…
“A--apa yang mau lo lakuin?” gugup Linzy saat Dava semakin mengeratkan pelvkan pada pinggang ramping Linzy.
…
“Ck, ikuti saja alur permainannya!” bisik Dava menakan setiap kata-katanya.
Alur permainannya? Sontak Linzy tidak bisa berpikir jernih saat wajah tampan Dava mendekat pada wajah cantiknya.
Linzy segera menunduk membuat Dava kesal dan menarik dagu gadis itu.
“L--lepas, gue ma-mau–”
“Cantik!” gumam Dava dengan sebuah seringai coolnya membuat mata Lizny membulat sempurna.
Ini bukan Dava yang seperti ia kenal? Di manakah sifat asli cowok itu?
“Hah?!” kaget Linzy dan tiba-tiba saja ...
Dava mendorong gadis itu dengan pelan hingga ia terpental ke tembok.
Tangan Dava berada di samping bahu mulvs Linzy yang memang dress gadis itu tidak menutupi seluruh bahunya.
Dava mendekatkan lagi wajahnya hingga deru nafas cowok itu menerpa wajah cantik Linzy. Linzy memegang tubvh cowok itu agar tidak menghimpitnya seperti ini.
“Apa yang–awas!” sentak Linzy mendorong tubvh kekar Dava.
Cowok itu sedikit tergeser tetapi dengan cepat ia mendekatkan bib1rnya lagi ke arah bib1r Linzy hingga tinggal beberapa centi lagi bib1r mereka saling bersentuhan.
Tetapi, Dava menggerang lalu menatap Linzy dengan tatapan sulit diartikan.
“Argh!”
Dava pun menatap mata Lizny sejenak dan pergi menjauh dari gadis itu.
Huff.
“A-apa yang mau dia lakukan?” gumam Linzy memegang kepalanya lalu pergi dari sana kembali ke tempat duduknya.
Di sana ia bertemu dengan Violet yang sedang memgang d*danya seperti orang kaget.
“Vio!” panggil Linzy membuat Violet berdiri dari duduknya.
“Lo dari mana aja sih? Mana jantung gue sekarang udah sekarat. Gue hampir gil4 lihat mukanya dia. Bukan gil4 karena wajah gantengnya! Tapi muak dengan sikapnya yang bikin jantvng gue, dag dig dug ser!”
Linzy mengerutkan keningnya. “S--siapa yang lo maksud?” tanyanya membuat Violet tersenyum lebar.
“Siapalagi kalo bukan cowok yang tadi. Marvel!”
“Nama cowok tadi, Marvel?” ulang Linzy.
Violet menganggukan kepalanya.
Belum beberapa menit, mereka di kagetkan oleh suara tawa sinis dari hadapan mereka. Yang tak lain adalah Reva dan Naya.
Mereka tampak melipat tangannya ke depan dad4.
“Uaww! Ada sih miskin dan sih bar-bar ternyata! Dansa sama siapa? Dansa sama setan, ya? Duh, pengen nangis!” ucap Naya saling pandang ke arah Reva.
Linzy menundukkan kepalanya membuat Reva menarik rambut indahnya itu agar segera mendongakkan wajahnya ke arah mereka berdua.
“Kalian berdua ken–ck!”
Violet yang ingin menyemprot mereka berdua dengan kata-katanya segera di tahan oleh Linzy.
“Ahahaha ... Rambutnya bagus juga. Kalau gitu gimana kalau kita gunting aja biar jadi tambah bagus. Gimana, Nay?” tanya Reva melepas tarikannya.