27. Home

90 14 2
                                    

Kedua langkah kaki kecil Niel dan Nia terasa begitu riang berlarian dari pekarangan rumah menuju pintu utama. Senyuman lebar terus terukir dan tak menghilang sepanjang jalan, persis seperti Aideen saat ini yang tak melepaskan jemarinya didalam tautan jemari Nathelia. Segala puni syukur selalu ia panjatkan kepada Tuhan karena ia bisa membawa kembali wanita kesayangannya. Kesalahpahaman antara dirinya juga sang istri berakhir dengan baik. Isabella telah dipindahkan ke rumah sakit lain atas perintah Arisha, juga Aideen memberikan teguran keras kepada wanita itu karena berlaku menyalahi aturan juga sikap lancangnya yang berencana ingin mengahancurkan rumag tangga Aideen.

Nathelia melangkahkan kakinya cangcung samgat berbeda dengan kedua anaknya yang begitu gembira juga penuh dengan senyuman.

"Granpaaaa kami pulang" pekik mereka amat sangat bahagia.

Jhonny yang tengah sibuk menikmati secangkir kopi di pagi hari itupun menghentikan kegiatannya, Jhonny berdiri berjalan cepat lalu ia berjongkok dan menerima kedua pelukan kecil dari kedua cucunya. Jhonny lega melihat kedua cucunya itu kembali, tak terbayang betapa Jhonny merindukan mereka.

Nathelia hanya diam menyaksikan pemandangan itu, ia ragu untuk mendekat, Nathelia memang egois saat itu, ia pergi membawa kedua anaknya dan sekarang ia merasa seperti penjahat yang memisahkan Niel dan Nia dari Papa yang begitu mencintai mereka juga memsiahkan keduanya dari Kakek yang teramat menyayangi mereka.

"Grandp rindu sekali" ucap Jhonny menciumi kedua pipi Niel dan Nia bergantian. "

Nathelia hanya berdiri sambil menggenggam tangan Aideen, ia tak berani mendekat, mungkin jika Jhonny tak menerima kehadirannya lagi ai akan memohon dan berlutut agar diberikan kesempatan kedua, Nathelia tak ingin kehilangan sosok pendamping hidup lagi.

Jhonny mendongkak, pandangan kelam matanya bertemu dengan tatapan mata sendu Nathelia, lelaki paeuh baya itu tersenyum hangat. Kemari sayang" Jhonny berdiri dan membuka tangannya lebar.

"Dadddy....Hiksss"

Nathelia berlari pelan memeluk mertunya erat. Nathelia terisak dengan tubuh yang berada didekapan mertuanya.

"Terimakasih telah kembali, Nak, Daddy merindukan kalian" Jhonny berujar sambil memeluk menantunya itu erat. Nathelia tersenyum dengan air mata yang turun. Jhonny mengusap air matanya pelan. "Jangan menanggis lagi sayang, Daddy sangat merindukan mu juga cucu Daddy" tukas Jhonny yang membuat Nathelia semakin merasa bersalah, berbukti dengan isakan yang semakin terdengar itu. "Maafkan Aideen karena membiarkan mu pergi, seharusnya dia lebih berusaha untuk menahanmu kemarin" ujar Jhonny meminta maaf dengan kedua tangan yang menyatu.

Natheli menggeleng cepat. "Tidak Daddy...." Sahut Nathelia cepat meraih tangan Jhonny.

"Jika Aideen berani berbuat hal yang salah maka Daddy sendiri yang akan menghukumnya, jangan sungkan untuk bilang ke Daddy" tukas Jhonny. Aideen hanya diam melihat hal itu, tentu tak masalah sang ayah berucap seperti itu karena Aideen sampai kapanpun tak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Dihidup Aideen hanya ada Nathelia seorang sekarang, meskipun sebelumnya telah ada wanita yang bertahta didalam hati Aideen.

Setelah hal itu selesai Jhonny membawa si kembar untuk bermain diruangan bermain sedangkan Jhonny mempersilahkan Aideen dan Nathelia untuk beristirahat. Aideen juga sedikit lelah karena menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk kerumah Nathelia.

Aideen membawa Nathelia menuju kamarnya tetapi tiba-tiba wanita itu menghentikan langkah kakinya dan menunjuk untuk kearah kamar Aideen saja. Mereka berdua masuk dan mengunci pintu. Nathelia melihat ke arah Aideen yang sejak tadi menatapnya penuh.

"Tidakkah kau ingin memelukku?" tutur Aideen sambil merentangkan tanganya. Tanpa menunggu lama Nathelia langsung memeluk suaminya itu erat. "Malam ku selalu terasa sunyi saat kau tak ada, ranjang juga begitu dingin. Nath...ku mohon jangan pernah pergi seperti itu lagi, tolong jika ada sesuatu pertengkaran antara kita kau cukup diam dan marah saja dengan ku tapi tidak jika kau pergi. Aku benci ditinggalkan, Rasanya sungguh menyakitkan untukku." Aideen menanggis dipelukan sang istri.

Now, You and Me | Jaedeen x Nathelia |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang