6

3K 169 1
                                    

TIDUR SIANG
~~~~~~

"MOMMY!!!" suara teriakan milik Bastian membuat Aileen memijat pelipisnya pelan.

Pagi tadi Bastian baru saja menangis karena mengakui kesalahannya kepada Aileen. Dan mengatakan bahwa ia ingin memanggil Aileen dengan sebutan Mommy. Namun belum genap dua jam, bocah itu sudah berteriak memanggil namanya berkali-kali karena Xavier yang terus menggoda anaknya itu.

"Cie udah mau manggil Mommy ke Mommy Aileen, cie cie." ledek Xavier kepada anaknya itu.

Bastian menangis dan terus memanggil nama Aileen berkali-kali "Mommy hiks." anak itu berlari ke arah Aileen yang sedang memasak sarapan untuk Bastian dan Xavier di hari libur ini. Karena Bibi Sojung yang tidak bekerja di hari libur dan juga tanggal-tanggal merah lainnya.

"Tidak apa-apa, daddy hanya meledek mu jangan menangis. Tian bilang katanya sudah besar dan tidak akan menangis bukan?" Aileen mengelus lembut tangan anaknya yang melingkar di perutnya, dengan terus mengaduk adonan roti yang ia buat

"Perut mommy sangat besar." mata Bastian menjadi berbinar ketika merasakan perut Aileen yang mengembung besar. Anak itu baru merasakan perut hamil seseorang, maka dari itu ia terlihat sangat terkejut ketika merasakannya.

"Ya, karena dedek bayi sudah menginap di perut mommy selama 4 bulan lamanya." jelas Aileen.

Bastian hanya menganggukkan kepalanya, mengerti "Mommy, adik Tian laki-laki atau perempuan?" tanya Bastian.

"Mommy tidak tau, biar saat lahir saja jenis kelaminnya diberitahukan dan menjadi surprise buat Tian."

"Kalau begitu, Tian mau punya adik cewe. Biar nanti Tian bisa jaga adik bayinya."

Aileen mengelus lembut kepala Bastian "Doa saja yang terbaik untuk adiknya, semoga adiknya sehat di perut Mommy."

"Pasti! Tian akan doa yang terbaik buat dedek bayinya."

🦢🦢🦢

"Ada apa?" tanya Xavier ketika ia melihat kepala Aileen yang mengintip di balik pintu ruang kerjanya.

Sekarang sudah jam 2 siang, dan waktunya Aileen untuk tidur siang. Tetapi entah kenapa perutnya terasa nyeri, dan Aileen merasa sangat malu ingin memberitahukan hal ini kepada Xavier. Ia ingin Xavier mengelus lembut perutnya agar tidak lagi kram dan nyeri.

Xavier membalikkan kursi kerjanya, dan menyuruh Aileen untuk mendekat ke arahnya "Kemari." tangan Xavier mengintruksikan kepada Aileen untuk duduk di atas pangkuannya.

Aileen dengan ragu mendekat ke arah Xavier "Eumm.. Xavier, perutku sangat nyeri. Bisakah kamu mengelusnya? Karena jika kamu sudah mengelusnya, maka perutku menjadi tidak nyeri lagi."

"Sini." Xavier menepuk pahanya.

"Aku duduk disitu?" tanya Aileen.

Dengan cepat Xavier menarik tangan Aileen, dan mendudukkan lelaki berperut besar itu di atas pangkuannya.

"Ini sudah jam tidurmu ya?" tanya Xavier. Lelaki itu menaikkan baju kelonggaran milik Aileen hingga memperlihatkan perut besar lelaki itu, dengan paha yang terekspos karena Aileen hanya memakai celana sebatas setengah paha saja.

Tangan Xavier dengan lembut mengelus perut buncit sang istri, hingga membuat Aileen nyaman dan menyenderkan kepalanya di dada bidang milik Xavier.

"Ada yang kamu pikirkan hingga sering sekali mengalami kram perut seperti ini? Jika ada yang mengganggu pikiranmu, maka berbagi cerita lah dengan saya. Maka saya akan mendengarkan mu dan memberikan masukan-masukan yang bisa saya berikan kepadamu."

Aileen menggelengkan kepalanya "Tidak ada, hanya saja sering kram perut dan aku suka mengompres pakai air hangat tetap aja gak mempan. Kecuali kalau kamu elus, perut aku jadi gak sakit lagi"

Xavier hanya mengangguk singkat, dan meneruskan acara mengelus perut istrinya.

Aileen yang duduk menyamping di pangkuan Xavier terus saja menggoyangkan kakinya yang menggantung ketika di pangku oleh Xavier. Kakinya terus bergerak maju mundur dengan riang, hingga akhirnya ia merasa nyaman dan mulai tertidur dengan pulas di pangkuan Xavier.

Xavier yang melihat Aileen tertidur memilih untuk menutup kembali kaus kelonggaran milik Aileen dan menggendong Aileen untuk dibawanya ke kamar milik dirinya. Karena kebetulan ruang kerja Xavier berada di samping kamar milik lelaki itu.

Namun baru saja beranjak, tubuh Aileen sudah menggeliat di dalam gendongannya. Mata lelaki cantik itu mulai terbuka dan menatap Xavier dengan tatapan sayu "Jangan pergi, aku nyaman disini." Aileen semakin mendekap erat tubuh kekar Xavier.

Xavier tersenyum, menatap balik mata sayu pasangannya ini "Ingin tetap di sini, menemani saya bekerja?" tanya Xavier, di jawab anggukan oleh Aileen.

Dengan perlahan Xavier kembali duduk di atas kursi kerjanya, dengan Aileen yang terus saja duduk dan tertidur dalam pangkuan dan dekapannya.

***

tbc

AILEEN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang