menolong dava

10 2 0
                                    


⚠️ Abaikan, Typo ⚠️

Kini Linzy sedang berbaring di kamar seraya bersenandung kecil. Ia sangat bosan dan harus menunggu Violet yang tadi pergi sementara ke luar.

“Bosan banget. Violet, kemana ya? Lama banget nggak datang-datang tuh anak,” gumam Linzy mendongakkan wajahnya ke atas.

Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu kamar di buka. Linzy menoleh melihat Violet yang tersenyum lelah lalu menjatuhkan tubvhnya juga di atas ranjang.

“Kenapa muka lo kayak gitu, Vio?” tanya Linzy. Violet menekuk wajahnya lalu mengangkatnya menatap Linzy.

“Capek! Gue capek karena tadi habis lari-lari di kejar hewan berkaki empat punya tetangga sombong yang ada di bagian dekat rumah kita. Hih, hewannya galak banget,” Violet bergidik.

Linzy menghela nafas lalu bangkit dari baringnya dan mulai berdiri berupaya untuk keluar kamar. Sungguh bosan sekali kalau harus ada di dalam kamar.

Linzy berinisiatif untuk ke dapur, tetapi suara cempreng yang ada di belakangnya memberhentikan langkahnya. Linzy berbalik melihat Violet.

“Kalo Bunda nanyain gue, bilang ya kalau Violet lagi tidur. Dia capek habis di kejar hewan galak dekat rumah,” tutur Violet membuat Linzy mengangguk kecil dan segera berjalan ke luar kamar.

Ada-ada saja Violet. Kenapa juga gadis itu tidak memakai mobilnya untuk belanja keluar? Linzy tertawa pelan dengan jalan pikirannya sendiri mengingat Violet yang enggan juga tidak memakai mobilnya.

Setibanya di dapur, Linzy melihat Tifani yang sedang menyiapkan makan siang. Linzy berjalan ke arah Tifani yang memang sedang memasak, ia juga tidak mau seenaknya di rumah tanpa bekerja.

“Bunda, sini Linzy bantuin masak. Kebetulan Linzy juga bosan banget nggak ada pekerjaan yang harus di buat,”

Tifani berbalik lalu menggiring Linzy untuk duduk ke kursi. Tifani mengambil piring dan meletakkan di hadapan Linzy yang membuat gadis itu tidak enak.

“Eh? Nggak usah Bun, nanti Linzy yang ambil sendiri makanannya. Linzy juga mau bantu,” ujar Linzy.

“Nggak usah, duduk aja ya. Ini udah selesai semua kok, kalau Violet di mana? Dia nggak turun makan?” tanya Tifani sambil tersenyum kecil lalu mengusap kepala Linzy dengan lembut.

Linzy terdiam sejenak. “Em, Violet lagi capek jadi dia masih tidur di kamarnya. Habis di kejar sama hewan galak punya tetangga katanya,” Linzy terkekeh.

Sontak, Tifani menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar penuturan Linzy yang agak lucu ini. Ia segera duduk saling berhadapan dengan Linzy.

Setelahnya, mereka berdua pun menikmati hidangan yang sudah ada di depan mereka masing-masing.

“Linzy?” panggil Tifani memberhentikan makannya.

Linzy yang di panggil segera menoleh dengan dahi yang berkerut tipis. “I--iya kenapa, Bun?” gugupnya saat melihat Tifani yang terus memperhatikannya.

“Sebentar malam, Bunda mau ngajak kalian berdua ke undangan pertemuan dengan pemilik perusahaan terkenal.” Tifani mengambil air putih lalu meminumnya. “Jadi, bagaimana?” lanjutnya.

Linzy nampak sedang loading dengan pikirannya. “Um .... Kalo Violet ikut, Linzy sih ikut-ikut aja!” seru Linzy tersenyum simpul pada Tifani.

“Baguslah lalu begitu. Kalo sudah selesai makan, panggil Violet turun ya? Bunda mau keluar sebentar. Ada masalah sedikit yang harus di selesaikan.” ucap Tifani berjalan ke kamarnya.

kesayangan ketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang