"Mengerti ?" tanya Aris kepada seluruh mahasiswa dikelasnya. Ia baru saja memaparkan materi pagi ini.
"Mengerti pak" jawab audiens kompak.
Aris tak yakin dengan mahasiswanya. Bilangnya mengerti, giliran ditanya atau ada ujian mendadak saja mereka kelimpungan. Jika ditanya apakah soalnya sulit atau tidak ? maka jawaban mereka adalah sulit dengan dalih lupa pak !. Aris berdecak kesal dengan tingkah mahasiswanya. Ingin rasanya ia kuliti satu persatu agar mereka dapat belajar dengan benar.
"Awas jika nilai kalian buruk saat ujian, tidak akan ada pengulangan !" ancam Aris dengan tegas.
Para mahasiswa bergidik ngeri saat membayangkan nilai C, D bahkan E tertera di kartu hasil studi mereka. Ini tidak bisa dibiarkan ! No no no, auto gagal cumlaude😭.
"Pak, ujiannya jangan sering dadakan dong biar kita bisa belajar dulu" protes Fadli
Aris tersenyum sinis, kali ini apalagi aksi yang akan diluncurkan oleh mahasiswanya untuk membujuk dirinya agar tidak mengadakan ujian dadakan.
"Terserah saya, yang dosen kan saya" ucap Aris dengan nada sombong yang dibuat-buat.
"Sombong amat" batin Fadli. "Awas ya pak, kalau saya jadi dosen nanti, anak bapak saya kasih nilai E !" ancam Fadli, namun hanya dalam hatinya saja. Mana berani ia mengatai dosennya secara langsung, bisa-bisa langsung DO hari itu juga.
"Baiklah jika tidak ada yang ingin ditanyakan, kita akhiri pertemuan hari ini dengan mengucap hamdalah"
"Alhamdulillah hirobbil alamin" ucap mereka serentak
"Saya akhiri Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh"
"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh"
Usai para mahasiswa menjawab salam, Aris meninggalkan kelasnya dan kembali ke ruangannya. Sementara itu, mahasiswa tampak bersorak ramai setelah berhasil melewati jam mata kuliah dengan Aris pagi ini.
"Huwahhh, akhirnya keluar juga King Ice Blue" ucap Andin dengan senyum lebarnya.
"Suttt, pak Aris masih di depan pintu" peringat Siska. Ia menempelkan jari telunjuk di bibirnya.
Andin spontan menutup rapat mulutnya. Bisa gawat kalau Pak Aris mendengar ucapannya.
"Masih di depan ?" tanya Fadli memastikan
Siska mengangguk. Ia mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka.
"Sama siapa ?" timbal Nyimas penasaran
"Pak Farhan" jawab Siska.
Seketika fokus Cinta teralihkan ketika ia sedang mempelajari materi yang disampaikan Aris tadi. Ia menatap Nyimas seolah meminta penjelasan lebih lanjut. Namun Nyimas hanya mengendikkan bahu jika ia tidak tau mengapa Farhan ada di depan kelas mereka.
"Eh ada Mrs. Melda dan Pak Ridwan juga" sambung Siska yang membuat Cinta dapat bernafas lega. Awalnya ia pikir Farhan masuk ke kelasnya setelah Aris, namun ketika Siska menyebut nama Mrs. Melda barulah Cinta teringat jika kelas selanjutnya adalah bahasa Inggris dengan Mrs. Melda.
"Kelas kita jam siapa lagi ?" tanya Andin yang tak ingat jadwal hari ini.
"Mrs. Melda" timbal Awan
"Oh, kirain Pak Farhan. Padahal aku udah ngarep yang masuk Pak Farhan my lope lope uhhh seksi hiyaaaa" ujar Andin dengan nada menggoda
Awan menatap jijik melihat tingkah Andin. Sementara Fadli tertawa geli.
"Heh ulat keket tak berbulu, hentikan tingkah konyolmu, Menjijikkan !" umpat Awan kepada Andin

KAMU SEDANG MEMBACA
Swapped Partners
Ficção Geral"Siapa namamu?" "Cinta pak" *** "Kamu tau kenapa saya panggil Cinta?" "Tidak pak" _________________ Bagaimanakah kisah lengkapnya? Silahkan klik baca dan simpan diperpustakaan/pribadi ya guys🤗 Jangan lupa like, comment, vote and share guys😉😇 Happ...