🍒 BAB 12🍒

326 24 1
                                    

Echa kini dalam perjalanan pulang bersama sang ibu. Ratih memperhatikan Putri sulungnya sejak tadi Echa banyak tersenyum. Tentu saja ini berbeda dari yang biasanya, karena biasanya putrinya itu terlihat jarang tersenyum.

Echa terlalu banyak pikiran mengenai keuangan dan hal lain. Sering kali berpikir apakan bulan depan masih bisa membawa sang ibu ke rumah sakit? Dan lain-lain. Yuji membuat ia merasa sedikit tenang.

"Dari tadi ibu liatin kamu senyum-senyum terus nak? Lagi happy ya?"

Ditanya seperti itu membuat Echa menoleh kepada sang ibu. "Memang Biasanya aku nggak pernah senyum Bu?"

Ratih tersenyum, lalu membelai lembut kepala sang putri ."biasanya kamu itu banyak ngelamun, manyun. Sekarang ibu melihat kamu senyum-senyum terus, ada apa sih?"

"Nggak ada apa-apa kok Bu," jawab Echa. Karena jujur saja dia tak mengerti kenapa ia tersenyum seperti itu.

Perjalanan cukup membutuhkan waktu lama. Karena kondisi jalanan yang lumayan macet. Sepertinya hari libur begini banyak yang berlibur menghabiskan akhir pekan bersama keluarga.

Sampai di depan rumah Echa, Mereka melihat Hana yang sudah duduk di depan teras bersama seorang pria. Echa dan Ratih segera turun, Hana bergegas membantu Ratih untuk turun dari mobil. garis itu juga mencium tangan Ratih.

"Gimana tadi bu di rumah sakit?" Hana bertanya pada Ratih sambil menggandeng tangan wanita itu.

"Biasa, ditusuk-tusuk sama jarum." Ratih kemudian terkekeh. "Siapa ini?" Ratih bertanya saat pria yang bersama Hana tadi mencium tak berlatih gitu.

"Saya Jun bu, saya kakak sepupunya Hana." Pria berlesung pipi, berkacamata dengan tubuh tinggi tegap itu memperkenalkan diri.

Ratih menoleh kepada Eca, dia berpikir kalau sejak tadi Sang Putri itu kesemsem pada Jun. karena memang tak bisa dipungkiri kalau Jun itu tampan dan juga gagah.

"Ya udah, kalian pada ngobrol gih biar Ibu ke dalam."

"Biar Echa bantuin Bu." Echa berniat membantu sang ibu untuk berjalan ke dalam rumah.

"Ndak usah, kamu temenin Hana sama Jun tuh."

"Aku juga mau bersihin badan sebentar Bu, kan habis dari rumah sakit. Tunggu sebentar ya," kata Echa kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.

Tapi namanya Echa, ia tetap berjalan masuk dalam rumah membantu sang Ibu. Ia juga harus membersihkan diri sebentar karena baru saja kembali dari rumah sakit.

Echa mandi sejenak, kemudian segera berganti pakaian dan bergegas berjalan keluar. Sampai di dapur, ia melihat sang ibu yang sudah membuatkan es sirup untuk Hana dan juga Jun.

"Bawa ini minumannya ke depan. Sama itu tadi kamu beli makanan, gorengan dimakan sama Hana sana." Ratih melirik pada nampan yang sudah disiapkannya.

Echa mengambil nampan yang sudah disiapkan sang Ibu. "Iya, Ibu istirahat aja ya, aku ngobrol sama Hana di depan."

Echa melangkahkan kakinya keluar, namun sebelumnya ia meletakkan nampan tersebut di atas meja di ruang tamu. "Ayo masuk di dalam aja deh jangan di luar."

Keduanya kemudian berjalan masuk mengikuti Echa. Echa berdiri menunggu, kemudian bersalaman pada dengan Jun.

Echa mengulurkan tangan, "salam kenal Mas Jun aku Echa."

Jun menyambut uluran tangan Echa. "Hai, aku Jun."

Ketiganya kemudian duduk. Echa juga mempersilahkan Hana dan juga Jun untuk menikmati sirup dan juga gorengan yang sudah disediakannya.

"Kebetulan Mas Jun lagi ke sini, Jadi gue ajak dia sekalian main ke sini kalian bisa ngobrol bareng deh." Hana membuka pembicaraan.

"Iya, Hana kemarin bilang kalau kamu itu mau pindah ke sana?"

"Iya Mas, kayaknya aku tuh bakal dipindah dua minggu lagi deh. Tapi aku benar-benar buta daerah sana, nggak sih, aku emang buta jalan. Makanya kalau nggak ada orang yang enggak aku kenal,  bingung juga." Echa menjelaskan kepada Jun.

Keduanya kemudian mulai membicarakan Di mana lokasi tempat kerja Echa di Cikarang. Apakah dekat atau jauh dengan lokasi kos atau tempat kerja Jun?

"Kalau ini nggak terlalu jauh sih dari tempat kerja aku, tapi cukup jauh dari kos-kosan aku. Tapi nggak jauh-jauh banget kok kalau sekitar lima menit aja kalau naik motor." Jun sudah mengetahui lokasi pabrik tersebut. Dan memang ternyata letaknya tak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.

"Syukur deh kalau emang tempatnya nggak terlalu jauh Mas. Soalnya aku juga bingung nih, seenggaknya aku punya teman yang aku kenal di sana gitu loh."

"Iya Mas, soalnya dia kalau sendiri kadang suka linglung. Makanya harus ada orang," kata Hana menimpali karena jujur saja dia merasa khawatir kalau Echa harus di sana sendirian bersama dengan Ratih.

"Kamu ada waktu nggak? Kalau ada waktu minggu besok aku bisa aja kamu buat ngeliat kos-kosan yang ada di sana. Yang dekat sama tempat kerja kamu, gimana?" Jun mencoba menawarkan diri karena Siapa tahu saja Echa mau ikut melihat lokasi di sana.

"Boleh Mas. Aku ke sana sama Hana juga ya?" Echa bertanya sambil melirik ke arah sahabatnya itu.

"Yah, Minggu besok gue sih nggak bisa. Minggu besok gue jatah kerja masuk, karena selasa besok gue libur."  Hana menjawab sedikit kecewa, karena ia tak bisa mengantarkan Echa.

"Sama aku aja enggak apa-apa kan? Aku baik kok Cha." Jun katakan itu sambil tersenyum menunjukkan lesung pipinya yang membuat pria itu makin mempesona.

Echa terdiam sesaat, Jun ini tipe mas-mas Jawa idaman. Sopan, kalem, dari tadi saat bicara juga terlihat pintar sekali. "Iya mas kalau gitu Minggu besok ya?"

"Oke nanti aku jemput kamu."

Saat itu ponsel aja tiba-tiba saja berdering. Segera ia ambil ponsel yang diletakkan di dalam saku celananya. Membaca nama pemanggil Yuji segera diterima. "Halo?"

"Hai Cha, Kamu udah pulang atau belum?" Yuji bertanya karena sejak tadi cukup cemas tak ada balasan pesan dari Echa.

"Udah kok, tapi aku belum sempat balas chat kamu. Soalnya lagi ada temen aku." Echa menjawab.

"Cha aku boleh ke toilet gak?" Jun bertanya kepada Echa.

"Boleh kok mas silakan, ada di belakang nanti belok ke kanan ya Mas." Echa menjawab pertanyaan Jun tanpa membisukan panggilan dari Yuji.

"Oke," jawab Jun sembari berjalan menuju toilet meninggalkan Echa dan Hana.

"Kamu lagi di mana?" Yuji bertanya.

"Aku lagi di rumah, lagi ada temenku, nanti aku hubungin kamu lagi ya. Aku matiin dulu panggilannya ya," kata Echa kemudian mematikan panggilan.

"Lo dapat telepon dari mana?" Hana bertanya sedikit curiga. Karena sahabatnya itu tak punya teman laki-laki, mereka selalu berdua bersama-sama sama ini. Jika ada yang dekat dengan pria, pasti memberitahu satu sama lain.

Sementara Echa sendiri bingung bagaimana dia harus menjelaskan tentang Yuji? Hana pasti marah besar ketika ia mengatakan apa yang terjadi di antara dirinya dan juga Yuji.

"Gue ketemu cowok gitu sih, nggak sengaja. pokoknya nanti kapan-kapan gue kenalin ke lo deh."

Hana melirik sahabatnya itu dengan curiga. "Tumben nih, tumben lo nggak cerita ke gue? curiga gue."

"Lo jangan curigaan sih, percaya, itu temen doang." Echa mencoba menekankan dan malah membuat Hana semakin curiga.

"Iya, aneh aja kalau makannya biasanya lo tuh apa-apa cerita sama gue."

"Ish nyebelin Lo."

Hana terkekeh merasa senang sudah mengerjai Echa.

One Night Stand With OB Sultan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang