Part 10🌷

4 0 0
                                    

🌷Katanya belum tentu Nyatanya🌷

Sebuah mobil memasuki pekarangan rumah mewah yang menjulang tinggi dan di jaga oleh orang-orang berpakaian serba hitam.

Sang supir membukakan pintu mobil untuk tuannya ketika mobil berada tepat di depan rumah. Seorang pria paruh baya yang masih terlihat gagah meskipun usianya tak lagi muda memasuki rumah saat asistennya membukakan pintu. Semua pekerja di rumah itu membungkuk hormat ketika tuan mereka pulang ke kediamannya.

"Papa !"

Pria paruh baya yang disebut sebagai papa menoleh ke samping. Ia melihat sang putri tercinta tengah berlari ke arahnya. Ia pun tersenyum hangat dan merentangkan kedua tangannya saat putrinya hendak menghambur ke dalam pelukannya.

"Papa lama sekali pulangnya !" rutuk gadis itu

"Papa kerja sayang"

"Tapi Ara sendirian pa"

"Kan ada bibi dan penjaga lainnya"

"Beda pa, nggak mau tau pokoknya papa harus kena sanksi karena lama pulangnya"

Pria paruh baya itu tertawa mendengar rutukan putrinya.

"Pa ! Ara serius" Kesal gadis itu yang masih setia bermanja dengan ayahnya.

Sang ayah terkekeh menanggapinya. Baiklah ia akan menuruti apa yang diinginkan oleh gadis kecilnya itu.

"Oke, Ara mau apa?"

"Eum, Ara mau papa segera menentukan tanggal pertunangan aku dengan Mas Farhan" ucap Ara.

***

"Cinta buruan !" teriak Nyimas di tengah jalan

"Sabar napa, roknya keselipet tau !"

Nyimas berdecak kesal melihat jalan Cinta yang lamban.

"Tungguin Nyik !" teriak Cinta berusaha mengejar langkah Nyimas yang berjalan lebih dulu darinya.

Cinta dan Nyimas hari ini disibukkan dengan kegiatan organisasi hingga menjelang malam hari. Sebenarnya acara telah selesai sore tadi, tetapi karena mereka bertugas sebagai panitia membuat keduanya harus merapikan kembali peralatan dan gedung yang telah digunakan. Oleh sebab itulah, mereka berada di kampus sampai malam hari.

Saat adzan berkumandang mereka memutuskan untuk menunaikan sholat maghrib di masjid kampus. Dikarenakan mereka tidak membawa kendaraan sepeda motornya, mereka pun berangkat ke masjid dengan berjalan kaki. Selain itu, gedung yang dipakai untuk kegiatan dekat dengan masjid.

Sesampainya di masjid Cinta dan Nyimas langsung masuk ke dalam tempat wudhu perempuan. Setelah selesai berwudhu keduanya melangkah masuk ke dalam masjid.

"Duh Nyik"

"Kenapa ?" tanya Nyimas yang melihat gelagat aneh Cinta

"Aku pengen kentut"

Nyimas tertawa ringan mendengar ucapan sahabatnya itu, Cinta ini memang kadang di luar nurul. BMKG saja sulit memprediksinya.

"Haha, kentut tinggal kentut Cin"

"Nggak mau, nanti batal, ribettt" keluh Cinta

"Ya daripada di tahan juga nggak baik Cin"

"Aaaaa, Nyik pengen kentut !" teriak Cinta di samping Nyimas

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Swapped PartnersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang