Part 8🌷

3 0 0
                                    

🌷Melihatmu berdiri di hadapanku adalah sebuah kebetulan yang tidak ku harapkan ketika kamu bersama orang lain🌷

Hoam

"Udah jam berapa ini?" gumam Cinta setengah sadar. Ia meraba jam beker diatas nakasnya. Samar-samar ia melihat angka di jam tersebut. Ketika ia sadar sepenuhnya, matanya membola sempurna.

07.00 WIB

"Tidakkkkk !!!" teriak Cinta. Sontak ia langsung mengangkat tubuhnya dan menyibak selimut sembarang, lalu beranjak ke kamar mandi dengan terburu-buru, sambil menarik handuk yang menggantung di dekat pintu kamarnya.

Beberapa menit kemudian Cinta sudah berpakaian rapi dan wangi. Gerakannya begitu cepat seiring waktu yang terus berjalan. Ia tidak ingin membuang waktu lebih lama, sebab ia sudah sudah sangat terlambat. Cinta pun bergegas menyalakan sepeda motornya dan melaju ke kampusnya.

"Nyimas kenapa nggak bangunin sih, malah ninggalin" keluh Cinta di atas motor kesayangannya.

Setibanya di lokasi, Cinta langsung masuk ke gedung auditorium kampusnya, tempat dimana sebuah pertunjukkan teater sedang diadakan. Sesuai kesepakatan Cinta dan seluruh anggota kelas, mereka menonton teater di gedung auditorium pagi ini. Langkah Cinta semakin lebar, saat mendengar suara musik di dalam gedung.

Sementara di sisi lain terlihat Nyimas yang sedang duduk bersama para penonton. Sedari tadi ia mencoba menghubungi Cinta, namun tidak ada jawaban darinya. Nyimas mengirimkan pesan kepada Cinta melalui WhatsApp nya, agar Cinta dapat mengetahui keberadaan dirinya.

"Ini anak di telpon nggak di jawab, di chat juga nggak bales, acara udah mau mulai, haduh Cinta cinta" monolog Nyimas.

Kringgg

Dering ponsel Nyimas berbunyi, tertera nama Cinta di layar berandanya, ia menekan tombol hijau untuk menerima panggilan Cinta.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

"Dimana Nyik ?"

"Aku di dalam Cin, ayok buruan masuk, acaranya udah mau di mulai"

"Masuk lewat mana?"

"Lewat pintu lah"

"Ck, Pintu yang mana Nyik ?"

"Pintu samping, jangan pintu depan, soalnya rame banget"

"Okay aku kesana"

Sambungan telepon itu terputus, ketika Cinta mengakhirinya. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu samping gedung itu. Saat dirinya berada diambang pintu, netranya tak sengaja menangkap sosok yang dikenalnya tengah berbicara dengan seorang pria. Namun pria itu membelakangi Cinta, sehingga membuatnya sulit mengenali siapa pria tersebut. Mungkin orang penting, pikir Cinta. Ia pun segera berlalu dari pintu menyusul Nyimas dan kawan-kawan yang sedang menunggunya.

"Cinta !" panggil Nyimas sedikit teriak agar Cinta dapat menemukan posisinya.

Panggilan itu terdengar oleh Cinta, ia menemui Nyimas dan duduk di sebelahnya.

"Gimana macet nggak tadi ?" tanya Nyimas

"Macet apaan, yang ada kamu tuh ninggalin aku" kesal Cinta

Swapped PartnersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang