⚠️ Abaikan, Typo ⚠️…
Seorang gadis cantik sedang berjalan di samping sahabatnya, ia seperti sedang mengedarkan pandangannya ke segala penjuru hotel.
Tetapi, rasanya sangat berbeda kali ini, menurutnya.
“Lo lagi mikirin apa sih?” tanya Violet memvkul lengan Linzy dengan pelan hingga ia tersentak kaget dan menoleh.
“Nggak ada, gue nggak mikirin apa-apa cuman penasaran aja siapa yang akan Bunda temui sebenernya,” balas Linzy berdehem pelan.
Violet mengangguk seraya memasukkan permen karet ke dalam mulvtnya guna membuatnya terlihat lebih santai karena saat ini penghuni hotel menoleh kepada mereka.
“Woy, kenapa orang-orang natap kita kayak gitu sih? Gue nggak suka nj1r, lebay banget. Kayak baru lihat orang yang masuk ke hotel!” bisik Linzy.
Tifani berbalik ke belakang melihat kedua gadis cantik yang sedang saling berbisik-bisik.
Wanita muda itu berdehem dengan pelan membuat keduanya teralihkan.
“Kalian mau ikut Bunda atau langsung ke kamar. Mumpung Bunda megang kuncinya nih, ingat, jaga sopan santun!” tegas Tifani.
Linzy mengerjapkan matanya pelan.
“Em, ikut Bunda aja soalnya agak takut kalau kita di dalam kamar berduaan. Jangan sampai orang lain tiba-tiba masuk, ihhh seremm!"
Violet mengangguk dengan mulvt yang masih setia mengunyah permen karet.
Gadis itu sama sekali tidak mendengar perkataan apa yang di ucapkan oleh Linzy tadi, sehingga ia menganggukkan kepalanya saja.
“Bagus, tapi ingat sekali lagi. Kalau kalian berdua nggak jaga sopan santun maka nggak segan-segan Bunda nyuruh kalian pulang,”
“Oh, bagus. Lagian kita sebenarnya nggak mau ikut Bunda, tapi karena Linzy ikut ya gue ikut lah. Kan, ada mobil juga jadi nggak sudah capek-capek nyari ojek," jawab Violet.
Tifani tersenyum nanar lalu menoleh ke arah Linzy sejenak. Linzy hanya geleng-geleng kepala mendengar sahabatnya.
“Oh bagus, udah mulai pintar menjawab, ya? Ck, kalau gitu pergi sana. Pulang sendirian tanpa mobil! Dan jangan ajak Linzy, karena Linzy bakal ikut sama Bunda!” murka Tifani menatap putri semata wayangnya dengan tajam.
Violet yang masih mengunyah permen karet, tersedak lantaran perkataan Bundanya yang bisa membuat hatinya tergores sedikit.
Apa Bundanya ini tidak memiliki hati nurani?
“T--tapi Bunda? Vio cuma bercanda kok. Pokonya Violet nggak mau pulang, Violet mau sama Linzy. Oke, maafin anakmu yang paling cantik ini ya Bun?” Violet.
Sesaat Tifani terdiam lalu membuang wajahnya ke arah lain dan lanjut berjalan membuat Violet tersentak kaget, beda halnya dengan Linzy gadis itu terkekeh gemas dan mengikuti Tifani.
“Woy, jangan lari lo. Gue tau, pasti lo mau ngehindar karena gue mau ngasih 3 permintaan ke lo, kan?” sentak Violet hingga Linzy diam tidak berkutik.
Gadis itu hanya berjalan tanpa memperdulikan celotehan Violet.
Mereka pun masuk ke dalam lift.
Di dalam lift mereka semua tampak terdiam dengan Linzy yang fokus menatap ke depan, sedangkan Violet menoleh ke arah Tifani terus. Tifani hanya terdiam menunggu lift terbuka.
Mereka akan pergi naik ke lantai 7 hotel tersebut. Jadi terpaksa harus menunggu waktu yang sedikit lama.
Drtt!