Eps 8: Action!

70 12 0
                                    

Sian sekarang ini sedang berada di hadapanku. Kami berdua duduk di karpet, di bawah rimbunnya pohon kelapa. Angin pada siang hari sangatlah terasa panas, tidak seperti biasanya aku memakai tank top hitam dan celana pendek sepaha.

Kemarin malam, Sian tiba-tiba mengirimku pesan bahwa ia ingin bertemu denganku di Serenade Coast. Aku tidak mungkin menolak kesempatan emas itu, jadi tanpa ragu aku menerima ajakannya. Ternyata ia tidak membawa Nied dengannya- atau lebih tepatnya Nied yang membawanya. Karena selama mereka bersama, aku selalu merasa Sian diseret kesana-kemari oleh Nied yang lebih aktif.

Hanya ada aku dan dia. Di pantai, di bawah pohon kelapa. Wanita di hadapanku ini memakai tank top hitam juga, hal itulah yang paling membuatku terkejut saat menemuinya. Selama ini aku selalu melihatnya memakai sweater turtleneck hitam, jadi aku tentunya berekspektasi bahwa ia akan mengenakan hal yang sama bahkan di siang bolong. Aku takkan berkomentar tentang apa yang ia kenakan sekarang ini. Karena tank top itu menampilkan kedua tangan dan lengan Sian yang berotot. Aku menelan ludahku saat melihat pemandangan yang disajikan. Tapi aku segera menggeleng-gelengkan kepala agar pikiranku tidak melenceng lebih jauh.

"Jadi, apa yang kamu ingin bicarakan? Sedari tadi kamu hanya menatapku tanpa mengatakan apapun." Aku memutuskan untuk membuka pembicaraan.

Sian kemudian menoleh ke kanan dan kirinya seperti sedang mencari sesuatu. Lalu ia menepuk dahinya sendiri. "Aku lupa Nied tidak bersamaku hari ini. Apa itu berarti aku yang harus berbicara panjang lebar?" Tanyanya.

Ppft! Tidak kusangka Sian ternyata memiliki selera humor yang bagus. Aku mengangguk sebagai respon terhadap pertanyaannya.

"Baiklah." Ujar Sian. "Kamu ingat Xerr? Pria yang medekatimu di Sunset Dream?"

"Ya, kenapa dengannya?"

"Dia memiliki catatan kriminal, dia pernah merampok beberapa bank dan menjual berbagai macam narkoba. Baru saja bebas dari hukuman penjara 5 tahun." Jelas Sian seraya menatap tepat ke arahku. "Setelah lumayan lama aku dan Nied observasi dari dekat, dia seringkali menjual narkoba kepada orang-orang di Sunset Dream walaupun baru saja bebas dari penjara. Tidak hanya itu, dia juga suka mencuri dompet milik pelanggan kami. Dia sudah pindah ke pulau ini satu bulan yang lalu, tapi kami baru mengetahui catatan kriminalnya dua minggu yang lalu. Harus kubilang, dia memainkannya cukup rapi jadi kami tidak mengetahuinya lebih awal."

Aku manggut-manggut mendengarnya, mataku tidak lepas menatap mata hazel berbintik emas milik Sian. Ternyata ia merupakan tipe orang yang suka membuat kontak mata saat berbicara. Jantungku berdegup sangat kencang, jadi aku mengalihkan pandanganku ke arah pantai yang sepi. Tampaknya tidak banyak turis bermain kesini, mungkin belum waktunya libur panjang. Entahlah, sudah lama aku tidak pergi ke seberang lautan, bekerja sebagai kurir di pulau ini sudah terasa seperti liburan setiap harinya.

"Jadi..." Aku mencoba untuk membuat kesimpulan dari penjelasan Sian itu. Lalu mataku melebar setelah menyadari apa yang dimaksud olehnya itu. "Apa ini misi pertamaku?"

Sian mengangguk, tersenyum tipis. "Membunuh satu kriminal di pulau ini tanpa seorang umpan sudah sulit bagiku. Saat masih di kota besar memang lebih mudah bagiku untuk membunuh mereka karena jumlah penduduk yang padat."

"Sudah berapa lama kamu dan Nied melakukan pekerjaan mulia ini?" Tanyaku.

"Hanya 3 tahun." Jawabnya.

"Oh... eh- apa?!" Aku menoleh ke arahnya dengan tampang terkejut. "Sudah berapa nyawa dari kriminal yang kalian buat melayang?"

Sian menengadah ke atas, seperti sedang berpikir. "Tidak bisa dihitung dengan jari."

Jawaban itu mengandung cukup informasi.

Backstreet RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang