Eps 15: Talk

57 10 0
                                    

Aku terbangun perlahan. Mataku beradaptasi sedikit demi sedikit dengan lingkungan di sekitarku. Aku tidak tahu di mana aku berada, tapi yang kutahu pasti adalah bahwa ini bukan kamarku.

Aku terbaring di atas kasur empuk dengan sprei abu-abu yang bersih. Ruangannya terlihat minimalis dengan pencahayaan yang redup. Lampunya memendarkan cahaya oranye. Furnitur di ruangan ini terlihat modern dan simpel dengan warna-warna monokrom. Namun banyak hiasan bunga mawar di segala sudut. Juga petal bunga mawar di meja sebelah kasur. Ada lilin berwarna merah di atas rak, menyala dan mengeluarkan bau mawar. Bau mawar ini mengingatkanku pada seseorang. Banyak lukisan dinding dengan tema alam. Tapi setelah melihat ke sisi lain dari ruangan, setidaknya ada empat lukisan dinding bertema romantis. Tempat macam apa ini? Tidak mungkin kalau ini merupakan kamar seseorang karena dekorasinya lebih seperti hotel..

"Ah!" Mataku melotot karena terkejut dengan pikiran yang terlintas. Membuatku bangkit dari posisi tidur dan duduk di atas kasur. Jangan-jangan ini love hotel? Tapi tidak ada love hotel di pulau ini. Kecuali kalau ini adalah salah satu ruangan VIP yang ada di Sunset Dream.

Aku menurunkan kaki ke lantai, hendak berjalan ke jendela untuk melihat dimana aku berada. Tapi saat aku melangkah, rasa sakit di perutku kembali terasa. Bruk! Aku terjatuh ke lantai lumayan keras. Secara otomatis tanganku memegang perut. Walaupun rasa sakitnya kini sudah berkurang, aku masih tak bisa menahannya. Akhirnya aku hanya bisa diam di pinggir kasur. Aku sandarkan kepalaku ke sisi kasur dengan lemas.

Kriek...
Pintu kamar dibuka oleh seseorang. Aku menoleh ke asal suara, seorang wanita-dengan rambut hitam panjang, memakai pakaian terlihat seperti seorang gangster, dan memiliki banyak tindik di telinganya-memasuki ruangan. Wajahnya terlihat sangar membuatku tidak berani bersuara sedikitpun. Ia mendekatiku dengan tatapan kosong. Tiba-tiba mengangkatku kembali ke kasur dengan enteng. Seolah-olah aku ini hanya seberat satu kapas.

Kalung rantai emas di lehernya menarik perhatianku. Menimbulkan suara gemerincing saat ia bergerak untuk memindahkanku. Aku terus menatapnya dengan bingung. Sebenarnya aku memiliki banyak pertanyaan, tapi sekarang aku bahkan tidak dapat membuka mulutku untuk bicara. Setiap sisi dari wajahku terasa pegal. Ku raba wajahku, dan ternyata ada plaster panas di hidungku. Juga ada kapas yang sudah ditetesi dengan obat merah ditempel dengan plaster di pipiku yang tergores oleh kuku jari.

Wanita itu duduk di sebelahku, ia mengusap dahiku dan mendorong tubuhku perlahan. Seolah menyuruhku untuk kembali tidur, aku tidak memiliki pilihan lain selain menurutinya. Kepalaku kembali mendarat di bantal putih yang empuk.

"Aku akan menjawab semua pertanyaan yang dapat kubaca dari wajahmu." Wanita itu tiba-tiba berbicara. Membuatku terkesiap. "Pertama-tama, kita sekarang berada dalam ruangan VIP di Sunset Dream. Ya, aku tidak mau meminjamkan kamarku untuk orang yang tidak kukenal. Jadi aku meminjamkan ruangan VIP untuk pasien darurat sepertimu." Jelasnya.

"Dua raksasa Sian dan Nied itu yang membawamu ke sini. Tapi mereka sekarang sudah lanjut bekerja, ini masih pukul 12 malam." Wanita itu merogoh saku jaket kulitnya dan mengeluarkan sebuah botol berisi cairan. Ia kemudian bertanya, "aku akan mengusap ini ke perutmu, apakah kau keberatan untuk mengangkat bajumu sebentar?"

Aku menggelengkan kepala. Lalu aku mengangkat bajuku untuk menampakkan perutku padanya. Hal pertama yang aku sadari adalah bahwa aku tidak lagi mengenakan hoodie biru ku. Melainkan sweater oversize yang berwarna kuning. Dan hal kedua yang kusadari adalah perutku yang penuh luka lebam.

"Ah ya, dan baju itu milik Sian. Ukuran normal baginya dan ukuran oversize bagimu." Wanita itu menjawab seolah-olah tahu apa yang kupikirkan. Aku menoleh padanya dengan wajah yang semakin bingung. Ia menyeringai kepadaku. "Maaf kalau aku terus menjawab semua pertanyaan yang bahkan tidak keluar dari mulutmu. Wajahmu sangat mudah untuk dibaca."

Backstreet RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang