14

1.6K 103 4
                                    

JUJUR
-
-
-

"Bastian." panggil Xavier.

Membuat anak laki-laki itu mendongakkan kepalanya melihat kearah sang ayah "Daddy." Bastian berlari dan memeluk erat tubuh ayahnya. Tangisannya makin mengencang, ketika memeluk tubuh besar sang ayah.

"Ada masalah apa dengan Mommy? Daddy dengar Mommy menjemput Tian untuk pulang karena sakit? Tapi kenapa Tian kabur dan meninggalkan Mommy sendirian?" tanya Xavier.

Bastian mendongakkan kepalanya "Mommy jemput Tian, dan semua temen Tian tahu kalau Mommy Aileen itu ibu Tian."

"Tian malu punya Mommy seperti Mommy Aileen?" tanya Xavier lagi, dan dijawab anggukan dari Bastian.

"Tian tahu bukan bahwa Mommy sedang megandung baby di dalam perutnya. Apa Tian tidak membayangkan betapa lelahnya Mommy membawa baby kemanapun ia berada? Bahkan Mommy sempat berlari mengejar Tian dan membawa tas Tian yang berat kan? Apa Tian tidak kasihan kepada Mommy? Mommy sudah banyak berkorban untuk Tian selama ini, bahkan Mommy juga terkena demam pagi tadi sama seperti Bastian."

Bastian melepaskan pelukannya, selama beberapa detik tatapannya terluhat menyesali perbuatannya "Daddy, Tian salah ya? Tian seharusnya gak perlu malu punya Mommy kaya Mommy Aileen kan? Tian nyesel udah kabur dan ninggalin Mommy. Padahal Mommy juga lagi sakit dan nyempetin jenguk dan jemput Tian di sekolah. Mommy pasti marah ya, Daddy?" tanya Bastian.

Xavier menggelengkan kepalanya "Tidak, Mommy tidak marah. Justru Mommy sangat takut jika Bastian lah yang marah kepada Mommy." jelas Xavier dengen mengelus lembut kepala sang anak.

"Mommy ada dimana? Tian mau ketemu Mommy." tanya Bastian.

"Mommy sedang istirahat, jangan ganggu Mommy dulu okey? Nanti jika Mommy sudah bangun, Daddy akan ajak Bastian ke ruangan Mommy beristirahat." ucap Xavier.

Xavier duduk di sofa dan menarik sang anak untuk duduk di sampingnya "Bastian ingin megetahui sesuatu yang mengejutkan??"

Bastian terlihat bingung "Sesuatu yang mengejutkan?? Apa itu Daddy?" anak itu terlihat penasaran dengan apa yang akan di ucapkan sang ayah.

"Tian tau bukan, bahwa mama sudah meninggalkan Tian sejak bayi?"

"Tentu saja Tian tau, Tian sangat benci wanita itu!" ujar Bastian.

"Daddy akan memberitahu mu sebuah fakta, fakta dimana hal ini akan menyakiti hati Tian. Tian janji tidak akan bersedih ya?"

"Janji! Tian tidak pernah sedih ketika membahas wanita itu." sarkas Bastian.

"Mama asli Bastian itu adalah Tante Noora, orang yang selalu di rindu-rindukan Tian setiap tidak ada kehadirannya. Hingga membuat Mommy Aileen sangat sedih dan juga cemburu dengan kedekatan Tian dengan Mama Noora."

Bastian terkejut bukan main "Mama Noora?" tanyanya bingung, seakan-akan tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Xavier.

"Lihat ini." Xavier menunjukkan foto dimana Bastian kecil sedang di gendong oleh Noora semasa selesai persalinan "Bastian tau kan, bahwa anak kecil ini adalah Tian??"

Bastian menganggukkan kepalanya "Daddy, jadi selama ini Tian hidup berdampingan dengan Mama?" tanyanya dengan suara yang lirih.

"Yaa, maka dari itu Daddy sedikit bimbang ingin membicarakan hal ini pada Tian. Tetapi Daddy harus segera memberitahumu, Daddy tidak ingin melihat Mommy murung sepanjang hari karena Mama Noora."

"Mommy sedih ketika Tian dekat dengan wanita itu?" tanya Bastian, khawatir.

Xavier mengelus lembut kepala sang anak "Mama Noora."

Bastian menggelengkan kepalanya "Dia bukan ibuku, ibuku hanya satu yaitu Mommy Aileen." tegas Bastian.

Xavier sedikit tersenyum mendengar jawaban anaknya, karena inilah yang sebenarnya ia inginkan "Mau ikut Daddy membeli bubur untuk Mommy?"

Bastian mengangguk "Iya, Tian juga mau minta maaf sama Mommy soal hari ini."

Xavier menggandeng tangan Bastian dan mulai keluar dari ruangannya untuk turun membeli bubur🍲.

🦢🦢🦢

Ceklek!

Setelah mendapatkan bubur yang ia cari Xavier segera menaiki lift menuju lantai dimana Aileen beristirahat. Sedangkan Bastian anak itu sedang membeli beberapa cemilan di kantin perusahaan.

Setelah sampai Xavier segera membuka ruangan dimana Aileen beristirahat "Aileen?" panggil Xavier, ketika lelaki itu melihat Aileen yang masih memejamkan mata di kasurnya.

Tangan Xavier terangkat untuk mengecek suhu basan Aileen "Shh panas sekali."

Aileen membuka matanya dan menatap lemas ke arah Xavier "Xavier, kepala aku sakit." lirih Aileen dengan memegang kepalanya.

Xavier dengan cepat mendekat "Kita kedokter sekarang." tubuh Aileen langsung digendongnya untuk di bawa ke rumah sakit terdekat.

"Kenapa tidak segera menelfon saya jika kepalamu sakit?" tanya Xavier di sela-sela ia berlari menuju lift.

Aileen yang digendong seperti koala menyenderkan kepalanya di bahu tegap milik Xavier "Aku takut ganggu kamu." jawab Aileen.

"Kesehatanmu adalah yang utama, saya akan mengenyampingkan hal apapun itu demi dirimu." setelah sampai dilantai dasar, Xavier segera keluar perusahaan menuju mobil miliknya.

"Ada apa Tuan?? Ada apa dengan Tuan Aileen??" tanya para karyawan yang terlihat sangat khawatir ketika melihat bosnya yang berlari membawa tubuh lemas istrinya di gendongannya.

"Cepat siapkan mobil, saya harus segera ke rumah sakit." perintah Xavier.

Para karyawan segera berlari mendahului Xavier untuk menyuruh sopir menyiapkan mobil untuk Xavier.

Setelah itu Xavier segera masuk ke dalam mobil yang sudah siap mengantarnya ke Rumah Sakit.

***

tbc

AILEEN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang