GADIS_KESAYANGAN_KETOS_DINGIN
⚠️ Abaikan, Typo ⚠️
…
Anggota Genk Kairaz sudah berkumpul di basecamp mereka, tinggal tunggu waktu saja kapan Genk Lesurt akan datang ke sana.
Dava dan juga lainnya sedang berada diatas motor sambil menatap lurus tepat di jalan raya, mereka masih setia menunggu mereka padahal sejak awal Genk Lesurt lah yang mengajak mereka balapan duluan.
"Astaga, padahal mereka yang ngajak kita balapan! Mereka juga yang lama datang!"
Radya berceloteh tidak jelas lalu menoleh sekilas lagi pada jalan raya yang kosong.
"Harus extra sabar nih gue, pasti para Genk Lesurt masih dandan!" tawa Jeno membuat semua anggota Genk Kairaz tertawa renyah, terkecuali dengan Dava! Ingat, kecuali Dava!
Dava mendongak ke atas menatap langit malam yang dipenuhi dengan bintang-bintang, jujur ia masih belum menerima kalau Linzy menolaknya begitu saja.
Ia harus mencari cara agar Linzy mau dengannya, walau itu termasuk dalam pemaksaan asal, Linzy mau dengannya lagi.
"Cara apalagi supaya lo mau dengan gue?" lirih Dava yang tidak di dengar mereka semua.
Tidak lama kemudian, terdengar deru motor terpantul dimana-mana dan itu membuat telinga anggota Kairaz kesakitan. Mereka langsung menoleh pada Genk Lesurt.
Gio dan anggotanya datang dengan wajah berseri seperti dia saja yang akan menang di perlombaan ini, dulu memang mereka yang menang tetapi, sekarang! Mana bisa menang lagi. Kan, ada Dava!
"Noh orang yang ngajak kita balapan!" ucap Radya menunjuk ke arah Gio dan teman-temannya, mereka adalah orang-orang yang mengajak balapan, Dava mengangguk.
"Ck, tenyata lo datang langsung ngehujat kita ya?" balas Radya tidak terima.
"Lemahnya sama cewek doang!" teriak Gio meremehkan Dava, orang yang dihina bersikap tenang seperti biasa.
"Nggak usah basa-basi, mau lo apa? Ngajak kita balapan? Itu aja? Mending pulang tidur sana!" balas Akaza tidak terima kalau Gio menghina Dava begitu saja, sementara cowok itu hanya menoleh ke arahnya dengan malas.
"Gue nggak kayak lu ya, dasar NEET!"
Rahang Akaza mengeras seketika, sedetik kemudian ia rubah dengan cepat sebelum kesabarannya habis dan membuang Gio sampai ke planet mars, atau ke bintang.
"Seperti biasa, di arena!" setelah Gio mengatakan itu, ia pun langsung pergi bersama teman-temannya menuju ke tempat arena balapan.
Dava menghela nafasnya kasar, cowok itu sama sekali belum pergi meninggalkan tempat termasuk Akaza, Radya dan Jeno pun ada disana. Mereka masih terdiam menunggu Dava pergi ke tempat arena.
"Kita nggak pergi nih ceritanya? Kok lo bengong disini?" tanya Jeno merasa kesal. Ia melirik sedikit demi sedikit kearah Dava yang terlihat lebih kesal darinya, seperti ada yang ia sembunyikan dari semuanya, gelisah.
"Dava! Woy, lo dengar nggak sih? Lagi ngapain sih lu pada bengong disitu, lagi mikirin Linzy?"
Dava sontak menoleh pada Akaza dengan tatapan membunvhnya lalu berpaling kembali
"Pergi!" titah Dava setelahnya, hingga mereka semua tancap gas dari tempat sana sampai tersisa Dava seorang yang masih terdiam. Ia tiba-tiba saja memikirkan Linzy, apa Dava salah membentak Linzy seperti tadi?
Sedetik kemudian, Dava juga belum pergi dari tempat itu, ia masih nampak berpikir dan berpikir, kalian sudah tau kan, kalau Dava memikirkan siapa lagi disaat-saat ini, bukan?