🍒Bab 3🍒

493 26 0
                                    

Echa berjalan menuju toilet sebelum masuk ke dalam. Ia gugup apalagi ini pertama kalinya dia datang ke acara seperti ini. Dengan terburu-buru ia berjalan masuk, tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang tante-tante.

"Punya mata enggak kamu?!"

"Maaf Tante, maaf, saya buru-buru."

Dipanggil Tante buat perempuan itu melirik dengan kesal. "Tante, Tante kapan saya nikah sama om kamu. Dasar gendut." Wanita itu kesal sambil berjalan cepat meninggalkan Echa.

Echa hanya diam, ya enggak ada yang salah sih dia memang gendut. Enggak peduli juga dengan apa yang dikatakan perempuan tadi. Ia berjalan masuk ke dalam, lalu segera masuk ke dalam toilet yang kosong itu. Hanya ada dirinya di sana.

Setelah selesai menuntaskan hajatnya, ia berjalan keluar mencuci tangan, dan sedikit merapikan riasan. Malam ini mengenakan pakaian cukup seksi. Di atas wastafel ia melihat sebuah Bros perak berbentuk kelinci. Echa mengambil dan memerhatikan dengan seksama.

"Ini pasti punya Tante tadi." katanya kemudian memakai Bros tersebut untuk mengaitkan ke outer yang digunakan. "Nanti kalau ketemu gue balikin deh."

Echa segera berjalan keluar menuju ruang delapan dengan percaya diri. Ingat kata-kata Sarah yang memintanya untuk datang ke ruangan nomor 8.

Sementara itu, Jason dan juga Yuji dalam perjalanan menuju ruang 8. Jason merogoh kantong kemejanya kemudian memberikan bros dengan bentuk kelinci berwarna perak sama seperti yang ditemukan Echa di dalam kamar mandi.

Dengan heran, Yuji menatap Jason.  "Apa nih?"

"Ini tanda kalau kita udah Deal dan siap dengan kegiatan hari ini. cuman orang yang punya bros ini yang bisa masuk ke dalam."

Meskipun malas, Yuji segera memakai bros itu. dia cukup takut dengan ancaman Jason bahwa kegiatannya hari ini akan disebar di sosial media Jika ia tidak mengikuti aturan.

"Ngapain sih ada kegiatan kayak gini?"

Jason melirik ke arah sahabatnya itu, kemudian terkekeh. "Ya buat happy-happy lah. Emang buat ngapain lagi? Hidup ini tuh, harus kita nikmati kegiatan kayak gini tuh asik banget deh. lagi aman kok kan kita bisa pakai pengaman." Jason mengatakan itu dengan enteng, sambil menepuk bahu sahabatnya itu beberapa kali.

Keduanya kemudian berjalan masuk, penjaga yang melihat bros itu segera mempersilahkan Jason dan Yuji masuk. Sementara itu seorang wanita paruh baya tertahan di depan pintu karena kehilangan brosnya. Kemudian menghadirkan matanya kepada tante-tante yang tadi bertemu dengan Echa di kamar mandi.

Tentu saja itu membuat sang tante sumringah, pipinya memerah,  sialnya Dia kehilangan bros dan tak bisa masuk. Jadi berharap kalau lawan mainnya malam ini adalah Jason.

"Masa saya nggak bisa masuk sih?"

"Kalau mau masuk ibu harus tunjukin dulu brosnya," kata sang penjaga.

Sang tante dengan dandanan tebal itu, kemudian segera berjalan cepat kembali mencoba mencari brosnya yang hilang.

Lalu, pintu lift di sisi lain terbuka menunjukkan sosok Echa yang berjalan menuju ruangan 8. Ia berjalan dengan percaya diri, dia ingat kata-kata Sarah kalau berada di sana tidak boleh terlihat lemah ataupun malu-malu. Agar ia bisa dipandang lebih menarik.

Penjaga melihat bros yang dikenakan oleh ejaan, kemudian segera membiarkan gadis itu masuk ke dalam. Ruangan di sana cukup gelap, disediakan topeng di atas meja sebelum masuk. Juga sebuah botol-botol kaca kecil berisi cairan berwarna biru dan oren.

"Silakan diambil. "Seorang wanita penjaga mempersilahkan Eca mengambil topeng dan juga minuman itu.

"Saya boleh ambil yang mana?" Echa tak ingin bertanya itu minuman apa, karena dia takut akan dikeluarkan dari ruangan.

"Ini sama aja kok Mbak, cuman warnanya aja yang beda. minuman seperti biasa bisa diminum Nanti sebelum masuk ke dalam kamar masing-masing."

Echa mengira kalau minuman berwarna biru itu adalah soda, sementara yang warna orange adalah jus jeruk. Dia mengambil yang warna orange kemudian berjalan masuk sambil perlahan memakai topeng. Melirik ke sekitar, melihat seorang gadis yang meneguk minuman tersebut dia mengikutinya.

Kemudian berjalan lagi ke dalam, berhenti di meja di sisi yang berlawanan dengan meja sebelumnya. di sana terdapat beberapa kartu berisi kunci membuka pintu.

"Silakan diambil Miss. Setelahnya boleh langsung ke ruangan sesuai dengan nomor yang tertera ya."

"Ke kamar ini?"Echa jelas heran karena ini semua terasa aneh sekali.

"Iya, untuk yang di atas ini di lantai 8 untuk yang di bawah ini ada di lantai 7. Yang amplop biru untuk perempuan yang amplop merah untuk laki-laki." Kata wanita penjaga itu sambil menunjukkan susunan kartu.

Meskipun semua terasa aneh, tapi Echa tetap melakukan itu. Karena dia pikir itulah memang aturan yang ada. Dia mengambil kartu yang berada di barisan atas, kemudian segera mendapatkannya 8014. Itu adalah tanda kalau dia mendapatkan kamar nomor 14 di lantai 8.

"Terima kasih." Echa kembali memeriksa keadaan titik dia melihat seorang gadis yang juga masuk, setelah mengambil kunci Dia segera berjalan keluar. Echa memutuskan untuk mengikuti langkah gadis itu dan berjalan keluar. Karena jujur saja, ruangan yang sempit dan gelap itu membuatnya tidak nyaman.

Sementara itu Jason dan juga Yuji sudah duduk di meja yang berada di sudut ruangan. Jason masih sibuk menikmati alunan musik DJ sambil menggerakkan kepala dan tubuhnya. Sementara Yuji sudah bosan sendiri di sana.

"Ini habis ini kita ngapain?"

Jason menoleh, "nggak ada apa-apa sih. kalau lo mau langsung ke kamar juga boleh. Gue masih pengen di sini sih, dengerin lagu."

"Kalau seandainya aku nggak mau ngelakuin itu gimana?" Yuji bertanya sambil menunjukkan botol kaca miliknya yang belum.

"Iya seperti yang gua bilang kalau emak lu harus siap kalau lawan lo akan share tentang Lo di sosmed. Itu udah bagian konsekuensi sih."

Yuji melirik kesal, kemudian memutar bola matanya. Dia memilih untuk segera meminum minuman itu. Entah berapa lama sampai obat itu bereaksi dalam tubuhnya. Setidaknya jika bereaksi lebih cepat akan lebih baik, takut jika lawan mainnya tak sesuai dengan seleranya nanti.

Jason hanya terkekeh melihat kelakuan Yuji. "Kamar berapa?"

Yuji belum membuka amplop miliknya. kemudian setelah mendapatkan pertanyaan seperti itu dia segera membuka amplop itu. "Tujuh kosong empat tiga."

Setelah mendapat jawaban Jason juga segera membuka amplop miliknya. Dia mengambil kartu di dalamnya. "Gue delapan kosong empat belas."

"Mau langsung ke kamar atau mau di sini dulu?"

Jason menunjukkan minuman viagra miliknya. "Duluan aja gue masih mau dengerin lagu sih. Mungkin 10 atau 20 menit lagi. Karena lo kan udah minum, gue takut lo nggak tahan di sini."

"Kalau lawan kami udah minum duluan gimana? Sementara  masih di sini 10 atau 20 menit?"

"Ya resiko, gue masih mau di sini."

Yuji kemudian merapikan jasnya dia berdiri dan berniat berjalan segera menuju kamar miliknya. Namun langkahnya terhenti saat Jason memanggilnya.

"Bro! Gimana kalau kita tukeran kamar? Dapat bad feeling, kayaknya lebih baik lo yang kamar 8014 deh."

One Night Stand With OB Sultan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang