terimakasih+balas Budi

20 2 0
                                    

-Sedikit adegan kekr4san!

“Eughh,” lenguhan kecil terbit dari bib1r Linzy. Gadis itu menengok ke kanan dan ke kiri. Tidak ada orang di dalam itu. Ia hanya seorang diri.

“Awsh, mereka semua jahat!” lirih Linzy ketika mengingat hal yang di mana murid-murid yang ada di sekolah itu membulynya.

Linzy menurunkan kakinya ke lantai lalu mulai bangkit untuk berjalan menuju kelas. Semua murid sudah masuk di dalam kelas menyisahkan dirinya.

“Kenapa kamu nggak masuk ke kelas?”

Linzy berbalik mendapati Guru yang sedang berpiket melihatnya.

“Bu, tadi saya baru aja pinsan dan nggak tau tiba-tiba ada di dalam UKS,” tutur Linzy.

“Ya udah, cepat masuk!”

Dengan jalan yang tertatih-tatih, Linzy melangkah. Namun, sulit sekali. Kakinya bahkan hampir tidak bisa di gerakkan membuat Linzy jatuh terduduk.

“Ahk!”

“Eh, kamu nggak apa-apa? Mari, biar Ibu bantuin,”

“Linzy nggak apa-apa, Bu. Ini cuma keseleo dikit,”

“Apa yang nggak apa-apa? Itu kaki dan wajah kamu ini kenapa? Bisa luka gitu?” tanya guru itu prihatin. Guru itu memang adalah guru baru jadi, ia tidak terlalu tahu dengan masalah anak muridnya.

Sontak, Linzy memgang wajahnya yang terluka. “Oh, ini tadi nggak sengaja jatuh di depan sana, makanya muka Linzy kayak gini, Bu,” bohongnya.

Linzy takut kalau Guru itu melaporkan kejadian yang sebenarnya pada guru-guru lain. Lalu, guru itu pun akan menghukum orang itu. Sudah tentu, itu membuat murid-murid lain kesal dan akan terus-menerus membullynya.

“Kalau gitu Ibu minta tolong sama–”

“Dava, sini!”

Mata Linzy membulat sempurna ketika Guru itu memanggil Dava yang tidak sengaja lewat.

Orang yang dipanggil menurut lalu menatap Linzy dari atas sampai bawah dengan tatapan tajamnya.

“Tolong Linzy jalan, ya. Soalnya kakinya lagi sakit, nggak bisa di gerakkan. Mungkin keseleo. Ibu minta tolong, ya Dava?”

“Eh, Bu nggak usah. Linzy bisa sendiri jalannya. Lagian, Dava masih ada urusan di ruang OSIS. Iya, kan?” Linzy menoleh pada Dava.

Dava sama sekali tidak menjawab. Cowok itu mengepalkan tangannya erat.

“Gue nggak ada urusan di ruang OSIS!” tegasnya lalu tanpa aba-aba menggendong Linzy membuat gadis itu terkejut.

“Ck, gue lakuin ini bukan karena peduli sama lo, lihat aja, hukuman apa yang pantas gue kasih,” bisiknya membuat Linzy meringis.

Mereka berdua pergi menuju kelas membuat murid-murid yang melihat itu menganga tidak percaya.

“Lah? Kok ayang beb gue gendong sih miskin itu sih?! Harus di singkirin tuh cewek!”

“Wah sih Dava, kok dia gendong dan peduli sama tuh cewek. Bisanya, kan enggak!”

Semua murid mencemoohkan Linzy.

Tanpa memberi salam, Dava dan Linzy masuk dengan posisi yang masih tetap membuat gadis itu malu sendiri pada tatapan mereka. Sama dengan guru yang mengajar, guru itu sedikit sinis melihat Linzy.

“Kalian berdua dari mana?” tanya Bu Frisca.

“K--kami dari–”

“Kami baru saja membersihkan perpustakaan karena melakukan kesalahan,” ucap Dava dingin lalu menjatuhkan bobot tubvh Linzy ke lantai.

kesayangan ketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang