END (happy or disappointed?)

707 79 16
                                    

2 tahun semenjak kejadian tak sengaja bertemunya dua orang yang dulunya saling cinta, dan artinya kini genap 10 tahun sudah berlalu Amanda hidup hampa tanpa ada hal hal yang membuatnya merasa bahagia yang menghampirinya, semua terasa hambar baginya, ia bahkan tidak bisa lagi membedakan mana momen bahagia dan sedihnya. Ia tak lagi meluapkan perasaannya baik tertawa maupun menangis, maksimal ia hanya tersenyum tipis jika pekerja mekaniknya berusaha menghiburnya.

tok tok tok!

"Masuk."

Seseorang masuk ke dalam ruangan pribadinya yang memang sengaja dibangun di dalam bengkel.

"Kak Olla? Tumben, ada yang mau dibahas terkait bengkel?" Tanya Amanda setelah melihat orang yang baru saja masuk ruangannya.

"Enggak Man. Gue dateng soalnya ada orang yang mau ngomong sama lo. Emang ngerepotin nih orang suruh telpon langsung gak mau."

Olla menyerahkan hp yang ternyata sudah tersambung ke panggilan seseorang.

"Siapa kak?"

"Udah cepet ngomong aja, keburu kuota gue abis nih."

Amanda menerima hp Olla dan mencoba berbicara dengan seseorang yang berada dalam panggilannya.

"Halo?"

"Halo, ini Manda?"

"Iya, ini siapa ya?"

"Oh gitu? Sekarang udah lupa suara gue lo?"

"Ya iya lah bego, udah 10 tahun juga." Seseorang yang lain menyahut ucapannya.

"Tapi kek kenal suaranya." Gumam Manda.

"Bujug cepetan woy! Gue sibuk nih! Malah pake acara tebak tebakan segala!" Keluh Olla.

"Gue Lyn. Lupa lo?"

"Oh ci Lyn! Kenapa ci? Gimana gimana?" Tanya Amanda excited setelah mengetahui bahwa orang yang sedang berbicara melalui telpon ini adalah sahabat sekaligus tetangganya dulu.

"Durasi woy!" Seru Olla lagi sambil mengetuk ngetukkan jarinya ke meja Amanda.

"Buset marah marah mulu tuh orang. Jadi gue mau ngomong sesuatu, tapi nanti lo hubungin gue aja ya, daripada si Olla Olla itu bikin gue gak tenang ngomongnya."

Panggilan tersebut dalam mode loud speaker, otomatis Olla sedari awal bisa mendengar apa yang Lyn katakan.
Olla segera merebut hp nya dari tangan Amanda.

"Lyn, gue bunuh beneran ya lo. Kenapa gak dari awal aja lo telpon langsung Manda?!"

"Lah, lo aja kagak ngirim nomernya."

"Kan udah gue tawarin tapi lo nolak, biawak!"

"Manda kalo ditelpon nomer gak dikenal pasti gak diangkat, tau banget gue."

"Heh kampung! Itu 10 tahun lalu, sekarang dia udah kerja di bengkel dan harus nerima panggilan panggilan dari customer! Lia lo pacaran sama manusia purba apa gimana dah? Otaknya ketinggalan di 10 tahun lalu tuh, kalah sama teknologi yang ada kemajuan, ni otak orang ini malah kemunduran." Gerutu Olla.

"Buset, iya iya maap dah. Maapin yak."

"Gak mau, dah betmut gue. Tanggung jawab beliin gue rubicorn."

"Emm... Gimana yak, kan-"

"Alah diem lu banyak alesan. Dah ya, nih gue kirim nomer lo ke Manda. Bye!"

"Oke sayang, makas-"

tuuttt tuuttt tuutt!

"Sayang sayang gundulmu." Gerutu Olla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUKMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang