30. Final Chapter, Maybe!

111 17 3
                                    

Didalam bangunan kosong tua sepi dan lingkungan tak berpenghuni. Nathelia melangkahkan kakinya menusuri setiap loring bangun tua itu. Ia tapaki satu persatu namun nihil tak ada pergerak, sampai akhirnya ia mengetikkan sesuatu diponselnya, lalu menekan tombol hijau. Pandangan mata Nathelia mengedar tak kala ia mendengar dering telpon yang semakin mendekat. Ia menjadi waspada sekarang. Perlahan ia mulai mundur untuk mencari tempat aman.

"Sudah begitu lama kita tidak bertemu Nathelia. Tak kusangka kau sungguh datang seorang diri!"

Nathelia terkesiap.

Suara itu masih begitu Nathelia kenal bahkan aroma khas itu tetaplah Nathelia kenali. Telpon genggam yang ia pegang terjatuh tanpa sempat ia mengambil, derapan langkah kaki dengan suara khas itu semakin mendekat. Kedua tanganya menutupi perutnya yang membesar itu. Nathelia tiba-tiba pusing dengan rasa mual yang semakin menusuk perutnya, ia berkeringat dingin dan tubuh yang sedikit menggigil. Nathelia menyesali bersembunyi tanpa mengambil telponnya sehingga ia begitu kesulitan karena disana semua miliknya berada termasuk gps yang terhubung ke telpon genggam suaminya.

"Nath sayangkuuu, keluarlah, tak mungkin aku menyakitimu bukan kah kau hanya ingin melihat siapa orang yang membunuh suamimu? kemarilah lihat wajahnya ini"

Mata Nathelia terbuka lebar, tanganya terkepal penuh emosi. Pernyataan tadi membuat guratan amarahnya memuncak. Seseorang itu seperti mengibarkan bendera perang kepada Nathelia.

"Opppsss, ketemu"

"J-Jake..."

"Hallo manis"

cup

plak

Kecupan yang dibalasa tamparan keras.

Jake adalah mantan kekasih Nathelia dulu. Bukan Nathelia yang berkhianat tetapi lelaki itu yang meninggalkanya dengan alasan restu orang tua. "How dare you" ancam Nathelia seketika setelah ia menampar dengan keras sehingga pipi lelaki itu memerah.

Lelaki bernama Jake itu menyeringai, ia meraih dan menghampit dagu dengan dua jemarinya. Nathelia meringgis. "Wanita seperti mu seharusnya tak bersanding dengan putra Wijaya, kau lebih pantas untukku sayang" Bisik Jake membelai wajah Nathelia dengan pisau yang tajam dan membuat beberapa goresan dipipi Nathelia sehingga darah mengucur perlahan. Nathelia menahan rasa perih itu.

"Tega kau Jake-- Lelaki brengsek sepertimu tak pantas mendapatkan wanita manapun termasuk jalang sekalipun. ck, kau yang meninggalkan ku dan Javie yang menyekbuhkan ku, kau itu hanya bajingan yang bersembunyi dibawah bayang-bayang ibumu juga uang ayahmu" geram Nathelia mencengkram balik lengan lelaki itu dehingga pisau tadi terjatu ke lantai lalu dengan pergerakan cepat ia tendang menjauh benda tajam itu.

"Dan kau lebih brengsek dari ku, kau menikah saudara sedarah Javie lalu kamu kemari dengan alasan ingin membalas dendam. Kau menikahi si dokter itu karena rasa kasihan dan takut kehilangan harta suamimu bukan? licik, kau licik, itulah mengapa kita cocok" ucap Jake lagi dengan tawanya yang keras membahana. "Tak bisa kubayangkan bagaimana ekspresi dokter itu saat melihat istri tercintanya ini tanpa busana sehelaipun bahkan bersama seorang pria tampan" ucap Jake sambil menarik Nathelia sehinggan tubuh mereka berhimpitan.

"Tutup mulut busukmu sialan" Ujar Nathelia lalu menusuk pisau kecilnya keperut Jake dengan kekuatannya Nathelia berlari menjauhi Jake tengah meringis kesakitan.

Brughh

Nathelia jatuh tersandung, membuat dirinya merasakan sakit yang luar biasa dibagian perut. "Tidak semudah itu melarikan diri dari ku sayang" Jake datang lebih cepat dibandingkan perkiraan Nathelia. "Wahhh, aku baru tau bahkan kau sedang hamil, bagaimana kalau janin yang didalam kandunganmu kita singkirkan sekarang dan kau bisa bersama dengan ku selamanya" Ajak Jake berjongkok dan membiarkan Nathelia yang beringsut menjauh darinya.

Now, You and Me | Jaedeen x Nathelia |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang