo?"

"Siapa? Lulu? Masih dijalanin aja dulu lah. Santuy aja gak seh?"

"Santuy santuy terbantuy mampus. Btw, gimana kabar kakak lo?"

"Baik baik aja dia mah di luar negeri, gue yakin hidup dia bahagia sejahtera. Gak adil emang, malah jadi gue yang ngurusin kantor ditambah pekerja pekerja akhlakless kayak lo. Padahal kan gue pengin rebahan santai di rumah, biar kakak gue aja yang kerja."

"Bos gue juga akhlakless, gosah playing victim lo."

"Berani lo sama gue? Gaji bulan depan gue hangusin gimana?" Ancam Raisha.

"E-eh jangan dong bos Raisha Wardhana yang baik hati, bercanda doang ini mah."

//

"Bos, mohon maaf mengingatkan nanti satu jam lagi kita harus ke cabang perusahaan bos."

"Gak bisa ganti hari apa? Gue lagi males banget nih."

"Tapi bos, ini udah dari dua minggu lalu tertunda."

"Minggu depan deh."

SUKMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang