3. Home not Home !?

102 24 3
                                    

"It's time to dinner"

"Yeayyy, makan masakanya Bundaaa Lunaaa" girang Niel dan Nia

Aideen penuh semangat menuntun Niel dan Nia menuju ruangan makan namun hal itu tak berlangsung lama. Aideen menghembuskan nafasnya lagi, ia tahu betul bahwa hal ini akan terjadi dan salahnya sendiri berlalu berharap. Rumah mereka yang dipenuhi kehangatan kini hampir runtuh dan Aideen takkan membiarkan hal tersebut. Kursi didepan meja makan itu begitu kentara kosongnya, Nathelia juga enggan untuk bergabung.

Makan malam ini begitu sunyi padahal banyak sekali yang ingin Aideen sampaikan kepada saudaranya tetapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat. Daddy, Chand, juga Aireen menyantap makananya begitu tenang, biasanya waktu makan malam adalah waktu yang menyenangkan.

"Makan yang banyak, kaka duluan ya" Arisha menyempatkan diri menepuk pundak adik ioarnya itu sebelum berlalu mengajak Ryo untuk tidur.

"Aku sudah selesai" Chand langsung berdiri begitu saja setelah menghabiskan makanannya begitu juga yang lain, satu persatu meninggalkan meja makan.

"Daddy" panggil Aideen

"Iya nak?" Sahut Jhonny

"Besok Daddy ada waktu? Abang mau ngobrol sebentar" tanya Aideen

"Sorry son, besok Daddy fligt ke prancis untuk memastikan induk perusahaan disana" jawab Jhonny dengan wajah yang merasa bersalah

"Yasudah lain kali saja, jaga kesehatan ya Daddy. Jangan sampai sakit" pesan Aideen yang hanya dinerikan anggukan oleh ayahnya itu. Emtah hajya sekedar perasaanya saja atau kebetulan. Aideen merasa mereka semua saling menghindar satu sama lain bahkan dari Matthew juga Rans tidak ada yang pulang malam ini padahal istri dan anak mereka menunggu.

Fokus Aideen kembali pada si kembar dan menemaninya menyelesaikan makan malam meskipun ia merasa sunyi dan hampa.

"Papa" Nia menarik lengan baju Aideen

"Iya princess" sahut Aideen

"Malam ini kami mau tidur dengan Mami dan Papa" ucap Nia lagi. Aideen mengangguk, tak masalah ia bisa keluar saat kembar tertidur dan datang kembali jika kembar mencari dirinya.

"Papa peluk kami yaa" sambung Niel

"Alright, papa akan peluk kalian erat-erat" ujar Aideen lalu menggendong dua tubuh itu untuk ia bawa ke kamar mandi dan menggososk gigi serta melakukan rutinitas sebelum tidur, beruntung dua bocah itu paham dan tidak rewel jadi Aideen lebih mudah mengurus mereka. Suasana didalam kamar mandi begitu menyenangkan Niel dan Nia sangat senang berada disekitar Aideen bahkan ia selalu mencari keberadaan Aideen jika Aideen tak berada di rumah atau lembur dirumah sakit.

"Ayo lariii"

Aideen dan si kembar berlomba lari kecil untuk mencapai kamar lebih awal dan ternyata Niel lebih dulu sampai disusul oleh Nia juga dirinya. Aideen melihat Nathelia tersenyum menyambut mereka dengan pintu kamar yang telah terbuka lebar. Aideen tahu itu semua hanya untuk kembar bukan dirinya.

"Sekarang waktunya kita tidurrr" Seru Nathelia dengan wajahnya yang terlihat begitu manis saat tersenyum. Kembar langsung menaiki kasur besar itu sedangkan Aideen hanya mendekat dan duduk diatas alas lantai. Aideen tak selancang itu, ia tahu kasir itu milik adiknya dan Nathelia. Si kembar menatap Aideen dengan raut wajah yang menggemaskan. "Jangan lupa baca doa ya sayang" pesan Nathelia menciumi pipi kanan dan kiri si kembar.

"Papa....papa...papa" Nia merengek dan menepuk sisi kasur yang kosong. "Big hug papa, I wanna big hug" rengeknya lagi.

Aideen melirik ke arah Nathelia, wanita itu mengangguk kecil lantas Aideen menaiki ranjang dan langsung mendapatkan pelukan dari Nia. Aideen tersenyum, hatinya dipenuhi dengan rasa haru, seriao harinya ia menyaksikan tumbuh kembang keponakan yang telah ia anggap sebagai anaknya itu. Javie pasti bahagia melihat mereka tumbuh dengan baik dan tak masalahkan jika Aideen yang berbahagia mewakilkan adiknya.

Now, You and Me | Jaedeen x Nathelia |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang