lizy

11 0 0
                                    

• Sekejam-kejamnya Zero! Tetapi, lebih menakutkan Dava!
                  -Author Najwa >< Dava Kairaz. 🪐

Keesokan harinya, nampak Linzy berlari masuk ke dalam sekolah. Tetapi untungnya, hari ini gadis itu tidak terlambat yang membuatnya bisa bernafas lega.

Linzy berjalan dengan santai menoleh ke samping kanan dan kiri melihat murid-murid yang sedang mengerjakan aktivitasnya seperti biasa.

“Violet kemana? Apa dia tidak datang hari ini? Mungkin lagi sakit. Semoga cepat sembuh kalo Violet emang lagi sakit.” monolog Linzy agak cemas.

Gadis itu segera pergi ke kelas melewati koridor sekolah. Linzy merasa syukur hari ini karena ia tidak terlambat. Dengan begitu, Linzy tidak akan di hukum lagi.

Baru saja menginjakkan kakinya masuk ke dalam kelas, seseorang dengan kasar menarik tangan Linzy membuat gadis cantik itu hampir terhuyung, tetapi dengan sigap ia berdiri menahan dirinya.

“Kerjain tugas kita!” titah Zevan dan Nathan menyodorkan buku mereka membuat Linzy menghela nafas lalu menatap kedua cowok tampan itu dengan tajam.

“Tapi, kak Linzy nggak bisa kerjain tugas kalian. Linzy nggak tau. Kan, kakak itu kakak kelas Linzy. Jadi, Linzy nggak tau soal pelajaran kalian,” bohong Linzy.

Sebenarnya gadis itu sangat tahu betul.

“Lo nggak usah pura-pura nggak ta–”

“Nathan udah, oke. Kalau itu yang lo katain. Tapi, jangan salahin gue kalo sebentar lo kenapa-napa,” ucap Zevan penuh penekanan membuat Linzy menelan sal1vanya susah payah.

Kedua cowok itu pergi meninggalkan Linzy seorang diri tanpa di temani siapapun di dalam kelas.

Semua orang sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Tanpa Violet rasanya hidup Linzy tidak ada gunanya.

“Vio! Kenapa sih lo nggak datang!” gumam Linzy hingga sebuah tepukan dari belakang membuatnya terpingkal kaget dan berbalik. Rupanya seorang Violet Renata akhirnya datang juga.

“Oii, gue nggak sakit tapi hanya terlambat dikit. Nggak apa-apa, kan? Kasihan yang nungguin. Eaakk!” heboh Violet yang tiba-tiba mencubit gemas pipi Linzy.

“Awsh, sakit! Lo mau bikin pipi anak orang bengkak apa, hah?!” kesal Linzy melepaskan tangan Violet yang masih senantiasa mencubit pipi chubbynya.

Sedetik kemudian, siswa-siswi berhamburan masuk ke dalam kelas karena guru yang akan mengajar akan segera masuk dan itu membuat kedua gadis cantik itu langsung duduk di tempat berpura-pura sedang membaca atau menulis.

Sontak suasana kelas hening seketika. Terdengar langkah kaki dari luar membuat semuanya semakin rapat dan memajukan wajahnya di hadapan buku mereka masing-masing.

“Selamat pagi anak-anak!”

“Pagi Bu!”

“Hari ini semua jam mata pelajaran akan di kosongkan dahulu. Karena, guru-guru yang lain akan mengadakan rapat penting di sekolah sebelah jadi, saya harap ketua OSIS–ketua OSIS?” ucap guru itu mencari Dava.

Linzy yang mendengar itu, segera menoleh ke belakang mencari keberadaan Dava.

Biasanya cowok itu sudah berada di dalam kelas sebelum pelajaran di mulai. Tetapi sekarang? Cowok itu kemana?

“Davanya nggak ada Bu!” sahut Violet dengan cepat sebelum semuanya menyahut.

“Davanya nggak ada? Ok, saya harap kamu akan memberitahu Dava sebentar, ya? Kalo ketua OSIS yang akan bertanggung jawab saat kita pergi ke sekolah sebelah. Ok?”

kesayangan ketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang