🍒 BAB 13🍒

331 25 1
                                    

Yuji sedang merebahkan tubuhnya saat dia menunggu Echa sejak tadi. Menunggu Gadis itu membalas pesan benar-benar melelahkan. Dia bahkan berpikir macam-macam, takut juga kalau terjadi sesuatu kepada Echa. Entah apa yang terjadi pada pikirannya, apakah karena terlalu lama menjomblo?

Lalu ketika tadi menghubungi Echa dan mendengar suara seorang pria membuat dia merasa cemburu.

Terakhir kali berpacaran itu sewaktu masih SMA. Saat itu kekasihnya adalah sang kakak kelas, mereka putus karena perempuan itu berselingkuh dengan pria lain. Padahal hubungan mereka sudah sangat jauh, dengan gadis itu juga Yuji melepas keperjakaannya.

"Kok rasanya kayak marah sih?" Yuji bertanya kepada dirinya sendiri. Bahkan kini perasaannya tak bisa tenang.

"Cowok tadi itu siapa sih? Kenapa dia di rumah Echa? Apa gue ke sana aja ya?" Yuji terus bernarasi sendiri. Banyak drama yang berputar di dalam otaknya.

Yuji duduk, kemudian rebahan lagi, ia duduk dan rebahan lagi dilakukan berkali-kali. Itu semua karena sampai saat ini Echa sama sekali tidak memberikan kabar. Padahal belum 15 menit telepon dimatikan.

"Ah shit! Kenapa sih?"

Karena kesal,  akhirnya mencoba menghubungi Sadam. Tidak lama sampai panggilan itu diterima. "Kamu ke rumah saya sekarang."

"Loh, Pak, bukannya saya hari ini libur?"

"Sebentar aja, temenin Saya makan malam. Saya tunggu 20 menit. Nggak pakai lama Sadam." Yuji segera mematikan panggilannya. Dia kemudian memesan makan malam melalui aplikasi online. Malam ini rasanya malas  juga keluar rumah.

Sambil mengganti-ganti channel televisi, dia menunggu Echa menghubunginya. waktu terasa benar-benar lama baginya saat ini. Bahkan sampai  Sadam dan makanan yang ia pesan sudah datang, Echa masih tak membalas pesan darinya. Pria itu kemudian mencoba mengirimkan pesan.

Yuji:
Kalau kamu sama temen-temen kamu udah selesai jangan lupa kabarin aku ya.

"Pak Yuji ini makanannya udah siap."

Suara Sadam terdengar, pria itu kini berada di dapur untuk menyiapkan makanan yang tadi dibeli oleh Yuji.  Yuji melangkahkan kakinya dengan malas menuju ruang makan. Sadam bisa melihat itu, tapi dia berpikir kalau Yuji baru saja mendapatkan telepon dari sang mama.

"Apa habis dapat telepon dari nyonya?"

Yuji menggelengkan kepalanya, kemudian duduk di kursi makan. "Enggak kok. Emang saya lagi bad mood aja."

"Tumben bad mood."

"Emangnya saya sering kelihatan happy ya?" Yuji bertanya sambil mengambil ayam goreng di hadapannya. Tadi dia memesan ayam goreng,  spaghetti, dan beberapa makanan lain.

Sadam gelengkan kepalanya, kemudian membukakan cola untuk sang atasan. "Ya enggak sih, Bapak emang dari dulu judes. Emang tapi kali ini kelihatan beda aja ada apa sih Pak?"

Biasanya Yuji marah, tapi kali ini dia benar-benar malas untuk mendebat Sadam. tak ada gunanya juga, lebih baik memikirkan kenapa Echa tak juga menelponnya? Dan siapa laki-laki yang tadi bicara saat dia sedang menghubungi Echa?

Pria itu terdiam sejenak, dia memikirkan apakah harus bertanya pada sadar mengenai perasaannya saat ini. "Biasanya perempuan itu jatuh cinta berapa lama sih Dam?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Sadam cukup terkejut. Dia menatap beberapa saat, karena tumben sekali Yuji bertanya masalah seperti ini.  "Tumben banget Bapak nanya masalah perempuan?"

"Ya emangnya saya nggak boleh nanya masalah kayak gitu?"

Dan  apa yang dikatakan Yuji barusan benar-benar membuat sadar nyaris tersedak. Dia kemudian mengambil air putih dan meminumnya. "Bapak sehatkan?"

One Night Stand With OB Sultan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang