…
“Azekk, yang kemarin di tolongin sama ayang bebnya, uhuy!” ucap Violet.
Violet berjalan ke arah meja Linzy yang sedang duduk melamun menoleh ke kaca jendela kelas. Gadis cantik itu sontak mengubah ekspresi wajahnya menjadi murung.
“C1h, amit-amit! Awas, ya kalo lo ungkit-ungkit masalah itu lagi, gue nggak akan berteman sama lo!” canda Linzy membuat Violet memanyunkan bib1rnya.
“Eheh, bercanda tadi. Gue asal coblos-coblos aja. Eh, btw siapa yang jadi presiden, ya?” sahut Violet basa-basi sambil menggeser kursi lalu duduk di tempatnya.
“Jelas pak gemoy, lah!”
“Ck, gue doain semoga Anis Baswedan yang bakal jadi,” timpal Violet tidak mau kalah. Gadis itu menatap Linzy dengan tatapan sengitnya.
“Pala lo! Udah jelas kemarin yang jadi presiden tuh, Prabowo-Gibran gobl0k!” ucap Linzy sambil mengeluarkan ponselnya.
Lalu memperlihatkan pada Violet yang membuat gadis itu melongo tak percaya.
Violet berdiri.
Brakh!
Seketika semua murid tersentak kaget dan menoleh pada Violet yang memukul meja.
“Nggak mungkin! Itu hoax anj1r!” bar-bar Violet lalu berjalan menuju pintu dan ia pun tidak sengaja menabrak seseorang.
“Woy! Kalo jalan pake ma–” mendadak wajah Violet berubah datar setelah melihat siapakah orang yang di tabraknya.
Dan itu ternyata adalah Marvel dan juga Dava di belakangnya.
“Nj4y! Itu mubar, ya? Ganteng banget!”
“He'em mirip sih Dava. Tapi, sayangnya Dava tetapi nomor 1 paling ganteng!”
“Oo, itu mubarnya? Cool!”
Linzy hanya memutar bola matanya malas mendengar semua celotehan murid-murid yang ada di kelasnya yang sibuk membicarakan Marvel.
Gadis itu segera melirik Dava yang berjalan duduk di tempatnya. Tampak wajah pria itu sangat datar, berbeda seperti kemarin yang tidak terlalu datar.
Mungkin karena masalah kemarin yang di mana Linzy menampar cowok itu?
“Ck, tidak tahu berterima kasih!” lirih Dava sangat tajam yang dapat masuk ke dalam indera pendengaran Linzy.
Linzy pun berbalik lalu menyinis Dava.
Cowok itu mengerutkan keningnya melihat Linzy yang menginisnya seperti itu.“Bar-bar lo!” ucap Marvel menarik tangan Violet agar berdiri dari sana. Violet melirik Marvel tajam lalu kembali duduk di samping Linzy.
“Sok asik banget. Kemarin aja udah coblos-coblos bilangin gue pacarnya dia! Hih!” ketus Violet lalu menoleh pada Lizny yang hanya menghela nafasnya lalu membuka bukunya.
“Jangan terlalu rajin Zy, nanti otak gue ngamuk. Udah sekarat nih, jangan di tambah lagi dong,” cengir Violet.
“O!”
Violet mengangkat jari telunjuk dan ibu jarinya lalu mendaratkan sentilan pada kening Linzy. Linzy pun menoleh lalu membalasnya hingga jadilah kerusuhan yang membuat Marvel terganggu.
“Woy!"
“Ap–lo?! Nggak usah ikut campur deh kalo nggak mau di sentil juga. Huh, mubar kok banyak gayanya,” ucap Violet dan Lizny serempak.
“Eh?” ucap Linzy lalu kedua cewek itu saling pandang.
“Napa lo ikut-ikut bicara gue, hah?!” cetus Linzy cepat membuat Violet semakin geram. Violet membuang mukanya ke arah lain sambil bersedekap d*da.