9

2.6K 154 4
                                    

MASA LALU
~~~~~~

Hari ini Xavier memilih untuk bekerja dirumah, karena keadaan Aileen yang sedang ingin ditemani.

Lelaki itu terus saja berada di ruang kerja miliknya dan bekerja sepanjang hari. Sebelum akhirnya Aileen masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Xavier." panggil Aileen dengan suara seraknya.

Xavier menoleh "Yaa?" seakan penasaran dengan apa yang akan dikatakan Aileen.

"Pinjam tanganmu." pinta Aileen, Xavier dengan segera menjulurkan tangannya.

Ketika melihat Aileen mengarahkan tangannya di perut hangatnya seketika saja matanya membulat kaget "???"

"Baby menendang untuk pertama kalinya." ujar Aileen dengan terharu "Aku sangat terkejut ketika melihat baby mulai aktif dalam perut. Aku, aku sangat bahagia Xavier." tutur Aileen.

Xavier tak bisa berkata-kata ketika merasakan tonjolan kecil muncul dari perut Aileen seakan akan sang bayi merespon dirinya yang sedang mengelus perut Aileen.

"Kemarilah." Xavier menarik tangan Aileen untuk duduk di pangkuannya, la lalu memeluk erat tubuh sang istri.

"Xavier, apa kamu bahagia melihat baby menendang untuk pertama kalinya?" tanya Aileen.

Xavier tersenyum "Saya sangat bahagia, bahkan melebihi segalanya. Saya bahagia bisa menemanimu di masa kehamilan sampai memasuki bulan keenam ini. Terus kuat ya, jangan merasa sendirian, ada saya yang selalu ada di samping kamu." tutur Xavier.

"Umm, terima kasih." Aileen menganggukkan kepalanya dengan lucu.

Di tengah-tengah hal romantis antar keduanya, tiba-tiba saja pintu ruang kerja Xavier kembali diketuk oleh seseorang dari luar.

Ceklek! Pintu terbuka, menampilkan Noora yang terlihat kaget dengan posisi suaminya dan juga istri keduanya yang saling memangku.

"Ehem, maaf mengganggu waktu kalian. Aku hanya ingin mengatakan bahwa makan siang sudah siap. Bastian sedang menunggu kalian berdua di meja makan."

Aileen yang mendengar itu segera bangkit dari pangkuan Xavier, dan berjalan mendahului Noora menuju ruang makan "Aku duluan."

Setelah kepergian Aileen, Noora berjalan mendekat ke arah Xavier "Xavier, bolehkah aku mengatakan suatu hal padamu?" tanya Noora, dan dijawab anggukan singkat dari Xavier.

"Bastian, dia semakin dekat denganku dan mulai bermain bersama ku akhir-akhir ini. Aku ingin meminta sesuatu darimu, apakah boleh?"

"Saya akan menolak bila itu hanya menguntungkanmu saja." jawab Xavier.

Perkataan Xavier membuat Noora terdiam sejenak "Bisakah kita kembali seperti dahulu lagi?"

"Makdusmu? Sejak kapan kita pernah bersatu Noora? Bukankah semenjak hamil Bastian kita tidak pernah melakukan kontak fisik apapun sampai detik ini." ujar Xavier.

"Bukan begitu, aku hanya ingin memperbaiki semuanya Xavier. Berilah aku kesempatan kedua untuk merubah segalanya." pinta Noora.

Xavier melepas tangan Noora dari lengannya "Saya sudah punya Aileen sekarang, dan untukmu Noora. Bukankah sudah saya katakan, bahwa saya sudah mengirimkan surat cerai untukmu beberapa tahun lalu? Apakah itu kurang meyakinkan mu bahwa selama ini saya tidak menerima kehadiran mu sejak dimana kamu meninggalkan Bastian sendiri di rumah sakit??"

Noora menundukkan kepalanya menyesal "Aku minta maaf, aku- aku punya alasan mengapa aku meninggalkan Bastian di rumah sakit saat itu Xavier."

Xavier menukkikan alisnya "Apa alasanmu? Saya ingin mendengarnya."

"Ibu—" Noora nampak menghela nafas panjang ketika mengingat mendiang sang ibu "Ibuku meninggal tepat dimana aku melahirkan Bastian kala itu. Aku dijemput pamanku di rumah sakit dan menuju bandara menggunakan kursi roda. Karena hanya berselang satu jam setelah melahirkan Bastian aku harus terbang secepatnya agar bisa melihat jasat ibu dimakamkan. Saat itu aku belum bisa berjalan setelah persalinan.

Sebelum aku keluar dari ruang bersalin, aku sempat memotret Bastian menggunakan handphone dan menyetak foto itu. Foto yang selalu aku simpan di dompetku selama hampir 10 tahun belakangan ini." Noora merogoh sakunya dan menunjukkan foto Bastian saat baru saja lahir kepada Xavier.

Xavier melihat crtakan foto kecil yang diberikan Noora. Benar, foto itu adalah foto Bastian saat anaknya baru saja lahir. Xavier bahkan tak sempat memotret foto masa kecil Bastian karena sibuk bekerja.

Hati Xavier bergetar mengingat tangisan pertama Bastian yang ia dengar di ruang bersalin, tanpa adanya Noora disana.

"Saya tidak tau kamu mengalami hal berat seperti ini Noora." Xavier terlihat menyesali perbuatannya.

"Aku menetap di Kanada hampir 10 tahun karena merawat ayahku yang terkena kanker otak selama 3 tahun, sebelum akhirnya ayahku pergi menyusul ibu di atas sana. Setelah kepergian orang tuaku, aku bekerja paruh waktu selama bertahun-tahun untuk membiayai ketiga adikku yang masih bersekolah di Kanada.

Aku minta maaf telah meninggalkanmu dan juga Bastian sendirian selama ini. Tanpa adanya peran istri dan ibu untuk kalian berdua. Maafkan aku juga karena tidak melakukan kontak fisik ataupun berbicata padamu selama berbulan-bulan setelah menikah. Karena saat itu aku sangat trauma dan takut kepadamu, akibat insiden hamil di luar nikah, walaupun kamu sudah bertanggung jawab menikahiku kala itu."

Noora menitihkan air matanya, mengingat masa-masa sulitnya selama bertahun-tahun. Apalagi saat ini sang anak, Bastian tampak membenci kehadirannya.

Xavier menarik tangan Noora dan memeluk hangat istri pertamanya itu "Saya juga minta maaf karena sudah menuduhmu aneh-aneh Noora, saya tidak tau bebanmu seberat ini."

"Beri saya waktu untuk berfikir segalanya, untuk kebaikan mu, kebaikan Aileen dan juga Bastian untuk ke depannya."

***
tbc

AILEEN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang