penasaran

11 1 0
                                    

“Linzy!”

Suara dari sana membuat Linzy menoleh. Ia melihat Violet yang menghampirinya. Violet pun menarik tangan Linzy agar segera berdiri dari sana.

“Apa sih?” ketus Linzy berdiri dari tempatnya lalu diam menatap wajah Violet yang sudah sangat kewalahan mencarinya.

Gadis itu menetralkan nafasnya perlahan lalu menatap Linzy.

“Apa sih? Apa sih? Heh, gue tuh capek tau nyari lo sana sini. Untung udah di kasih tau sama Dava, kalo nggak gimana jadinya nanti.”

Violet segera memegang tangan Linzy dan membawanya ke ruang ganti agar mereka mengganti pakaiannya segera karena jam pelajaran olahraga telah usai.

“Udah belum?!” teriak Violet membuat gadis itu berpikiran aneh-aneh.

Violet memegang pelipisnya memprediksi apa yang sedang di lakukan Linzy di sana selain mengganti pakaian.

Astaga Vio!

Ceklek.

Pintu terbuka membuat Violet menarik paksa tangan Linzy sehingga gadis cantik itu menghempaskan tangannya dari cekalan Violet yang tiba-tiba saja berubah kasar.

“Hoby lo suka narik-narik tangan orang, ya? Gini amat punya kakak angkat. Nggak pernah di lembut-lembutin, huh!” kesal Linzy.

Linzy yang ingin berjalan duluan, di kagetkan oleh Violet yang menarik bahunya berbalik ke arahnya.

“Apa?” ucap Linzy seraya mengibas-ngibaskan tangannya agar udara dingin mengelilingi badannya yang gerah.

“Lo habis nge-anu, ya? Di dalam san–"

“Husst! Sembarangan kalo ngomong. Mana ada. Jangan berpikiran seperti itu deh!”

Linzy menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Lo aja yang nggak sabar nungguin gue makanya bilang kayak gitu. Apa nggak sabar pen cepat-cepat ke kelas biar ketemu Marvel?”

Linzy menyipitkan matanya membuat Violet menjadi gugup sendiri.

Gadis itu masih berkutat dengan pikirannya. Alasan apa yang akan ia katakan?

“Hust, udah mari kita kembali ke kelas. Soalnya tinggal 6 menit lagi baru jam istirahat." Violet mengalihkan pembicaraan.

“Hem, bilang aja kalau iya. Tapinya lo pura-pura ngalihin pembicaraan gue,” santai Linzy sambil berjalan mengikuti Violet dari belakang.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, banyak adik kelas maupun kakak kelas menyapa Linzy dan juga Violet.

Mereka tampak sangat cemas dengan keadaan Linzy tadi.

“Hai, kak Linzy cantik!”

“Kak Linzy nggak apa-apa, kan?”

“Iya gue nggak apa-apa!" Sahut Linzy.

“Gaya jalannya kak Vio tomboy banget!”

Mendadak langkah Violet terhenti. Cantik-cantik gini masa di bilangin tomboy!

Violet menoleh pada adik kelasnya yang berdehem kecil takut melihat tatapan Violet yang seperti tidak biasanya.

“Woy, kalo ngomong di jaga. Awas, lu! Mau gue tonjok, hah?!” ancam Violet.

Linzy yang mendengar itu hanya menggaruk kepalanya.

“Maaf, kak. Tapi emang kenyataan sih!” cicit adik kelas itu berlari ke kelasnya sambil tertawa terbahak-bahak.

kesayangan ketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang